Yang dapat dilakukan oleh Lembaga Pendidikan kita untuk lebih meningkatkan pemanfatan IPTEK untuk kesejahteraan Bangsa sekaligus mengurangi (dan kalau bisa mencegah sama sekali) dampak negatif kemajuan IPTEK tersebut adalah :
1. Memberikan sejumlah pengetahuan tentang Sains dan Teknologi yang sepadan dengan tuntutan era globalisasi. Pengetahuan ini disebut Scientific Litercy ( Melek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Scientific Literacy ini merupakan bagian dari pengetahuan yang lebih luas, yaitu Cultural Literacy (Melek budaya).
2. Memberikan Pendidikan Moral dan Agama yang memadai.
3. Mengarahkan perkembangan Sains dan Teknologi dengan cara mendampinginya dalam setiap kegiatan pengembangan pemikiran baru di bidang Filsafat dan Agama. Sebab tanpa pemikiran baru, maka tidak akan pernah Dampak Negatif Kemajuan IPTEK akan terminimalisir.
BLOG INI SEBAGAI BAGIAN DARI PEMBELAJARAN, INFORMASI DAN RUANG EKSPRESI SERTA IMAJINASI. OLEH KARENA ITU TEGUR-SAPA, SARAN-KRITIK YANG BERSIFAT MEMBANGUN SANGAT DIHARAPKAN. SEIRING DENGAN ITU, TENTU AKAN DAKU TERIMA DENGAN SEGALA SENANG HATI.
11 Januari 2008
IMPLIKASI KEMAJUAN IPTEK
Implikasi kemajuan IPTEK terhadap Sistem Pendidikan Nasional kita adalah bahwa dalam rangka mengikuti kemajuan IPTEK, maka harus ada revisi Kurikulum untuk memperbaharui Pendidikan. Pembaharuan Pendidikan yang dimaksud adalah Pendidikan di Bidang Sains dan Teknologi, Moral dan Agama yang memadai untuk mencegah penyalah gunaan Sains dan Teknologi. Selain itu juga perlu diadakan pembaharuan terhadap buku-buku pelajaran, Metode-Metode Pembelajaran, Sarana Sekolah. Tentu saja harus ada juga pembaharuan dalam penciptaan suasana Sekolah. Penciptaan suasana Sekolah yang dimaksud adalah penciptaan suasana ilmiah, moralistik dan religius.
OUT OF SCHOOL EDUCATION
a. 1. Arti Out of School Education adalah :
Pengertian secara harafiahnya adalah Pendidikan Luar Sekolah. Adapun pengertian secara istilah, Out of School Education bukanlah pendidikan yang dilaksanakan atau diselenggarakan di luar gedung sekolah. Akan tetapi merupakan fenomena pendidikan yang konteks operasionalnya diselenggarakan di luar sistem persekolahan formal. Pada mulanya diselenggarakan melalui berbagai program yang disebut dengan istilah “Kursus”. Sekarang ini sering diselenggarakan melalui berbagai bentuk kegiatan. Misalnya : Pelatihan Pra Jabatan, Pelatihan dalam Jabatan, Seminar, Lokakarya dan sejenisnya.
a.2. Tujuan Utama Out of School Education adalah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja dalam waktu yang relatif singkat. Kebijakan ini ditempuh oleh banyak negara, karena peningkatan mutu tenaga kerja melalui sistem Out of School Education memerlukan waktu yang terlampau lama.
a.3. Makna bagi perkembangan kegiatan pendidikan itu sendiri adalah :
Pada masyarakat kita pada umumnya orang memandang rendah arti Out of School Education. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa yang terpenting dalam hidup ialah pendidikan formal. Mereka cenderung mempunyai apresiasi atau penghargaan yang sangat tinggi pada pendidikan formal dengan “Motto : Biar nganggur pokoknya Sarjana”.
b. 1. Contoh Dampak Positif Out of School Education, antara lain :
b.1.1. Membuka lapangan kerja di kalangan masyarakat. Contohnya : Seorang Rudi Hartono si Pemain Bulu Tangkis yang telah menulis tinta emas di dunia Bulu Tangkis baik Indonesia maupun Dunia, dengan mengoptimalkan keahliannya itu Rudi Hartono membuka pelatihan Bulu Tangkis. Tentu saja secara otomatis usahanya itu akan memberikan peluang dalam lapangan pekerjaan.
b.1.2. Untuk memenuhi produktifitas, kualitas serta pasaran di dunia kerja. Sebagai contohnya seorang pegawai yang dituntut untuk dapat mengikuti pesatnya perkembangan IPTEK ( Komputer), maka untuk dapat mengopersikannya perlu pelatihan atau kursus di lembaga-lembaga Out of School Education.
b.2. Dampak Negatif Out of School antara lain :
b.2.1. Lembaga-lembaga pendidikan nyaris tidak ada value transfering atau pertransferan nilai.
b.2.2. Selain itu melahirkan pendidikan yang kaca balau dan bersifat menipu. Mereka hanya menyebar iklan-iklan bimbingan yang mentakjubkan akan tetapi tidak mengasilkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya : Bimbingan Psikologi untuk menangani masalah yang secara klinis, dibuka atau diselenggarakan untuk Test IQ.
Pengertian secara harafiahnya adalah Pendidikan Luar Sekolah. Adapun pengertian secara istilah, Out of School Education bukanlah pendidikan yang dilaksanakan atau diselenggarakan di luar gedung sekolah. Akan tetapi merupakan fenomena pendidikan yang konteks operasionalnya diselenggarakan di luar sistem persekolahan formal. Pada mulanya diselenggarakan melalui berbagai program yang disebut dengan istilah “Kursus”. Sekarang ini sering diselenggarakan melalui berbagai bentuk kegiatan. Misalnya : Pelatihan Pra Jabatan, Pelatihan dalam Jabatan, Seminar, Lokakarya dan sejenisnya.
a.2. Tujuan Utama Out of School Education adalah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja dalam waktu yang relatif singkat. Kebijakan ini ditempuh oleh banyak negara, karena peningkatan mutu tenaga kerja melalui sistem Out of School Education memerlukan waktu yang terlampau lama.
a.3. Makna bagi perkembangan kegiatan pendidikan itu sendiri adalah :
Pada masyarakat kita pada umumnya orang memandang rendah arti Out of School Education. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa yang terpenting dalam hidup ialah pendidikan formal. Mereka cenderung mempunyai apresiasi atau penghargaan yang sangat tinggi pada pendidikan formal dengan “Motto : Biar nganggur pokoknya Sarjana”.
b. 1. Contoh Dampak Positif Out of School Education, antara lain :
b.1.1. Membuka lapangan kerja di kalangan masyarakat. Contohnya : Seorang Rudi Hartono si Pemain Bulu Tangkis yang telah menulis tinta emas di dunia Bulu Tangkis baik Indonesia maupun Dunia, dengan mengoptimalkan keahliannya itu Rudi Hartono membuka pelatihan Bulu Tangkis. Tentu saja secara otomatis usahanya itu akan memberikan peluang dalam lapangan pekerjaan.
b.1.2. Untuk memenuhi produktifitas, kualitas serta pasaran di dunia kerja. Sebagai contohnya seorang pegawai yang dituntut untuk dapat mengikuti pesatnya perkembangan IPTEK ( Komputer), maka untuk dapat mengopersikannya perlu pelatihan atau kursus di lembaga-lembaga Out of School Education.
b.2. Dampak Negatif Out of School antara lain :
b.2.1. Lembaga-lembaga pendidikan nyaris tidak ada value transfering atau pertransferan nilai.
b.2.2. Selain itu melahirkan pendidikan yang kaca balau dan bersifat menipu. Mereka hanya menyebar iklan-iklan bimbingan yang mentakjubkan akan tetapi tidak mengasilkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya : Bimbingan Psikologi untuk menangani masalah yang secara klinis, dibuka atau diselenggarakan untuk Test IQ.
AKIBAT DIKEMBANGKAN KONSEP MAKRO PENDIDIKAN
Dua macam akibat belum dikembangkannya Konsep Makro Pendidikan secara Teoritis dan Akademik Disipliner, adalah sebagai berikut :
2. b. 1. Timbul Lembaga-lembaga Pendidikan di luar sistem persekolahan yang dikelola tanpa landasan pendidikan yang memadai. Sebagai ilustrasi, adalah diselenggarakannya lembaga-lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon-calon pengasuh anak, calon-calon tenaga kerja. Masih banyak lembaga-lembaga pendidikan penyelenggara tidak membekali dengan pendidikan pengetahuan yang memadai.
2. b. 2. Masyarakat kita tidak memiliki institusi-institusi yang mampu memberikan pelayanan pendidikan luar sekolah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sekarang ini banyak orang tua yang mendapatkan kesukaran dalam membimbinganak mereka. Gejala ini sendiri merupakan akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat kita yang menyebabkan keluarga Indonesia merosot kemampuannya dalam menjalankan fungsi pendidikan. Sebagai ilustrasi, adalah bahwa banyak kita jumpai para orang tua yang mendapatkan kesulitan dalam membimbing anak lari ke ahli psikologi, bukan ke ahli pendidikan. Karena ahli psikologi mempunyai kemampuan menangani suatu kasus klinis, sedangkan di kalangan ahli pendidikan Indonesia generasi sekarang ini kemampuan seperti ini langka sekali.
2. b. 1. Timbul Lembaga-lembaga Pendidikan di luar sistem persekolahan yang dikelola tanpa landasan pendidikan yang memadai. Sebagai ilustrasi, adalah diselenggarakannya lembaga-lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon-calon pengasuh anak, calon-calon tenaga kerja. Masih banyak lembaga-lembaga pendidikan penyelenggara tidak membekali dengan pendidikan pengetahuan yang memadai.
2. b. 2. Masyarakat kita tidak memiliki institusi-institusi yang mampu memberikan pelayanan pendidikan luar sekolah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sekarang ini banyak orang tua yang mendapatkan kesukaran dalam membimbinganak mereka. Gejala ini sendiri merupakan akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat kita yang menyebabkan keluarga Indonesia merosot kemampuannya dalam menjalankan fungsi pendidikan. Sebagai ilustrasi, adalah bahwa banyak kita jumpai para orang tua yang mendapatkan kesulitan dalam membimbing anak lari ke ahli psikologi, bukan ke ahli pendidikan. Karena ahli psikologi mempunyai kemampuan menangani suatu kasus klinis, sedangkan di kalangan ahli pendidikan Indonesia generasi sekarang ini kemampuan seperti ini langka sekali.
KONSEP MAKRO PENDIDIKAN
Mengacu pada Definisi Modern Pendidikan, bahwa pendidikan dipandang sebagai proses yang berlangsung seumur hidup. Menurut pandangan ini pendidikan adalah sesuatu yang harus dicari dan dikejar secara terus menerus, seumur hidup. Sesuatu yang harus dicari dan dikejar itu adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai baru.
Untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai baru dapat diperoleh melalui pendidikan di Sekolah maupun pendidikan di luar Sekolah. Jadi pendidikan itu tidak menitik beratkan pada salah satu aspek saja, misalnya pada aspek pengetahuan (kognitif) saja atau aspek ketrampilan (Psikomotor) saja ataupun juga tidak hanya pada aspek nilai-nilai (afektif) saja. Sistem Pembelajarannyapun dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas akan tetapi juga di luar kelas, bisa bersifat formal, non formal ataupun in formal.
Untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai baru dapat diperoleh melalui pendidikan di Sekolah maupun pendidikan di luar Sekolah. Jadi pendidikan itu tidak menitik beratkan pada salah satu aspek saja, misalnya pada aspek pengetahuan (kognitif) saja atau aspek ketrampilan (Psikomotor) saja ataupun juga tidak hanya pada aspek nilai-nilai (afektif) saja. Sistem Pembelajarannyapun dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas akan tetapi juga di luar kelas, bisa bersifat formal, non formal ataupun in formal.
KEBIASAAN BELAJAR EFEKTIF
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu berhubungan dengan orang lain. Di rumah, seseorang berhubungan dengan keluarga dan saudaranya. Dalam lingkungan yang lebih luas, seseorang berhubungan dengan lingkungan masyarakat. Seorang siswa, akan berhubungan dengan lingkungan keluarga, teman bermain, serta lingkungan sekolahnya.
Apabila direnungkan, maka hubungan diantara mereka itu sesungguhnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, mewujudkan keinginan dan cita-citanya.
Dalam hubungannya dengan keinginan dan cita-cita, maka tidak seorangpun di dunia ini yang tidak memiliki keinginan dan cita-cita. Itulah sebabnya, maka setiap orang terdorong untuk mewujudkan atau meraih keinginan dan cita-citanya walaupun dalam mewujudkan atau meraih keinginan dan cita-citanya itu sangat sulit dan membutuhkan perjuangan berat, serta menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Keinginan dan cita-cita memang harus diperjuangkan. Namun, harus disesuaikan dengan kemampuan dan faktor-faktor pendukungnya.
Agar keinginan dan cita-cita dapat terwujud, seorang siswa dapat mengatur kegiatan, menggunakan waktu secara efektif dan bermanfaat. Mengatur kegiatan dan menggunakan waktu secara efektif dan bermanfaat itu dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
1. Menginventaris semua kegiatan sehari-hari
2. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Misalnya :
§ Untuk tidur atau istirahat, untuk belajar mandiri dan belajar di sekolah
§ Untuk makan, mandi, ibadah dan membantu pekerjaan di rumah
§ Untuk urusan pribadi, misalnya rekreasi, penyaluran hobi, menonton televisi, dan sebagainya.
3. Membagi waktu sesuai dengan status sebagai pelajar. Tentu saja waktu yang dipergunakan seorang siswa, sebagian besar adalah belajar.
1. Pembagian waktu yang sudah disusun sendiri hendaknya dipatuhinya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Dari gambaran di atas, hendaklah dipahami bahwa dalam menggunakan waktu belajar tidak perlu sampai menghabiskan tenaga, melainkan belajar dengan sungguh-sungguh. Belajar sungguh-sungguh bukan berarti diburu-buru oleh waktu, melainkan belajar dengan tenang, teliti dan dengan penuh konsentrasi, serta dengan kesiapan mental.Tanpa semuanya itu, siswa tidak akan dapat menghindari berbagai gangguan / hambatan belajar yang mungkin terjadi.
Apabila direnungkan, maka hubungan diantara mereka itu sesungguhnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, mewujudkan keinginan dan cita-citanya.
Dalam hubungannya dengan keinginan dan cita-cita, maka tidak seorangpun di dunia ini yang tidak memiliki keinginan dan cita-cita. Itulah sebabnya, maka setiap orang terdorong untuk mewujudkan atau meraih keinginan dan cita-citanya walaupun dalam mewujudkan atau meraih keinginan dan cita-citanya itu sangat sulit dan membutuhkan perjuangan berat, serta menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Keinginan dan cita-cita memang harus diperjuangkan. Namun, harus disesuaikan dengan kemampuan dan faktor-faktor pendukungnya.
Agar keinginan dan cita-cita dapat terwujud, seorang siswa dapat mengatur kegiatan, menggunakan waktu secara efektif dan bermanfaat. Mengatur kegiatan dan menggunakan waktu secara efektif dan bermanfaat itu dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
1. Menginventaris semua kegiatan sehari-hari
2. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Misalnya :
§ Untuk tidur atau istirahat, untuk belajar mandiri dan belajar di sekolah
§ Untuk makan, mandi, ibadah dan membantu pekerjaan di rumah
§ Untuk urusan pribadi, misalnya rekreasi, penyaluran hobi, menonton televisi, dan sebagainya.
3. Membagi waktu sesuai dengan status sebagai pelajar. Tentu saja waktu yang dipergunakan seorang siswa, sebagian besar adalah belajar.
1. Pembagian waktu yang sudah disusun sendiri hendaknya dipatuhinya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Dari gambaran di atas, hendaklah dipahami bahwa dalam menggunakan waktu belajar tidak perlu sampai menghabiskan tenaga, melainkan belajar dengan sungguh-sungguh. Belajar sungguh-sungguh bukan berarti diburu-buru oleh waktu, melainkan belajar dengan tenang, teliti dan dengan penuh konsentrasi, serta dengan kesiapan mental.Tanpa semuanya itu, siswa tidak akan dapat menghindari berbagai gangguan / hambatan belajar yang mungkin terjadi.
HAKEKAT NILAI DAN NORMA
Nilai-nilai dan Norma-norma pokok, memberikan sumbangan yang berarti pada pembentukan pandangan hidup. Nilai-nilai dan norma-norma juga memberikan perasaan identitas kepada seseorang atau kelompok. Dengan demikian, nilai-nilai dan norma-norma itu mengandung standar pedoman berperilaku.
Misalnya : Mengapa siswa harus memakai pakaian seragam ketika bersekolah ?, Mengapa seorang siswa harus berada di dalam kelas ketika guru memberikan pelajaran selama jam belajar ?, Mengapa kita harus berjalan di sebelah kiri ketika berkendaraan di jalan raya ?, Mengapa pula anak harus berbakti kepada orang tua dan sebaliknya orang tua harus memelihara dan merawat anak-anaknya ?
Jawabannya adalah, karena di dalam setiap masyarakat ada nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur perilaku para anggotanya. Mengapa semua itu diatur dengan nilai-nilai dan norma-norma ?.
Bayangkan, apabila siswa bersekolah tanpa pengaturan soal berpakaian, maka akan terjadi beraneka ragam model pakaian yang digunakan oleh masing-masing siswa. Identitas siswa tidak jelas, akan terjadi perbedaan yang mencolok antara siswa yang berasal dari keluarga mampu dengan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, juga akan banyak berpengaruh terhadap konsentrasi belajar-mengajar di sekolah. Bayangkan pula, apabila kendaraan di jalan raya berjalan tanpa nilai-nilai dan norma-norma lalu lintas. Kendaraan yang satu berjalan di sebelah kanan dan dengan arah yang sama kendaraan lain berjalan di sebelah kiri, sehingga saling berpapasan. Maka, akibatnya akan terjadi kemacetan dan banyak sekali kecelakaan.
Apakah telah anda pikirkan, mengapa banyak terjadi kecelakaan dan kenakalan remaja ? Ini terjadi karena kurang kesadaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma dari warga masyarakat.
Bayangkan, seandainya para warga masyarakat baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/unit kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas saling menjunjung tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, Hukum, ilmu dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku atau nilai-nilai dan norma-norma, maka betapa damai dan indahnya hidup ini. Dengan demikian, maka InsyaAllah, hambatan-hambatan di dalam mewujudkan cita-cita dapat di atasi atau dihindari.
Misalnya : Mengapa siswa harus memakai pakaian seragam ketika bersekolah ?, Mengapa seorang siswa harus berada di dalam kelas ketika guru memberikan pelajaran selama jam belajar ?, Mengapa kita harus berjalan di sebelah kiri ketika berkendaraan di jalan raya ?, Mengapa pula anak harus berbakti kepada orang tua dan sebaliknya orang tua harus memelihara dan merawat anak-anaknya ?
Jawabannya adalah, karena di dalam setiap masyarakat ada nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur perilaku para anggotanya. Mengapa semua itu diatur dengan nilai-nilai dan norma-norma ?.
Bayangkan, apabila siswa bersekolah tanpa pengaturan soal berpakaian, maka akan terjadi beraneka ragam model pakaian yang digunakan oleh masing-masing siswa. Identitas siswa tidak jelas, akan terjadi perbedaan yang mencolok antara siswa yang berasal dari keluarga mampu dengan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, juga akan banyak berpengaruh terhadap konsentrasi belajar-mengajar di sekolah. Bayangkan pula, apabila kendaraan di jalan raya berjalan tanpa nilai-nilai dan norma-norma lalu lintas. Kendaraan yang satu berjalan di sebelah kanan dan dengan arah yang sama kendaraan lain berjalan di sebelah kiri, sehingga saling berpapasan. Maka, akibatnya akan terjadi kemacetan dan banyak sekali kecelakaan.
Apakah telah anda pikirkan, mengapa banyak terjadi kecelakaan dan kenakalan remaja ? Ini terjadi karena kurang kesadaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma dari warga masyarakat.
Bayangkan, seandainya para warga masyarakat baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/unit kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas saling menjunjung tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, Hukum, ilmu dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku atau nilai-nilai dan norma-norma, maka betapa damai dan indahnya hidup ini. Dengan demikian, maka InsyaAllah, hambatan-hambatan di dalam mewujudkan cita-cita dapat di atasi atau dihindari.
AKIBAT KESOMBONGANNYA SENDIRI
Ketika seorang siswa baru di SMA Kebangsaan, namanya Rozi menjanyakan letak ruang Guru kepada Risman, Risman dengan ramah dan bersahabat mengantarkannya ke sana. Bahkan, esok harinya dia menunjukkan ruang-ruang lainnya.
Berbeda dengan Ritam. Ritam merasa siswa lama, dia sangat sombong dan tidak disukai oleh teman-temannya. Ritam sangat memandang rendah kepada teman barunya itu. Dia menganggap teman barunya itu akan sulit menyesuaikan diri dan tidak akan dapat mengikuti pelajaran di tempat yang baru.
Itulah sebabnya ketika Ibu Tuti, seorang Guru Sosiologi masuk kelas, maka dengan sombong Ritam duduk di bangku paling depan.
Ternyata, tiba-tiba Ibu Tuti mengadakan ulangan. Rozi mengerjakan ulangan dengan tenang, karena di sekolah yang sebelumnya dia sudah mendapatkan materi pelajaran yang diulangkan oleh Ibu Tuti, selain itu Rozi sudah terbiasa dan disiplin selalu mengulang pelajaran di rumah. Jadi walaupun tidak belajar, InsyaAllah Rozi dapat mengerjakannya.
Berbeda dengan Ritam yang tidak terbiasa dan tidak disiplin belajar setiap hari. Jadi ketika diadakan ulangan secara tiba-tiba, dia bingung dan yang pasti tidak dapat mengerjakan ulangannya. Akibatnya, hasil ulangannya mengecewakan. Dalam hatinya dia menyesal.
Sejak saat itu dia menjadi ramah dengan siapapun. Teman-temannya berubah menyenangi dia. Selain itu setiap malam hari, dia mengulang kembali dan mempelajari pelajaran yang sudah diberikan di sekolah.
Berbeda dengan Ritam. Ritam merasa siswa lama, dia sangat sombong dan tidak disukai oleh teman-temannya. Ritam sangat memandang rendah kepada teman barunya itu. Dia menganggap teman barunya itu akan sulit menyesuaikan diri dan tidak akan dapat mengikuti pelajaran di tempat yang baru.
Itulah sebabnya ketika Ibu Tuti, seorang Guru Sosiologi masuk kelas, maka dengan sombong Ritam duduk di bangku paling depan.
Ternyata, tiba-tiba Ibu Tuti mengadakan ulangan. Rozi mengerjakan ulangan dengan tenang, karena di sekolah yang sebelumnya dia sudah mendapatkan materi pelajaran yang diulangkan oleh Ibu Tuti, selain itu Rozi sudah terbiasa dan disiplin selalu mengulang pelajaran di rumah. Jadi walaupun tidak belajar, InsyaAllah Rozi dapat mengerjakannya.
Berbeda dengan Ritam yang tidak terbiasa dan tidak disiplin belajar setiap hari. Jadi ketika diadakan ulangan secara tiba-tiba, dia bingung dan yang pasti tidak dapat mengerjakan ulangannya. Akibatnya, hasil ulangannya mengecewakan. Dalam hatinya dia menyesal.
Sejak saat itu dia menjadi ramah dengan siapapun. Teman-temannya berubah menyenangi dia. Selain itu setiap malam hari, dia mengulang kembali dan mempelajari pelajaran yang sudah diberikan di sekolah.
FOKUS BAYANGAN SEKOLAH YANG NYAMAN DAN DAMAI
“Silahkan anda duduk dengan nyaman dan biarkan bandan anda rileks …. Sambil anda bernapas dengan perlahan. Biarkan pikiran anda diam dan tenang …. Mulailah rilekskan kaki anda …. , bandan anda ….., perut anda …., bahu anda …., leher anda …., wajah anda …., hidung anda …., mata anda …., dahi anda …. Pejamkan mata anda …. Pikiran anda jernihkan ...., tenangkan …., Konsentrasikan pikiran dalam keheningan sambil berdo’a menurut keyakinan masing-masing...., Dengarkan suara yang paling jauh …., Kemudian dengarkan suara yang paling dekat …., Kemudian tangkap bentuk bayangan sekolah anda ...., bayangkan teman-teman yang menyenangkan …., bayangkan guru-guru yang penuh kasih sayang …., bayangkan seluruh warga sekolah yang ramahdan murah senyum serta saling menghormati…., bayangkan sekolah yang bersih dan nyaman …., bayangkan sekolah yang tertib…., bayangkan sekolah yang damai…., Nikmatilah kedamaiannya itu …., Setiap orang menginginkan kedamaian…., keteratuan…., ketertiban…., kehormatan…., kerjasama…., dihargai…., Nikmatilah…., rasakan dengan penuh perasaan…., lihatlah apa-apa yang baik dari setiap warga sekolah anda…., Sekarang biarkanlah bayangan itu pudar dari angan anda, dan kembalilah perhatian anda pada suasana awal.
NILAI DAN NORMA
Untuk melakukan tindakan sehari-hari, seseorang dibimbing oleh suatu nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Nilai-nilai dan norma-norma merupakan prinsip-prinsip yang berlaku di masyarakat tentang apa yang menarik, tentang sesuatu yang kita cari, tentang sesuatu yang menyenangkan, tentang sesuatu yang disukai dan yang diinginkan, tentang sesuatu yang baik dan benar serta tentang sesuatu yang berharga, yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat.
Seorang siswa atau pelajar akan mendengarkan dengan baik ketika guru menjelaskan pelajaran, atau menyapa dengan sopan ketika bertemu dengan guru di suatu tempat di luar sekolah. Ini adalah sesuatu yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma.
Ada juga nilai-nilai dan norma-norma yang membimbing seseorang dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Seorang siswa atau pelajar tidak akan membuat gaduh atau keributan ketika orang tuanya menerima tamu. Apabila siswa atau pelajar bertamu, dia akan menyapa orang tua temannya dengan sopan.
Nilai-nilai dan norma-norma ada pada setiap aspek kehidupan manusia. Bahkan, tanpa disadari sebenarnya setiap saat manusia terikat oleh berbagai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Ketika seorang teman kita meminjam buku catatan kita karena dia tidak masuk (sakit), secara spontan kita meminjakan dengan segala senang hati. Tindakan ini tidak memikirkan untung dan rugi atau imbalan. Hal ini terjadi karena nilai-nilai dan norma-norma untuk membantu teman yang sedang membutuhkan pertolongan (meminjam buku catatan).
Nilai-nilai dan norma-norma itu sesungguhnya sudah mendarah-daging dalam diri manusia, dan sangat mempengaruhi setiap gerak atau tingkah-laku / perilaku manusia sejak bangun tidur, mandi, makan, berjalan, belajar, berkomunikasi dengan orang lain, beraktivitas lainnya baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/unit kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas, hingga malam hari samapai kemudian manusia itu tidur kembali dan bangun esok hari untuk beraktivitas kembali.
Manusia sebagai makhluk sosial, selalu hidup bermasyarakat dan bertetangga. Oleh karena itu seharusnya manusia memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Walaupun kadang-kadang manusia dihadapkan pada suatu pilihan antara keinginan sendiri maupun tuntutan masyarakat.
Ada juga pepatah yang mengatakan “Lain Lubuk Lain Ikannya, Lain Ladang Lain Belalang”, menggambarkan bahwa setiap tempat memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda. Perbedaan nilai-nilai dan norma-norma terjadi karena banyak aspek yang membentuknya, antara lain “Kebudayaan” yang berlaku pada lingkungan tempat seseorang atau masyarakat beraktivitas.
Dengan demikian, nilai-nilai dan norma-norma mengandung standar perilaku manusia. Oleh karena itu siapapun baik siswa atau pelajar maupun yang lainnya diharapkan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dimana dia berada, sesuai dengan pepatah “Dimana Bumi dipijak, disitu Langit dijunjung”.
Nilai-nilai dan norma-norma merupakan prinsip-prinsip yang berlaku di masyarakat tentang apa yang menarik, tentang sesuatu yang kita cari, tentang sesuatu yang menyenangkan, tentang sesuatu yang disukai dan yang diinginkan, tentang sesuatu yang baik dan benar serta tentang sesuatu yang berharga, yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat.
Seorang siswa atau pelajar akan mendengarkan dengan baik ketika guru menjelaskan pelajaran, atau menyapa dengan sopan ketika bertemu dengan guru di suatu tempat di luar sekolah. Ini adalah sesuatu yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma.
Ada juga nilai-nilai dan norma-norma yang membimbing seseorang dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Seorang siswa atau pelajar tidak akan membuat gaduh atau keributan ketika orang tuanya menerima tamu. Apabila siswa atau pelajar bertamu, dia akan menyapa orang tua temannya dengan sopan.
Nilai-nilai dan norma-norma ada pada setiap aspek kehidupan manusia. Bahkan, tanpa disadari sebenarnya setiap saat manusia terikat oleh berbagai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Ketika seorang teman kita meminjam buku catatan kita karena dia tidak masuk (sakit), secara spontan kita meminjakan dengan segala senang hati. Tindakan ini tidak memikirkan untung dan rugi atau imbalan. Hal ini terjadi karena nilai-nilai dan norma-norma untuk membantu teman yang sedang membutuhkan pertolongan (meminjam buku catatan).
Nilai-nilai dan norma-norma itu sesungguhnya sudah mendarah-daging dalam diri manusia, dan sangat mempengaruhi setiap gerak atau tingkah-laku / perilaku manusia sejak bangun tidur, mandi, makan, berjalan, belajar, berkomunikasi dengan orang lain, beraktivitas lainnya baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/unit kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas, hingga malam hari samapai kemudian manusia itu tidur kembali dan bangun esok hari untuk beraktivitas kembali.
Manusia sebagai makhluk sosial, selalu hidup bermasyarakat dan bertetangga. Oleh karena itu seharusnya manusia memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Walaupun kadang-kadang manusia dihadapkan pada suatu pilihan antara keinginan sendiri maupun tuntutan masyarakat.
Ada juga pepatah yang mengatakan “Lain Lubuk Lain Ikannya, Lain Ladang Lain Belalang”, menggambarkan bahwa setiap tempat memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda. Perbedaan nilai-nilai dan norma-norma terjadi karena banyak aspek yang membentuknya, antara lain “Kebudayaan” yang berlaku pada lingkungan tempat seseorang atau masyarakat beraktivitas.
Dengan demikian, nilai-nilai dan norma-norma mengandung standar perilaku manusia. Oleh karena itu siapapun baik siswa atau pelajar maupun yang lainnya diharapkan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dimana dia berada, sesuai dengan pepatah “Dimana Bumi dipijak, disitu Langit dijunjung”.
SOP BUNTUT BANG HAJI
Memilih atau menentukan nama sebuah usaha menjadi pilihan yang harus dipertimbangkan, sebab ini bukan masalah yang mudah. Memilih nama atau menentukan nama sebuah usaha selain alasan bisnis, nama memang tidak bisa dipandang remeh karena menyangkut citra, kepercayaan, kualitas dan sederet konsekuensi lainnya dalam berbisnis.
Hal itu dialami oleh Damenk, pengusaha bakmi yang membuka restorannya di kawasan Bintaro Jaya. Setelah rumahnya kecurian, Damenk kehabisan modal. Oleh karena itu untuk membuka restoran baru tidak mungkin karena dia sudah tidak mempunyai modal lagi. Sedangkan untuk mepinjam modal dari Bank, dia tidak mempunyai jaminan apa-apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual bakmi kaki lima yang masih di kawasan Bintaro Jaya, yaitu di sektor Ruko sektor sembilan.
Meskipun olahannya enak, pengunjungnya tidak banyak. Para pelanggan umumnya lebih suka memilih tempat-tempat yang namanya mudah di ingat dan mengandung sensasi, misalnya : Es Teller, Tahu Brontak, Mie Kriting, Soda Gembira, Bakso Kumis, dan sebagainya, walaupun ranya kurang enak. Oleh karena itu, kemudian Damenk mencari nama yang sensasional, mudah diingat dan belum ada yang menggunakan yaitu Bakmi Raos Cak Damenk.
Akhirnya, jualannya semakin hari semakin laris dan berkembang. Sampai kini dia sudah membuka dua tempat lagi di kawasan bisnis Kreo.
Pilihan Damenk memberi, memilih atau menentukan nama usahanya itu adalah sebuah yang tidak mudah, sebab apapun pilihannya nanti ada konsekuensi yang harus dihadapi. Namun nampaknya pilihan Damenk tersebut adalah sebuah pilihan yang tepat.
Hal itu dialami oleh Damenk, pengusaha bakmi yang membuka restorannya di kawasan Bintaro Jaya. Setelah rumahnya kecurian, Damenk kehabisan modal. Oleh karena itu untuk membuka restoran baru tidak mungkin karena dia sudah tidak mempunyai modal lagi. Sedangkan untuk mepinjam modal dari Bank, dia tidak mempunyai jaminan apa-apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual bakmi kaki lima yang masih di kawasan Bintaro Jaya, yaitu di sektor Ruko sektor sembilan.
Meskipun olahannya enak, pengunjungnya tidak banyak. Para pelanggan umumnya lebih suka memilih tempat-tempat yang namanya mudah di ingat dan mengandung sensasi, misalnya : Es Teller, Tahu Brontak, Mie Kriting, Soda Gembira, Bakso Kumis, dan sebagainya, walaupun ranya kurang enak. Oleh karena itu, kemudian Damenk mencari nama yang sensasional, mudah diingat dan belum ada yang menggunakan yaitu Bakmi Raos Cak Damenk.
Akhirnya, jualannya semakin hari semakin laris dan berkembang. Sampai kini dia sudah membuka dua tempat lagi di kawasan bisnis Kreo.
Pilihan Damenk memberi, memilih atau menentukan nama usahanya itu adalah sebuah yang tidak mudah, sebab apapun pilihannya nanti ada konsekuensi yang harus dihadapi. Namun nampaknya pilihan Damenk tersebut adalah sebuah pilihan yang tepat.
PILIHAN YANG TEPAT
Bella adalah kelas satu SMA di Jakarta. Dia mempunyai kegiatan latihan band setiap pulang sekolah hingga larut malam. Andi mempunyai bakat dan hobbi bermain band, oleh karena itu waktu yang dilalui untuk latihan band terasa sangat sedikit sehingga dia mengambil waktu setiap hari setiap pulang sekolah. Akibatnya dia malas belajar karena kelelahan dan bangun kesiangan. Di sekolah pun dia sering ketiduran di kelas karena mengantuk. Dia sering ditegur oleh guru yang mengajar.
Lama kelamaan Bella merasa malu. Dia dihadapkan pada pilihan, apakah terus mengikuti latihan band untuk menyalurkan bakat dan hobbinya atau mengurangi kegiatan tersebut.
Setelah meminta pertimbangan kepada guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dan juga atas nasehat orang tuanya, akhirnya Bella dapat menentukan pilihannya yaitu tetap latihan band tetapi tidak setiap hari dan latihannya pun tidak sampai larut malam.
Lama kelamaan Bella merasa malu. Dia dihadapkan pada pilihan, apakah terus mengikuti latihan band untuk menyalurkan bakat dan hobbinya atau mengurangi kegiatan tersebut.
Setelah meminta pertimbangan kepada guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dan juga atas nasehat orang tuanya, akhirnya Bella dapat menentukan pilihannya yaitu tetap latihan band tetapi tidak setiap hari dan latihannya pun tidak sampai larut malam.
PILIHAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada kesulitan untuk menentukan pilihan. Sebelum pilihan ditentukan, maka terlebih dahulu haruslah mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan dari pilihan yang dipilih. Tentu saja kemungkinan-kemungkinan yang baiklah yang dipilih. Akan tetapi bisa saja terjadi kalau pilihan yang baik itu mengandung resiko dan hambatan.
Oleh karena itu untuk menentukan suatu pilihan, yang harus dipersiapkan selain persiapan fisik maupun mental, adalah memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebab, kadang-kadang kita dihadapkan pada suatu pilihan antara keinginan sendiri dan tuntutan masyarakat.
Setiap orang memiliki nilai-nilai kehidupan yang berlaku bagi dirinya sendiri. Nilai-nilai kehidupan yang berlaku bagi diri sendiri ada yang dapat diterima dalam masyarakat ada pula yang tidak diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Adapun nilai-nilai kehidupan seseorang berbeda dengan nilai-nilai kehidupan orang lain. Oleh karena itu mengetahui dan memahami nilai-nilai orang lain dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sangatlah penting agar dapat menentukan pilihan yang tepat dalam kehidupan.
Oleh karena itu untuk menentukan suatu pilihan, yang harus dipersiapkan selain persiapan fisik maupun mental, adalah memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebab, kadang-kadang kita dihadapkan pada suatu pilihan antara keinginan sendiri dan tuntutan masyarakat.
Setiap orang memiliki nilai-nilai kehidupan yang berlaku bagi dirinya sendiri. Nilai-nilai kehidupan yang berlaku bagi diri sendiri ada yang dapat diterima dalam masyarakat ada pula yang tidak diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Adapun nilai-nilai kehidupan seseorang berbeda dengan nilai-nilai kehidupan orang lain. Oleh karena itu mengetahui dan memahami nilai-nilai orang lain dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sangatlah penting agar dapat menentukan pilihan yang tepat dalam kehidupan.
KESADARAN YANG TERLAMBAT
Aris dan Idam sudah tidak masuk sekolah beberapa hari. Padahal mereka sudah kelas 3 (tiga). Ibu Wali Kelas sudah berusaha mencari informasi dari teman-teman mereka mengapa mereka tidak masuk sekolah, namun berulangkali pula mendapat jawaban yang tidak menyenangkan, yaitu mereka memang sengaja tidak masuk sekolah. Selama beberapa hari tidak masuk sekolah itu mereka nongkrong-nongkrong di Mall. Sesekali nonton film kesukaan mereka. Padahal setiap hari masing-masing diantarkan dan diturunkan oleh supir mereka di depan sekolah, dan mereka juga dijemput di sekolah. Perilaku mereka itu tidak diketahui oleh orang tua mereka.
Setelah mendapatkan informasi demikian, maka Ibu Wali Kelas meminta bantuan kepada seorang teman guru, namanya pak Alan. Pak Alan diminta Ibu Wali Kelas untuk mengikuti jejak mereka dalam rangka menyelidiki kebenaran informasi dari teman-teman mereka itu. Walaupun sebenarnya hal ini bukan kewenangan Ibu Wali Kelas, namun karena panggilan pengabdian demi keberhasilan pendidikan, maka jalan itupun ditempuhnya.
Pagi itu, sementara teman-teman Aris dan Idam mengikuti ulangan di sekolah, Aris dan Idam berada di Mall bermain video game. Mereka tahu bahwa hari itu ada ulangan, tetapi mereka tidak memikirkannya. Setelah bermain video game, mereka kembali ke sekolah menunggu kegiatan belajar usai, dan sambil menunggu jemputan. Tentu saja, mereka tidak masuk ke halaman sekolah apalagi ke kelas. Mereka nongkrong di pojok luar agak jauh dari gedung sekolah.
Setelah kegiatan belajar usai, ketika itu mereka masih nongkrong karena jemputannya belum datang, mereka melihat beberapa teman mereka ke luar gedung sekolah.
Novi, teman mereka melambaikan tangan dan berlari kecil menghampiri mereka :
“Wah, kalian dari mana saja ! Tadi ada ulangan Antropologi kok nggak ikut ? Selain itu tadi ada tugas Sosiologi lho, minggu depan dikumpulkan ! Jangan lupa ya ! Oh iya, jadual PM (Pendalaman Materi) sudah ada, dimulai minggu depan !”
Mendengar penuturan Novi yang demikian itu, Aris dan Idam acuh tak acuh. Semua yang disampaikan Novi dianggap angina lalu dan tidak penting. Baginya yang penting adalah main dan nongkrong di Mall.
Setelah informasi mengenai perilaku Aris dan Idam selama tidak masuk sekolah sudah benar-benar jelas dan lengkap, kemudian orang tua Aris dan Idam diundang ke sekolah. Sekolah, dalam hal ini adalah Kepala Sekolah melalui Wali Kelas berkewajiban menyampaikan hal tersebut dan perlu bekerja-sama untuk menyadarkan Aris dan Idam.
Namun, dengan berlalunya waktu sampai menjelang ujian akhir belum juga mereka sadar bahwa masa depan bukan ditentukan oleh siapa-siapa akan tetapi hanya mereka sendirilah yang menentukan. Orang tua mereka tidak dapat lagi berbuat apa-apa, segala usaha sudah diupayakan, demikian juga segala cara sudah ditempuh. Kesadaran mereka tak kunjung tiba.
Kini, pelaksanaan ujian berlangsung. Teman-teman Aris dan Idam mengikuti dengan tertib. Semuanya konsentrasi berusaha mengerjakan atau menjawab ujian dengan benar. Masing-masing berjuang untuk masa depannya. Namun, Aris dan Idam larut dalam penyesalan. Soal-soal ujian tidak dapat dikerjakan.
Kalau ada syair lagu yang berbunyi : “Kini apa yang terjadi, segalanya tak mungkin kembali lagi. Waktu yang telah berlalu tak kan lagi menghampiri”. Demikianlah, yang tepat syair lagu itu ditujukan kepada Aris dan Idam.
Maka, ketika hasil ujian diumumkan, gemuruh kegembiraan dari teman-teman Aris dan Idam serta celotehan pembicarakan mengenai kelanjutan studi mereka, ada yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, ada yang akan bekerja dan ada pula yang kursus-kursus, tak lagi terdengar indah di telinga Aris dan Idam. Sebab, masa depan mereka telah suram. Waktu yang telah berlalu, akan menjadi kenangan penyesalan.
Nasi telah ,menjadi bubur ! Ujian telah diumumkan ! Kesadaran telah terlambat !.
Setelah mendapatkan informasi demikian, maka Ibu Wali Kelas meminta bantuan kepada seorang teman guru, namanya pak Alan. Pak Alan diminta Ibu Wali Kelas untuk mengikuti jejak mereka dalam rangka menyelidiki kebenaran informasi dari teman-teman mereka itu. Walaupun sebenarnya hal ini bukan kewenangan Ibu Wali Kelas, namun karena panggilan pengabdian demi keberhasilan pendidikan, maka jalan itupun ditempuhnya.
Pagi itu, sementara teman-teman Aris dan Idam mengikuti ulangan di sekolah, Aris dan Idam berada di Mall bermain video game. Mereka tahu bahwa hari itu ada ulangan, tetapi mereka tidak memikirkannya. Setelah bermain video game, mereka kembali ke sekolah menunggu kegiatan belajar usai, dan sambil menunggu jemputan. Tentu saja, mereka tidak masuk ke halaman sekolah apalagi ke kelas. Mereka nongkrong di pojok luar agak jauh dari gedung sekolah.
Setelah kegiatan belajar usai, ketika itu mereka masih nongkrong karena jemputannya belum datang, mereka melihat beberapa teman mereka ke luar gedung sekolah.
Novi, teman mereka melambaikan tangan dan berlari kecil menghampiri mereka :
“Wah, kalian dari mana saja ! Tadi ada ulangan Antropologi kok nggak ikut ? Selain itu tadi ada tugas Sosiologi lho, minggu depan dikumpulkan ! Jangan lupa ya ! Oh iya, jadual PM (Pendalaman Materi) sudah ada, dimulai minggu depan !”
Mendengar penuturan Novi yang demikian itu, Aris dan Idam acuh tak acuh. Semua yang disampaikan Novi dianggap angina lalu dan tidak penting. Baginya yang penting adalah main dan nongkrong di Mall.
Setelah informasi mengenai perilaku Aris dan Idam selama tidak masuk sekolah sudah benar-benar jelas dan lengkap, kemudian orang tua Aris dan Idam diundang ke sekolah. Sekolah, dalam hal ini adalah Kepala Sekolah melalui Wali Kelas berkewajiban menyampaikan hal tersebut dan perlu bekerja-sama untuk menyadarkan Aris dan Idam.
Namun, dengan berlalunya waktu sampai menjelang ujian akhir belum juga mereka sadar bahwa masa depan bukan ditentukan oleh siapa-siapa akan tetapi hanya mereka sendirilah yang menentukan. Orang tua mereka tidak dapat lagi berbuat apa-apa, segala usaha sudah diupayakan, demikian juga segala cara sudah ditempuh. Kesadaran mereka tak kunjung tiba.
Kini, pelaksanaan ujian berlangsung. Teman-teman Aris dan Idam mengikuti dengan tertib. Semuanya konsentrasi berusaha mengerjakan atau menjawab ujian dengan benar. Masing-masing berjuang untuk masa depannya. Namun, Aris dan Idam larut dalam penyesalan. Soal-soal ujian tidak dapat dikerjakan.
Kalau ada syair lagu yang berbunyi : “Kini apa yang terjadi, segalanya tak mungkin kembali lagi. Waktu yang telah berlalu tak kan lagi menghampiri”. Demikianlah, yang tepat syair lagu itu ditujukan kepada Aris dan Idam.
Maka, ketika hasil ujian diumumkan, gemuruh kegembiraan dari teman-teman Aris dan Idam serta celotehan pembicarakan mengenai kelanjutan studi mereka, ada yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, ada yang akan bekerja dan ada pula yang kursus-kursus, tak lagi terdengar indah di telinga Aris dan Idam. Sebab, masa depan mereka telah suram. Waktu yang telah berlalu, akan menjadi kenangan penyesalan.
Nasi telah ,menjadi bubur ! Ujian telah diumumkan ! Kesadaran telah terlambat !.
ARUNG SAMUDERA
Arung Samudera adalah nama seorang siswa kelas 3 (tiga) di SMA Kebangsaan. Teman-teman dan gurunya memanggilnya Arung. Dia berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer - Magelang. Itulah sebabnya dia rajin, tekun dan bersemangat, serta selalu berusaha mencari titik-titik terang terhadap sesuatu yang belum dia mengerti.
Berbeda dengan Baskara Jaya. Teman-teman dan gurunya memanggil Baskara Jaya dengan panggilan Baskara saja. Walaupun memiliki cita-cita yang sama, Baskara sangat berbeda dengan Arung. Baskara pemalas, mudah menyerah terhadap hal yang tidak dimengerti. Selain itu Baskara suka menunda-nunda tugas, maupun pekerjaan lainnya.
Suatu ketika pernah beberapa hari Arung tidak masuk sekolah karena sakit sehingga ada beberapa pelajaran yang tidak dia mengerti. Oleh karena itu kemudian Arung berusaha untuk bertanya kepada teman-temannya tentang pelajaran yang tidak dia mengerti itu. Bahkan dengan santun dia meminta bimbingan ibu/bapak guru pengajarnya.
Selain itu, dia juga berusaha untuk mengerjakan dan menyerahkan tugas-tugas tepat waktu, walaupun ibu/bapak gurunya sudah memberikan perpanjangan waktu. Semuanya itu dia lakukan dengan penuh kesadaran, karena dia yakin bahwa semua yang dia lakukan itu bukanlah untuk ibu/bapak guru, namun merupakan sarana untuk mewujudkan keinginan, harapan dan cita-citanya menjadi Taruna Akademi Militer – Magelang.
Sebab, Arung mempunyai keyakinan bahwa untuk mewujudkan keinginan, harapan dan cita-citanya itu tidak akan diperoleh dengan tiba-tiba, namun perlu direncanakan, dipersiapkan dan diperjuangkan.
Maka, ketika Baskara menegur :
“Arung, kenapa kamu menyerahkan tugas-tugas tepat waktu ?, Padahal ibu / bapak guru sudah memberikan perpanjangan waktu sebab kamu baru saja sakit !”.
Arung kemudian menjawab :
“ Aku sudah menyelesaikannya, kenapa mesti ditunda-tunda ?”
“Ah, kamu memang bodoh !”., jawab Baskara.
Mendengar perkataan Baskara yang demikian itu Arung tertegun dan memandang penuh kebingungan. Dalam hati Arung berkata :”Siapa yang bodoh ?, Aku atau Engkau ?”, Dimana kesadaranmu sahabat ?”
Berbeda dengan Baskara Jaya. Teman-teman dan gurunya memanggil Baskara Jaya dengan panggilan Baskara saja. Walaupun memiliki cita-cita yang sama, Baskara sangat berbeda dengan Arung. Baskara pemalas, mudah menyerah terhadap hal yang tidak dimengerti. Selain itu Baskara suka menunda-nunda tugas, maupun pekerjaan lainnya.
Suatu ketika pernah beberapa hari Arung tidak masuk sekolah karena sakit sehingga ada beberapa pelajaran yang tidak dia mengerti. Oleh karena itu kemudian Arung berusaha untuk bertanya kepada teman-temannya tentang pelajaran yang tidak dia mengerti itu. Bahkan dengan santun dia meminta bimbingan ibu/bapak guru pengajarnya.
Selain itu, dia juga berusaha untuk mengerjakan dan menyerahkan tugas-tugas tepat waktu, walaupun ibu/bapak gurunya sudah memberikan perpanjangan waktu. Semuanya itu dia lakukan dengan penuh kesadaran, karena dia yakin bahwa semua yang dia lakukan itu bukanlah untuk ibu/bapak guru, namun merupakan sarana untuk mewujudkan keinginan, harapan dan cita-citanya menjadi Taruna Akademi Militer – Magelang.
Sebab, Arung mempunyai keyakinan bahwa untuk mewujudkan keinginan, harapan dan cita-citanya itu tidak akan diperoleh dengan tiba-tiba, namun perlu direncanakan, dipersiapkan dan diperjuangkan.
Maka, ketika Baskara menegur :
“Arung, kenapa kamu menyerahkan tugas-tugas tepat waktu ?, Padahal ibu / bapak guru sudah memberikan perpanjangan waktu sebab kamu baru saja sakit !”.
Arung kemudian menjawab :
“ Aku sudah menyelesaikannya, kenapa mesti ditunda-tunda ?”
“Ah, kamu memang bodoh !”., jawab Baskara.
Mendengar perkataan Baskara yang demikian itu Arung tertegun dan memandang penuh kebingungan. Dalam hati Arung berkata :”Siapa yang bodoh ?, Aku atau Engkau ?”, Dimana kesadaranmu sahabat ?”
KESADARAN
Manusia diciptakan Allah SWT bentuk phisik yang sebaik-baiknya, yaitu bentuk badan yang sangat indah dan serasi. Semua bagian-bagian tubuh terletak pada tempatnya dan masing-masing melakukan fungsinya secara proporsional. Selain itu juga Allah SWT melengkapinya dengan sesuatu yang tidak nampak akan tetapi manusia dapat merasakannya yaitu bentuk jiwa/mental/spiritual dengan potensi baik dan buruk.
Penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, merupakan perhatian Allah SWT yang sangat khusus dan spesial kepada manusia. Manusia mendapat perhatian yang khusus dan spesial dari Allah Swt apabila dibandingkan dengan perhatian Allah SWT kepada makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT.
Manusia diciptakan Allah SWT dari tanah, kemudian Allah SWT menyiratkan rahasia peralihan dari tanah, lalu setetes mani. Dari setetes mani menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging itu Allah SWT menyempurnakan dengan sangat sempurna dan kokoh, merubah menjadi manusia.
Setelah Allah SWT menciptakannya dengan sempurna dan kokoh. Kemudian meniupkan ke dalamnya rukh-Nya. Setelah itu, kemudian Allah SWT melengkapinya dengan “pendengaran” dan “penglihatan”, Allah SWT juga memberi anugerah “hati atau qalbu”.
Demikianlah, manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang paling sempurna dan menjadi makhluk yang paling mulia kalau dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah, akan tetapi kemuliaan manusia itu bergantung pada “keimanan serta ketaqwaan” kepada Allah SWT. Itulah sebabnya dengan sebaik-baik bentuk beserta segala potensinya itu, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk mengenali dirinya sendiri dan merefleksi tentang dirinya dengan cara memfungsikan potensi-potensi yang telah dikaruniakan atau dianugerahkan Allah SWT.
Dengan demikian, manusia akan mempunyai gambaran apa yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan gambaran yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang , maka manusia akan mempunyai motivasi atau dorongan untuk mewujudkannya dalam kenyataan.
Inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Binatang hidup di dalam satu macam, tidak meningkat. Hidup Kucing pada zaman dahulu sama dengan hidup Kucing pada hari ini. Hidup Lebah pada zaman dahulu sama dengan hidup Lebah pada zaman sekarang. Hidup Lebah pada zaman dahulu mendirikan rumahnya berbentuk segi enam, sama halnya dengan hari ini.
Oleh sebab itulah, diharapkan manusia memiliki kesadaran agar hidupnya tidak tetap (statis) dan monoton seperti binatang, sehingga dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, untuk selalu berusaha meningkatkan prestasinya agar hidupnya tidap tetap (statis) dan monoton seperti binatang akan tetapi akan mengalami perubahan. Sehingga kehidupannya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Hal ini sejalan dengan Ajaran Agama bahwa orang itu harus selalu meningkatkan prestasinya. Allah SWT berfirman, bahwa : “Siapapun yang prestasinya hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi dan orang yang prestasinya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang dilaknat Allah SWT. Sedangkan orang yang prestasinya hari ini lebih baik dari kemarin, maka dialah yang termasuk orang yang sukses.
Dalam hubungannya dengan siswa yang kini duduk di kelas 3 (tiga) SMA, tentu harus sudah mulai berpikir untuk merencanakan masa depannya setelah tamat dan lulus nanti. Apakah harus bekerja, kursus-kursus ataukah melanjutkan studi.
Untuk melanjutkan studi, banyak alternatif atau pilihan. Oleh karena itu banyak pula yang harus dipertimbangkan, agar tidak salah pilih yang akan berakibat kegagalan.
Penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, merupakan perhatian Allah SWT yang sangat khusus dan spesial kepada manusia. Manusia mendapat perhatian yang khusus dan spesial dari Allah Swt apabila dibandingkan dengan perhatian Allah SWT kepada makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT.
Manusia diciptakan Allah SWT dari tanah, kemudian Allah SWT menyiratkan rahasia peralihan dari tanah, lalu setetes mani. Dari setetes mani menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging itu Allah SWT menyempurnakan dengan sangat sempurna dan kokoh, merubah menjadi manusia.
Setelah Allah SWT menciptakannya dengan sempurna dan kokoh. Kemudian meniupkan ke dalamnya rukh-Nya. Setelah itu, kemudian Allah SWT melengkapinya dengan “pendengaran” dan “penglihatan”, Allah SWT juga memberi anugerah “hati atau qalbu”.
Demikianlah, manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang paling sempurna dan menjadi makhluk yang paling mulia kalau dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah, akan tetapi kemuliaan manusia itu bergantung pada “keimanan serta ketaqwaan” kepada Allah SWT. Itulah sebabnya dengan sebaik-baik bentuk beserta segala potensinya itu, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk mengenali dirinya sendiri dan merefleksi tentang dirinya dengan cara memfungsikan potensi-potensi yang telah dikaruniakan atau dianugerahkan Allah SWT.
Dengan demikian, manusia akan mempunyai gambaran apa yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan gambaran yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang , maka manusia akan mempunyai motivasi atau dorongan untuk mewujudkannya dalam kenyataan.
Inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Binatang hidup di dalam satu macam, tidak meningkat. Hidup Kucing pada zaman dahulu sama dengan hidup Kucing pada hari ini. Hidup Lebah pada zaman dahulu sama dengan hidup Lebah pada zaman sekarang. Hidup Lebah pada zaman dahulu mendirikan rumahnya berbentuk segi enam, sama halnya dengan hari ini.
Oleh sebab itulah, diharapkan manusia memiliki kesadaran agar hidupnya tidak tetap (statis) dan monoton seperti binatang, sehingga dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, untuk selalu berusaha meningkatkan prestasinya agar hidupnya tidap tetap (statis) dan monoton seperti binatang akan tetapi akan mengalami perubahan. Sehingga kehidupannya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Hal ini sejalan dengan Ajaran Agama bahwa orang itu harus selalu meningkatkan prestasinya. Allah SWT berfirman, bahwa : “Siapapun yang prestasinya hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi dan orang yang prestasinya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang dilaknat Allah SWT. Sedangkan orang yang prestasinya hari ini lebih baik dari kemarin, maka dialah yang termasuk orang yang sukses.
Dalam hubungannya dengan siswa yang kini duduk di kelas 3 (tiga) SMA, tentu harus sudah mulai berpikir untuk merencanakan masa depannya setelah tamat dan lulus nanti. Apakah harus bekerja, kursus-kursus ataukah melanjutkan studi.
Untuk melanjutkan studi, banyak alternatif atau pilihan. Oleh karena itu banyak pula yang harus dipertimbangkan, agar tidak salah pilih yang akan berakibat kegagalan.
AKIBAT S K S (SISTEM KEBUT SEMALAM)
I Putu Resika adalah seorang pelajar kelas 3 (tiga) dari sebuah pinggiran kota Jakarta. Dia berasal dari Bali. Teman-temannya memanggil dengan panggilan Putu. Dia adalah seorang yang berbudi pekerti luhur, rajin belajar dan pengetahuan agamanya sangat tinggi, serta sangat disegani oleh teman-temannya. Dia memiliki seorang sahabat yang bernama Dhani. Perangai Dhani sangat berbeda dengannya. Dhani sangat malas belajar, suka nongkrong-nongkrong di jalan bersama teman-temannya yang juga malas belajar. Kalau ada ulangan Dhani berusaha mencontek Putu. Sudah berulang kali Putu mengingatkan agar belajar atau mempersiapkan sendiri. Nasehat Putu tidak pernah dihiraukan. Bahkan dia tidak peduli apakah ulangannya dapat nilai bagus atau tidak, karena orang tuanya kaya.
Walaupun Putu dan Dhani bersahabat, Putu tidak pernah terpengaru Dhani. Bahkan Dhani semakin rajin mengulang pelajaran setiap malam, walaupun orang tua Putu juga kaya. Atetapi Putu punya prinsip bahwa sukses itu tidak bergantung dari orang lain dan harus diraih dengan usaha dan disiplin.
Suatu ketika Putu mengingatkan Dhani, bahwa sudah waktunya Dhani mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir. Namun Dhani tidak menghiraukan Putu. Bahkan Dhani mentertawakan Putu sambil mengejek dengan menyebut “Kutu Buku, jadi Pahlwan Kesiangan”. Mendengar ejekan seperti itu Putu diam saja karena dia yakin bahwa apa yang dikerjakan selama ini adalah benar.
Tak terasa waktu telah berlalu, beberapa hari lagi ujian akhir akan dilaksanakan. Nomor ujian juga sudah dibagikan. Kini Dhani yang bingung. Namun, apa daya dia harus tetap mengikuti ujian akhir. Hari-hari ujian akhir dilewati dengan murung, sebab Dhani menggunakan S K S (Sistem Kebut Semalam). Walhasil, ketika pengumuman ujian akhir, Dhani mengalami kegagalan. Nasi telah menjadi bubur, cita-cita telah hancur. Tinggal Dhani yang meratapi diri, penyesalan tiada lagi berarti.
Walaupun Putu dan Dhani bersahabat, Putu tidak pernah terpengaru Dhani. Bahkan Dhani semakin rajin mengulang pelajaran setiap malam, walaupun orang tua Putu juga kaya. Atetapi Putu punya prinsip bahwa sukses itu tidak bergantung dari orang lain dan harus diraih dengan usaha dan disiplin.
Suatu ketika Putu mengingatkan Dhani, bahwa sudah waktunya Dhani mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir. Namun Dhani tidak menghiraukan Putu. Bahkan Dhani mentertawakan Putu sambil mengejek dengan menyebut “Kutu Buku, jadi Pahlwan Kesiangan”. Mendengar ejekan seperti itu Putu diam saja karena dia yakin bahwa apa yang dikerjakan selama ini adalah benar.
Tak terasa waktu telah berlalu, beberapa hari lagi ujian akhir akan dilaksanakan. Nomor ujian juga sudah dibagikan. Kini Dhani yang bingung. Namun, apa daya dia harus tetap mengikuti ujian akhir. Hari-hari ujian akhir dilewati dengan murung, sebab Dhani menggunakan S K S (Sistem Kebut Semalam). Walhasil, ketika pengumuman ujian akhir, Dhani mengalami kegagalan. Nasi telah menjadi bubur, cita-cita telah hancur. Tinggal Dhani yang meratapi diri, penyesalan tiada lagi berarti.
INSPIRASI : TAMAN YANG MERANA
Orang tua Indah, memiliki sebuah Taman Taman tersebut sangat mengagumkan, bunga-bunga Melati, Mawar, Bougenvile dan aneka bunga lainnya bermekaran dengan indahnya. Air mancur bagaikan kristal yang indah. Sepanjang kolam yang dipenuhi bunga Teratai, membentang sangat indah sejauh mata memandang. Semerbaknya keharuman bunga-bunga di dalamnya menunjukkan bahwa tanaman yang ada dipilih dengan keahlian dan sangat hati-hati. Siapa saja yang memasuki taman tersebut merasakan getaran semerbak harum bunga dan rasa damai.
Tiap pagi dan sore orang tua Indah membersihkannya dari lumut, menyirami tanaman-tanamannya dan menjaga mereka supaya tetap tampak teratur. Suatu ketika orang tua Indah Pergi ke luar kota untuk beberapa hari. Sedangkan tugas merawat Taman di serahkan kepada Indah. Awalnya, Indah merawat dengan teratur setiap hari. Namun, lama kelamaan, Indah mulai malas dan tidak disiplin. Bahkan kadang-kadang dia tidak perhatian dengan tamannya. Dia melalaikan tugasnya dari orang tuanya. Akhirnya, karena tidak dirawat secara teratur dan disiplin makin lama tamannya memburuk, bunga-bunganya mengering dan membusuk.
Tiap pagi dan sore orang tua Indah membersihkannya dari lumut, menyirami tanaman-tanamannya dan menjaga mereka supaya tetap tampak teratur. Suatu ketika orang tua Indah Pergi ke luar kota untuk beberapa hari. Sedangkan tugas merawat Taman di serahkan kepada Indah. Awalnya, Indah merawat dengan teratur setiap hari. Namun, lama kelamaan, Indah mulai malas dan tidak disiplin. Bahkan kadang-kadang dia tidak perhatian dengan tamannya. Dia melalaikan tugasnya dari orang tuanya. Akhirnya, karena tidak dirawat secara teratur dan disiplin makin lama tamannya memburuk, bunga-bunganya mengering dan membusuk.
MANUSIA BERUSAHA, TUHAN YANG MENENTUKAN
Arman, adalah seorang siswa dari sekolah pinggiran kota Jakarta. Sebenarnya dia mempunyai potensi bagus untuk bermain basket. Oleh karena itu, melihat adanya potensi yang dimiliki oleh Arman kemudian Guru Olah Raganya berkenan mengajak Arman memperkuat Tim Basket untuk mengikuti pertandingan Basket dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI.
Tentu saja sebelum bertanding atau menjelang pertandingan, Arman dan Tim nya diharapkan latihan secara intensif.
Akhirnya dalam musyawarah bersama yang dipimpin oleh Guru Olah Raga dan beberapa Guru Pelatih, mereka menyepakati dan menetapkan waktu latihan. Mereka sepakat, kalau waktu latihan dilaksanakan pada waktu sore hari setelah pulang sekolah agar tidak mengganggu pelajaran sekolah.
Arman dan Teman-temannya yang tergabung dalam Tim serta Guru dan para Pelatih mereka selalu datang sesuai dengan kesepakatan dan tepat waktu.
Demikian, mereka berlatih secara kontinyu atau terus-menerus sampai batas waktu menjelang pertandingan.
Walhasil, mereka memiliki persiapan yang cukup. Sehingga ketika berada di lapangan, mereka memiliki kepercayaan penuh dan optimis untuk menang.
Kalaupun akhirnya nanti akan mengalami kekalahan, mereka tidak akan menyesal, sebab jauh-jauh hari mereka sudah mempersiapkan sedemikian rupa.
Namun mereka yakin bahwa “Manusia berusaha, akan tetapi Tuhan lah yang menentukan”.
Tentu saja sebelum bertanding atau menjelang pertandingan, Arman dan Tim nya diharapkan latihan secara intensif.
Akhirnya dalam musyawarah bersama yang dipimpin oleh Guru Olah Raga dan beberapa Guru Pelatih, mereka menyepakati dan menetapkan waktu latihan. Mereka sepakat, kalau waktu latihan dilaksanakan pada waktu sore hari setelah pulang sekolah agar tidak mengganggu pelajaran sekolah.
Arman dan Teman-temannya yang tergabung dalam Tim serta Guru dan para Pelatih mereka selalu datang sesuai dengan kesepakatan dan tepat waktu.
Demikian, mereka berlatih secara kontinyu atau terus-menerus sampai batas waktu menjelang pertandingan.
Walhasil, mereka memiliki persiapan yang cukup. Sehingga ketika berada di lapangan, mereka memiliki kepercayaan penuh dan optimis untuk menang.
Kalaupun akhirnya nanti akan mengalami kekalahan, mereka tidak akan menyesal, sebab jauh-jauh hari mereka sudah mempersiapkan sedemikian rupa.
Namun mereka yakin bahwa “Manusia berusaha, akan tetapi Tuhan lah yang menentukan”.
DISIPLIN
“Disiplin”, merupakan kesadaran yang timbul dari nurani yang paling dalam untuk mematuhi dan mentaati norma-norma atau peraturan-peraturan, nilai-nilai atau hukum yang berlaku dalam kehidupan. “Disiplin”, bukan merupakan sesuatu yang menakutkan. Akan tetapi “disiplin” merupakan sesuatu yang dilakukan sesuai dengan yang seharusnya dan tepat waktu.
Dengan kata lain “Disiplin” berarti selalu belajar dan bekerja keras, selalu mengerjakan pekerjaan dengan rasa tanggung-jawab dan teratur, selalu mengetahui segala peraturan dan mematuhi norma-norma dalam lingkungan pergaulan sosial, bisa menjaga ketertiban umum dan tata pergaulan secara bertanggung- jawab, selalu mematuhi norma-norma atau peraturan-peraturan yang berlaku di Sekolah, di lingkungan Keluarga, maupun Masyarkat untuk menjaga keutuhan hubungan sosial.
Kesadaran berdisiplin harus dimulai sejak masih kanak-kanak, misalnya dari merapikan tempat tidur setelah bangun tidur, mandi dan gosok gigi, belajar, membantu orang tua melakukan pekerjaan di rumah, dan sejenisnya.
“Disiplin”, memberi dampak yang sangat positif bagi keberhasilan atau kesuksesan seseorang pada masa depan. Sebab, orang yang disiplin pada umumnya selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sedangkan orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplinkan diri.
Dengan demikian, sebagaimana yang telah disampaikan di atas bahwa “disiplin” bukanlah sesuatu yang menakutkan, dan bukan juga suatu paksaan atau tekanan dari luar. Akan tetapi muncul dari dalam nurani yang menyatu dan menajdi bagian dalam hidup seseorang.
Dengan “Disiplin” seseorang tidak akan lagi tergantung oleh dukungan orang lain dalam bertindak, memilih dan mengambil keputusan, sebab sudah terpola pada tingkah laku sehari-hari. sehingga terbiasa menyadari dan menemukan makna “disiplin” dengan menerapkan prinsip skala kepentingan dan skala prioritas.
Kini, “Disiplin” seharusnya telah menjadi bagian dari perilaku kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain “Disiplin” berarti selalu belajar dan bekerja keras, selalu mengerjakan pekerjaan dengan rasa tanggung-jawab dan teratur, selalu mengetahui segala peraturan dan mematuhi norma-norma dalam lingkungan pergaulan sosial, bisa menjaga ketertiban umum dan tata pergaulan secara bertanggung- jawab, selalu mematuhi norma-norma atau peraturan-peraturan yang berlaku di Sekolah, di lingkungan Keluarga, maupun Masyarkat untuk menjaga keutuhan hubungan sosial.
Kesadaran berdisiplin harus dimulai sejak masih kanak-kanak, misalnya dari merapikan tempat tidur setelah bangun tidur, mandi dan gosok gigi, belajar, membantu orang tua melakukan pekerjaan di rumah, dan sejenisnya.
“Disiplin”, memberi dampak yang sangat positif bagi keberhasilan atau kesuksesan seseorang pada masa depan. Sebab, orang yang disiplin pada umumnya selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sedangkan orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplinkan diri.
Dengan demikian, sebagaimana yang telah disampaikan di atas bahwa “disiplin” bukanlah sesuatu yang menakutkan, dan bukan juga suatu paksaan atau tekanan dari luar. Akan tetapi muncul dari dalam nurani yang menyatu dan menajdi bagian dalam hidup seseorang.
Dengan “Disiplin” seseorang tidak akan lagi tergantung oleh dukungan orang lain dalam bertindak, memilih dan mengambil keputusan, sebab sudah terpola pada tingkah laku sehari-hari. sehingga terbiasa menyadari dan menemukan makna “disiplin” dengan menerapkan prinsip skala kepentingan dan skala prioritas.
Kini, “Disiplin” seharusnya telah menjadi bagian dari perilaku kehidupan sehari-hari.
JALAN KEHIDUPAN
Allah menciptakan manusia dalam bentuk phisik maupun psikis yang sebaik-baiknya. Bentuk phisik yang sebaik-baiknya itu berupa bentuk badan yang sangat indah dan serasi. Semua bagian-bagian tubuh terletak pada tempatnya dan masing-masing melakukan fungsinya secara proporsional. Adapun bentuk psikis yang sebaik-baiknya itu berupa sesuatu yang tidak nampak akan tetapi kita dapat merasakan adanya, yaitu bentuk jiwa/mental/spiritual dengan potensi baik dan buruk.
Dengan sebaik-baik bentuk dan segala potensinya itu, diharapkan manusia dapat memanfaatkan dan menggunakannya dalam menjalani kehidupannya. Perjalanan kehidupan dapatlah disebut dengan karier.
Jalan kehidupan seseorang atau karier seseorang itu tidak ditentukan oleh orang lain melainkan ditentukan oleh pilihannya sendiri yang dia tetapkan dalam pekerjaan, pendidikan dan gaya hidup.
Tentu saja dalam menentukan pilihannya itu harus menyesuaikannya dengan situasi, kondisi, bakat, minat, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi lingkungannya atau masyarakat.
Oleh sebab itu setiap orang sesungguhnya diharapkan mampu mengarahkan dirinya atau menata dirinya untuk mengembangkan segenap potensinya secara optimal.
Dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu dan Teknologi., karier, dapat mengalami perubahan. Sebagai seorang siswa hal ini perlu diketahui agar dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Sekaranglah saat yang tepat bagi Siswa untuk mempersiapkan dan menata kariernya untuk menghadapi kemungkinan terjadi perubahan.
Dalam hal perubahan karier di Sekolah, ada hubungannya antara tujuan karier yang realistis dengan pemilihan Jurusan/Program Sekolah.
Misalnya :
- Siswa yang berpotensi di bidang Bahasa, maka secara realistis tentu lebih baik mengarahkan diri pada tujuan karier yang lebih banyak menggunakan kemampuan berbahasa. Sebaiknya, dia tidak memaksakan diri pada jurusan/program IPA.
- Siswa yang menekuni pelajaran Matematika, masih menghitung dengan coret-coret di kertas, dia ini kalau menggunakan bahasa gaul sekarang termasuk gaptek (gagap teknologi) padahal banyak temannya yang sudah menggunakan kalkulator bahkan ada yang sudah menghitung dengan menggunakan komputer. Dia tidak dapat berkompetitif dengan teman-temannya yang lain, sehingga setiap mengumpulkan tugas matematika selalu ketinggalan. Ini berpengaruh terhadap nilainya. Akan tetapi setelah dia tekun belajar menghitung dengan kalkulator bahkan juga belajar menghitung dengan komputer, akhirnya dia berhasil berkompetitif dengan temannya. Nilai matematikanya berangsur-angsur bagus.
Di sini, jelaslah bahwa tujuan karier yang realistis hendaknya sesuai dengan pemilihan Jurusan / Program Sekolah. Agar tujuan karier dapat terwujud, maka perencanaan yang cermat dan menyeluruh. Untuk itu, maka dibutuhkan penyusunan informasi diri dan lingkungan.
Ingat setiap orang mempunyai cita-cita karier, namun tidak selalu dapat tercapai. Hal ini karena adanya tuntutan persyaratan tertentu. Selain unsur fisik, akademis dan kepribadian, unsur lainnya adalah keterbatasan formasi, persaingan keluwesan dalam memilih karier. Oleh sebab itu diharapkan seorang Siswa mempunyai pilihan lain, sehingga apabila mengalami kegagalan di satu karier dapat memilih karier yang lain.
Dengan sebaik-baik bentuk dan segala potensinya itu, diharapkan manusia dapat memanfaatkan dan menggunakannya dalam menjalani kehidupannya. Perjalanan kehidupan dapatlah disebut dengan karier.
Jalan kehidupan seseorang atau karier seseorang itu tidak ditentukan oleh orang lain melainkan ditentukan oleh pilihannya sendiri yang dia tetapkan dalam pekerjaan, pendidikan dan gaya hidup.
Tentu saja dalam menentukan pilihannya itu harus menyesuaikannya dengan situasi, kondisi, bakat, minat, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi lingkungannya atau masyarakat.
Oleh sebab itu setiap orang sesungguhnya diharapkan mampu mengarahkan dirinya atau menata dirinya untuk mengembangkan segenap potensinya secara optimal.
Dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu dan Teknologi., karier, dapat mengalami perubahan. Sebagai seorang siswa hal ini perlu diketahui agar dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Sekaranglah saat yang tepat bagi Siswa untuk mempersiapkan dan menata kariernya untuk menghadapi kemungkinan terjadi perubahan.
Dalam hal perubahan karier di Sekolah, ada hubungannya antara tujuan karier yang realistis dengan pemilihan Jurusan/Program Sekolah.
Misalnya :
- Siswa yang berpotensi di bidang Bahasa, maka secara realistis tentu lebih baik mengarahkan diri pada tujuan karier yang lebih banyak menggunakan kemampuan berbahasa. Sebaiknya, dia tidak memaksakan diri pada jurusan/program IPA.
- Siswa yang menekuni pelajaran Matematika, masih menghitung dengan coret-coret di kertas, dia ini kalau menggunakan bahasa gaul sekarang termasuk gaptek (gagap teknologi) padahal banyak temannya yang sudah menggunakan kalkulator bahkan ada yang sudah menghitung dengan menggunakan komputer. Dia tidak dapat berkompetitif dengan teman-temannya yang lain, sehingga setiap mengumpulkan tugas matematika selalu ketinggalan. Ini berpengaruh terhadap nilainya. Akan tetapi setelah dia tekun belajar menghitung dengan kalkulator bahkan juga belajar menghitung dengan komputer, akhirnya dia berhasil berkompetitif dengan temannya. Nilai matematikanya berangsur-angsur bagus.
Di sini, jelaslah bahwa tujuan karier yang realistis hendaknya sesuai dengan pemilihan Jurusan / Program Sekolah. Agar tujuan karier dapat terwujud, maka perencanaan yang cermat dan menyeluruh. Untuk itu, maka dibutuhkan penyusunan informasi diri dan lingkungan.
Ingat setiap orang mempunyai cita-cita karier, namun tidak selalu dapat tercapai. Hal ini karena adanya tuntutan persyaratan tertentu. Selain unsur fisik, akademis dan kepribadian, unsur lainnya adalah keterbatasan formasi, persaingan keluwesan dalam memilih karier. Oleh sebab itu diharapkan seorang Siswa mempunyai pilihan lain, sehingga apabila mengalami kegagalan di satu karier dapat memilih karier yang lain.
BERILAH KESEMPATAN SEKALI LAGI
Seperti biasanya, siang itu matahari menyinari kota Surabaya dengan amat terik. Hari itu Vega baru saja pulang sekolah. Di rumahnya sudah ada teman-temannya menunggu untuk mengajak main Catur di rumah Anton. Setelah meletakkan tas sekolahnya, tanpa ganti pakaian dan tanpa makan terlebih dahulu serta-merta Vega minta izin ibunya bermain Catur dengan teman-temannya di rumah Anton.
Melihat hal yang demikian itu, kemudian ibunya mengingatkan supaya ganti pakaian dan makan terlebih dahulu. Ibu mengingatkan dengan lemah lembut. Vega menjawab tidak sopan, “Lagi menyalurkan hobi !”. Mendengar penuturan Vega, Ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Malam harinya, setelah Vega pulang, ibunya menyuruh mandi, ganti pakaian dan baru kemudian makan. Setelah itu, Vega tidur karena kelelahan. Pelajaran yang diperoleh di sekolah tidak pernah di pelajari ulang di rumah.
Sudah berulang kali ibunya mengingatkan agar Vega disiplin belajar setiap hari, walaupun dia bermain Catur untuk menyalurkan hobi, namun kewajiban utama sebagai siswa atau pelajar harus tetap diutamakannya.
Ibu Vega mengatakan : “Belajar apa saja sangat dianjurkan, asalkan harus tahu waktu !”. Namun, Vega tidak pernah mendengarkan nasehat ibunya apalagi mematuhinya. Suatu ketika ujian sudah dekat, sedangkan pelajaran di sekolah belum banyak yang dimengerti oleh Vega. Yang ada di pikirannya hanya Catur, Catur dan Catur.
Ketika ujian akhir tiba, Vega tak tahu bagaimana mengatur antara belajar tentang pelajaran sekolah dengan belajar Catur sebagai penyaluran hobinya. Akhirnya, dia mengalami kegagalan. Kini, penyesalan tiada lagi berarti.
Waktu yang hilang (sudah berlalu) tak bisa kembali lagi. Yang utama sekarang bagaimana Vega mencoba membangun kesuksesan dengan belajar dari kegagalannya.
Melihat hal yang demikian itu, kemudian ibunya mengingatkan supaya ganti pakaian dan makan terlebih dahulu. Ibu mengingatkan dengan lemah lembut. Vega menjawab tidak sopan, “Lagi menyalurkan hobi !”. Mendengar penuturan Vega, Ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Malam harinya, setelah Vega pulang, ibunya menyuruh mandi, ganti pakaian dan baru kemudian makan. Setelah itu, Vega tidur karena kelelahan. Pelajaran yang diperoleh di sekolah tidak pernah di pelajari ulang di rumah.
Sudah berulang kali ibunya mengingatkan agar Vega disiplin belajar setiap hari, walaupun dia bermain Catur untuk menyalurkan hobi, namun kewajiban utama sebagai siswa atau pelajar harus tetap diutamakannya.
Ibu Vega mengatakan : “Belajar apa saja sangat dianjurkan, asalkan harus tahu waktu !”. Namun, Vega tidak pernah mendengarkan nasehat ibunya apalagi mematuhinya. Suatu ketika ujian sudah dekat, sedangkan pelajaran di sekolah belum banyak yang dimengerti oleh Vega. Yang ada di pikirannya hanya Catur, Catur dan Catur.
Ketika ujian akhir tiba, Vega tak tahu bagaimana mengatur antara belajar tentang pelajaran sekolah dengan belajar Catur sebagai penyaluran hobinya. Akhirnya, dia mengalami kegagalan. Kini, penyesalan tiada lagi berarti.
Waktu yang hilang (sudah berlalu) tak bisa kembali lagi. Yang utama sekarang bagaimana Vega mencoba membangun kesuksesan dengan belajar dari kegagalannya.
MEMAHAMI BAHWA BELAJAR ITU SEPANJANG HAYAT
Belajar merupakan aktivitas jiwa atau kegiatan yang berkesinambungan yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap dan ide atau gagasan yang diperoleh untuk mencapai suatu tujuan.
Dapat pula dikatakan bahwa belajar berarti memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang.
Ciri utama orang yang belajar adalah terjadinya perubahan dalam perilaku dan tingkah laku. Perubahan utama itu adalah terbentuknya respons atau reaksi terhadap suatu perangsang atau stimulus, baik berupa suara, gerak, rasa, bentuk, gejala dan sebagainya yang diterima oleh alat indera (five senses) melalui sistem persyarafan yang selanjutnya diolah dan disimpulkan oleh simpul syaraf utama yaitu otak, yang terdiri dari 20 milyar sel otak. Setiap sel otak tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam kehidupan psikhis manusia.
Menurut kajian psikologi, bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan-kegiatan ruhani dan didukung oleh jasmani. psikologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental atau jiwa manusia atau the science of life.
Belajar (to learning) berarti : memperoleh ilmu pengetahuan atau penguasaan ilmu melalui pengalaman, memantapkan ilmu ke dalam jiwa atau mengingat, penguasaan ilmu melalui pengalaman, memperoleh ilmu pengetahuan atau mendapat informasi.
Mengetahui (to know), adalah menyerap segala sesuatu secara langsung melalui alat indera atau jiwa, memperoleh kejelasan tertentu, memperoleh dan menerima sesuatu yang dulu diragukan, kemampuan membedakan mengenal dan kenal kembali.
Dengan demikian belajar adalah memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman. Hal itu berarti, bahwa pengalaman adalah memperoleh secara langsung melalui alat indera, sehingga munculah definisi tentang mengetahui (to know).
Belajar dapat dilakukan dengan : cara Formal, Non Formal dan In Formal. Belajar secara Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga Pendidikan tertentu berupa sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta dari Kelompok Bermain (Play Group) , TK sampai Perguruan Tinggi dengan aturan-aturan dan cara-cara yang sudah ditetapkan. Misalnya : Belajar Matematika, IPA, IPS, Sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Sedangkan Belajar secara Non Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga yang berupa kursus-kursus. MIsalnya : Kursus Komputer, Kursus Musik, dan sebagainya. Belajar Non Formal berbeda dengan Belajar secara In Formal. Kalau yang dimaksud dengan Belajar secara In Formal adalah pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh dari pengalaman hidup, sejak bayi samapai usia yang tidak terbatas.
“Long Life Education”, merupakan suatu ungkapan yang sering kita dengar dan ungkapan tersebut sejalan dengan perintah Agama bahwa Belajar itu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.
Sejak dari kecil, setiap orang sudah mulai belajar, misalnya : belajar berbicara, belajar makan, berlajar menyanyi, belajar menari, dan sebagainya yang kesemuanya itu dilakukan dnegan cara meniru apa yang dilihat atau di dengar.
Belajar dengan cara meniru dilakukan oleh setiap orang dan semua usia. Orang Dewasa meniru dari apa yang dibaca, dilihat dan didengar. Selain itu orang Dewasa banyak belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Telah dikemukakan di atas bahwa Belajar dilakukan berulang-ulang dan sejelas-jelasnya karena sering terjadi untuk mempelajari sesuatu tidak langsung berhasil. Kadang-kadang ada saja kekeliruan atau kekurangannya. Maka untuk mencapai tujuan perlu pengulangan.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipungkiri lagi tentu saja perlu adanya komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kelompok dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya belajar. Misalnya : belajar berdiskusi, belajar mengemukakan pendapat, belajar menganalisa, belajar memimpin, dan sebagainya.
Dapat pula dikatakan bahwa belajar berarti memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang.
Ciri utama orang yang belajar adalah terjadinya perubahan dalam perilaku dan tingkah laku. Perubahan utama itu adalah terbentuknya respons atau reaksi terhadap suatu perangsang atau stimulus, baik berupa suara, gerak, rasa, bentuk, gejala dan sebagainya yang diterima oleh alat indera (five senses) melalui sistem persyarafan yang selanjutnya diolah dan disimpulkan oleh simpul syaraf utama yaitu otak, yang terdiri dari 20 milyar sel otak. Setiap sel otak tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam kehidupan psikhis manusia.
Menurut kajian psikologi, bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan-kegiatan ruhani dan didukung oleh jasmani. psikologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental atau jiwa manusia atau the science of life.
Belajar (to learning) berarti : memperoleh ilmu pengetahuan atau penguasaan ilmu melalui pengalaman, memantapkan ilmu ke dalam jiwa atau mengingat, penguasaan ilmu melalui pengalaman, memperoleh ilmu pengetahuan atau mendapat informasi.
Mengetahui (to know), adalah menyerap segala sesuatu secara langsung melalui alat indera atau jiwa, memperoleh kejelasan tertentu, memperoleh dan menerima sesuatu yang dulu diragukan, kemampuan membedakan mengenal dan kenal kembali.
Dengan demikian belajar adalah memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman. Hal itu berarti, bahwa pengalaman adalah memperoleh secara langsung melalui alat indera, sehingga munculah definisi tentang mengetahui (to know).
Belajar dapat dilakukan dengan : cara Formal, Non Formal dan In Formal. Belajar secara Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga Pendidikan tertentu berupa sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta dari Kelompok Bermain (Play Group) , TK sampai Perguruan Tinggi dengan aturan-aturan dan cara-cara yang sudah ditetapkan. Misalnya : Belajar Matematika, IPA, IPS, Sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Sedangkan Belajar secara Non Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga yang berupa kursus-kursus. MIsalnya : Kursus Komputer, Kursus Musik, dan sebagainya. Belajar Non Formal berbeda dengan Belajar secara In Formal. Kalau yang dimaksud dengan Belajar secara In Formal adalah pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh dari pengalaman hidup, sejak bayi samapai usia yang tidak terbatas.
“Long Life Education”, merupakan suatu ungkapan yang sering kita dengar dan ungkapan tersebut sejalan dengan perintah Agama bahwa Belajar itu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.
Sejak dari kecil, setiap orang sudah mulai belajar, misalnya : belajar berbicara, belajar makan, berlajar menyanyi, belajar menari, dan sebagainya yang kesemuanya itu dilakukan dnegan cara meniru apa yang dilihat atau di dengar.
Belajar dengan cara meniru dilakukan oleh setiap orang dan semua usia. Orang Dewasa meniru dari apa yang dibaca, dilihat dan didengar. Selain itu orang Dewasa banyak belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Telah dikemukakan di atas bahwa Belajar dilakukan berulang-ulang dan sejelas-jelasnya karena sering terjadi untuk mempelajari sesuatu tidak langsung berhasil. Kadang-kadang ada saja kekeliruan atau kekurangannya. Maka untuk mencapai tujuan perlu pengulangan.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipungkiri lagi tentu saja perlu adanya komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kelompok dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya belajar. Misalnya : belajar berdiskusi, belajar mengemukakan pendapat, belajar menganalisa, belajar memimpin, dan sebagainya.
JOKE-JOKE YANG DIKIRIM DARI TEMAN ANAKKU
Dua artis yang sangat tinggi ? Lulu Tebing dan Jeremy Monas
Bangsawan Inggris yang terkenal dengan acara lawaknyadi TV ? SirMulat
Setelah bulan yang ada sekarang ini, kelak ada bulanapa lagi? Bulan depan
Es yang bikin panas dingin dan pusing-pusing ? Essai
Gajah apa yang belalainya pendek? Gajah pesek
Rambut putih namanya uban, rambut merah namanyapirang, kalo rambut hijau namanya apa? Rambutan belum mateng
Kenapa sepatu Superman warnanya merah? Biar matchingama sayapnya
Kenapa ayam kalo berkokok matanya merem? Karena udahhapal teksnya
Apa persamaan tukang becak sama tukang bakso? Sama-sama nggak jual sate!
Naik apa yang seperti dikejar-kejar burung? Naik becak
Apa bahasa Arabnya diam di tempat? Ta'kabur
Kenapa superman bisa terbang? Kalau bisa nyopir namanya bukan superman, tapi sopir..man..!!
Putih, kecil, tapi kalo dipukul ngebangunin orangsekampung? Nasi nempel di bedug
Kenapa anak kucing dan anak anjing suka berantem? Namanya juga anak-anak!!!
Orang apa kalau dipukul gak sakit-sakit? Orang gakkena, yeeeeeeeeee!
Jus apa yang turun dari langit? Jus...tru itu sayangga tau
Zainuddin M.Z. anak ke berapa? Anak ke-26. Anakpertama namanya Zainuddin M.A., kedua. Zainuddin M.B.,dan seterusnya...
Klan bin LadenHumor,Berikut ini keluarga besar bin Laden, mulai dariyang tertua : 1. O,SAMA 2. O,BEDA 3. O,MIRIP 4. O,SEPERTI 5. O,LAEN 6. O,KAYA 7. OKE,DEH 8. O,MYGOD 9. O,BULET 10. OREO 11. OLALA 12. O,SAYANG 13. OJO NGONO 14. OJO LALI 15 OH.... 16. O,INANIKEKE 17. ORANG-ARING
Bangsawan Inggris yang terkenal dengan acara lawaknyadi TV ? SirMulat
Setelah bulan yang ada sekarang ini, kelak ada bulanapa lagi? Bulan depan
Es yang bikin panas dingin dan pusing-pusing ? Essai
Gajah apa yang belalainya pendek? Gajah pesek
Rambut putih namanya uban, rambut merah namanyapirang, kalo rambut hijau namanya apa? Rambutan belum mateng
Kenapa sepatu Superman warnanya merah? Biar matchingama sayapnya
Kenapa ayam kalo berkokok matanya merem? Karena udahhapal teksnya
Apa persamaan tukang becak sama tukang bakso? Sama-sama nggak jual sate!
Naik apa yang seperti dikejar-kejar burung? Naik becak
Apa bahasa Arabnya diam di tempat? Ta'kabur
Kenapa superman bisa terbang? Kalau bisa nyopir namanya bukan superman, tapi sopir..man..!!
Putih, kecil, tapi kalo dipukul ngebangunin orangsekampung? Nasi nempel di bedug
Kenapa anak kucing dan anak anjing suka berantem? Namanya juga anak-anak!!!
Orang apa kalau dipukul gak sakit-sakit? Orang gakkena, yeeeeeeeeee!
Jus apa yang turun dari langit? Jus...tru itu sayangga tau
Zainuddin M.Z. anak ke berapa? Anak ke-26. Anakpertama namanya Zainuddin M.A., kedua. Zainuddin M.B.,dan seterusnya...
Klan bin LadenHumor,Berikut ini keluarga besar bin Laden, mulai dariyang tertua : 1. O,SAMA 2. O,BEDA 3. O,MIRIP 4. O,SEPERTI 5. O,LAEN 6. O,KAYA 7. OKE,DEH 8. O,MYGOD 9. O,BULET 10. OREO 11. OLALA 12. O,SAYANG 13. OJO NGONO 14. OJO LALI 15 OH.... 16. O,INANIKEKE 17. ORANG-ARING
INSPIRASI : MAUREL, ORANG SWISS YANG BISA MENARI
Maurel adalah sahabatku yang berasal dari Swiss. Ayahnya, seorang Diplomat yang bertugas di Indonesia. Ibunya, seorang guru di sekolah Internasional. Sejak ayahnya ditugaskan di Indonesia, ibunya tidak lagi mengajar. Sedangkan Maurel pindah sekolah di sekolah Internasional di Jakarta.
Selama tinggal di Jakarta, Maurel pandai memanfaatkan waktu luangnya. Dia menyusun kegiatan waktu luangnya secara teratur, terarah dan terprogram dengan baik serta berkesinambungan. Demikian pula ibunya. Kesempatan tinggal di Indonesia dimanfaatkan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.
Dia pernah mengajakku ke sanggar tari tempat dia belajar menari. Di sana dia menunjukkan kebolehannya menari. Gerakan tangannya sangat lentur dipadukan dengan gerak kaki yang luwes dalam membawakan tari Gambyong dari Jawa Tengah.
Dia mengaku bisa menari seluwes yang ditampilkannya itu, setelah belajar tekun dan cukup lama. Pada mulanya sangat sulit baginya untuk menyesuaikan gerakan-gerakan yang dirasakan sangat aneh. Tetapi, berkat ketekunannya dan kesabarannya, akhirnya dia berhasil menarikan tari dengan lemah gemulai.
Selama tinggal di Jakarta, Maurel pandai memanfaatkan waktu luangnya. Dia menyusun kegiatan waktu luangnya secara teratur, terarah dan terprogram dengan baik serta berkesinambungan. Demikian pula ibunya. Kesempatan tinggal di Indonesia dimanfaatkan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.
Dia pernah mengajakku ke sanggar tari tempat dia belajar menari. Di sana dia menunjukkan kebolehannya menari. Gerakan tangannya sangat lentur dipadukan dengan gerak kaki yang luwes dalam membawakan tari Gambyong dari Jawa Tengah.
Dia mengaku bisa menari seluwes yang ditampilkannya itu, setelah belajar tekun dan cukup lama. Pada mulanya sangat sulit baginya untuk menyesuaikan gerakan-gerakan yang dirasakan sangat aneh. Tetapi, berkat ketekunannya dan kesabarannya, akhirnya dia berhasil menarikan tari dengan lemah gemulai.
MENGISI WAKTU LUANG
Sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan, manusia telah dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan dan daya pikir (kekuatan akal). Pendengaran, penglihatan dan daya pikir (kekuatan akal) itu adalah untuk mengontakkan pribadi manusia dengan alam sekelilingnya tadi.
Dengan pendengaran dipergunakan untuk mendengarkan suara. Kemudian membedakan suara mana yang nyaring dan mana suara yang tidak. Penglihatan dipergunakan untuk melihat keindahan alam sekelilingnya. Kemudian membedakan mana sesuatu yang besar dan mana sesuatu yang kecil, mana sesuatu yang indah dan mana sesuatu yang buruk, mana sesuatu yang jauh dan mana sesuatu yang dekat. Daya pikir (kekuatan akal) adalah daya atau kekuatan yang dipergunakan untuk mengendalikan logika, kemampuan berbahasa dan matematika, imajinatif dan intuitif, menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan produktif.
Jadi alat-alat untuk mengontakkan pribadi manusia dengan alam sekelilingnya sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sesuatu yang harus dijaga, senatiasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif baik kegiatan yang pokok maupun kegiatan-kegiatan waktu luang.
Kegiatan pokok manusia itu berbeda-beda. Contohnya : seorang pelajar kegiatan pokoknya adalah belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Namun demikian kegiatan belajar itu tidak dilakukan sepanjang waktu.
Waktu belajar yang dipergunakan di sekolah kurang lebih enam jam sehari. Sedangkan waktu belajar di rumah sekitar dua sampai tiga jam atau lebih per hari. Dengan demikian masih banyak sisa waktu yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan selain belajar. Itulah yang disebut waktu luang.
Waktu luang dapat di isi dengan kegiatan-kegiatan tertentu yang terencana dan teratur, misalnya : untuk mengembangkan hobbi dan menambah ketrampilan.
Kegiatan-kegiatan mengisi waktu luang itu banyak macamnya, antara lain : mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, masuk klub olah raga tertentu di luar sekolah, aktif dalam berorganisasi di masyarakat, mengikuti kursus-kursus ketrampilan, mengikuti sanggar seni, dan kegiatan-kegiatan lain yang positif.
Namun kenyataannya, masih ada siswa yang belum mampu memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Mereka malah melakukan kegiatan yang beresiko merugikan, antara lain : melihat TV sepanjang waktu luang, nongkrong-nongkrong di pinggir jalan atau tempat-tempat tertentu, dan sebagainya.
Situasi semacam itu mudah menimbulkan tindakan-tindakan di luar kontrol, seperti : saling mengejek antar kelompok, yang biasanya kemudian diikuti dengan perkelahian, mengganggu orang lain, minum-minuman keras, menyalahgunakan obat-obat terlarang, mengisap ganja, bahkan mungkin saja melakukan tindakan kriminal, dan ini berarti dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum. Pelajar semacam itu tidak memanfaatkan waktu luang dengan baik.
Dengan pendengaran dipergunakan untuk mendengarkan suara. Kemudian membedakan suara mana yang nyaring dan mana suara yang tidak. Penglihatan dipergunakan untuk melihat keindahan alam sekelilingnya. Kemudian membedakan mana sesuatu yang besar dan mana sesuatu yang kecil, mana sesuatu yang indah dan mana sesuatu yang buruk, mana sesuatu yang jauh dan mana sesuatu yang dekat. Daya pikir (kekuatan akal) adalah daya atau kekuatan yang dipergunakan untuk mengendalikan logika, kemampuan berbahasa dan matematika, imajinatif dan intuitif, menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan produktif.
Jadi alat-alat untuk mengontakkan pribadi manusia dengan alam sekelilingnya sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sesuatu yang harus dijaga, senatiasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif baik kegiatan yang pokok maupun kegiatan-kegiatan waktu luang.
Kegiatan pokok manusia itu berbeda-beda. Contohnya : seorang pelajar kegiatan pokoknya adalah belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Namun demikian kegiatan belajar itu tidak dilakukan sepanjang waktu.
Waktu belajar yang dipergunakan di sekolah kurang lebih enam jam sehari. Sedangkan waktu belajar di rumah sekitar dua sampai tiga jam atau lebih per hari. Dengan demikian masih banyak sisa waktu yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan selain belajar. Itulah yang disebut waktu luang.
Waktu luang dapat di isi dengan kegiatan-kegiatan tertentu yang terencana dan teratur, misalnya : untuk mengembangkan hobbi dan menambah ketrampilan.
Kegiatan-kegiatan mengisi waktu luang itu banyak macamnya, antara lain : mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, masuk klub olah raga tertentu di luar sekolah, aktif dalam berorganisasi di masyarakat, mengikuti kursus-kursus ketrampilan, mengikuti sanggar seni, dan kegiatan-kegiatan lain yang positif.
Namun kenyataannya, masih ada siswa yang belum mampu memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Mereka malah melakukan kegiatan yang beresiko merugikan, antara lain : melihat TV sepanjang waktu luang, nongkrong-nongkrong di pinggir jalan atau tempat-tempat tertentu, dan sebagainya.
Situasi semacam itu mudah menimbulkan tindakan-tindakan di luar kontrol, seperti : saling mengejek antar kelompok, yang biasanya kemudian diikuti dengan perkelahian, mengganggu orang lain, minum-minuman keras, menyalahgunakan obat-obat terlarang, mengisap ganja, bahkan mungkin saja melakukan tindakan kriminal, dan ini berarti dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum. Pelajar semacam itu tidak memanfaatkan waktu luang dengan baik.
BALADA MAHASISWA
Setelah lulus SMA di daerahnya – Padang Pariaman, Arman merencanakan pergi ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya di ITB (Institut Teknologi Bandung).
Pagi-pagi Arman mengemas segala kelengkapan. Adik-adiknya juga membantu mengemas apa-apa yang diperlukan nanti di sana.
Setelah selesai berkemas, terjadi perdebatan yang panjang antara Arman, orang tua dan adik-adiknya.
Orang tuanya yang memang sangat berat hati dan sedih berpisah dengan anak laki-laki satu-satunya itu untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang jauh dari daerahnya, tidak mau mengantar Arman ke Pelabuhan Teluk Bayur – Padang.
Alasannya, orang tuanya tak tega melepas anak laki-lakinya yang beranjak dewasa itu merantau sendiri di tanah seberang, yang sama sekali belum pernah ia kunjungi. Bermacam-macam kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tuanya itu, antara lain bagaimana nanti makannya, bagaimana teman-temannya, dan berbagai bagaimana-bagaimana lain.
Walhasil, dari perdebatan yang panjang, dicapailah kesepakatan , yaitu adik-adiknya saja lah yang akan mengantarkan Arman sampai di Pelabuhan Teluk Bayur – Padang.
Kalau ketika itu di Pelabuhan Teluk Bayur ada lantunan syair lagu “Selamat tinggal Teluk Bayur Permai. Daku ‘kan pergi jauh ke negeri seberang …. . !”, dari penyanyi kondang Erni Djohan maka tentu lengkap keharuan sang adik-adik melepas kakak menuntut ilmu di negeri seberang.
Sesampainya di Bandung, Arman lalu mencari kontrakan mahasiswa yang cukup nyaman untuk belajar.
Singkat ceritera !
Jadilah Arman Mahasiswa ITB.
Suatu ketika Arman berjalan di Taman Kampus.
Sambil berjalan, pikirannya melayang ke kampung halamannya, dia ingat orang tua dan adik-adik tercinta.
Tiba-tiba … “Duug !”, Arman jatuh di kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong.
Salah seorang yang tertimpa tubuh Arman kaget dan langsung menghentakkan tangannya mengenai muka Arman. Arman pun kaget dan kesakitan, tanpa disadari Arman mengucapkan kata : “Sakiek !”.
Mendengar ucapan Arman, serta merta mahasiswa tadi memukul Arman bertubi-tubi. Lagi-lagi Arman berucap : “Sakiek, Sakiek !”.
“Sakiek, katamu ? “Nieh, lagi, bogem mentah dariku ! ”. kata mahasiswa lainnya. Arman tetap mengatakan : “Sakiek, Sakiek, Sakiek !”.
Walaupun kesakitan Arman dapat mengendalikan emosi dengan baik, dia tidak membalas. Malahan sambil menahan sakit, dia minta maaf atas keteledorannya menjatuhi mereka.
Terjadilah keributan, bak benang yang kusut tertiup angin.
Keributan tersebut mengundang perhatian mahasiswa lain yang ada di sana, akhirnya diketahui oleh salah seorang Bapak Dosen. Maka, pak Dosen berusaha mengajak berbicara dengan mereka untuk mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya.
Setelah mereka duduk dalam satu meja di ruang yang tertutup, kemudian salah seorang dari sekelompok mahasiswa yang tertimpa tubuh Arman mengatakan bahwa sebenarnya mereka menyadari kalau Arman tidak sengaja.
Namun, yang memicu emosi mereka adalah kata-kata Arman yang dianggap melecehkan, yaitu : “Sakiek !”.
“Sakiek”, menurut bahasa daerah Sunda adalah “Sedikit”. Sedangkan “Sakiek”, menurut bahasa daerah Minang adalah “Sakit”.
Rupanya, ketika itu Arman kesakitan dan mengatakan “sakit”, tetapi diartikan oleh sekelompok mahasiswa tadi dengan bahasa daerah Sunda “sedikit”.
Menurut pengertian sekelompok mahasiswa tadi, lha wong sudah bertubi-tubi dipukul kok masih mengatakan “Sedikit, Sedikit”. “Lha, ini khan pelecehan !”, kata mereka.
Ternayata, inilah yang menjadi pemicunya.
“ Lho, kok …. ?”.
(DILHAMI OLEH PEMBERITAAN PERKELAHIAN ANTAR MAHASISWA DI TV TAHUN 1999)
Pagi-pagi Arman mengemas segala kelengkapan. Adik-adiknya juga membantu mengemas apa-apa yang diperlukan nanti di sana.
Setelah selesai berkemas, terjadi perdebatan yang panjang antara Arman, orang tua dan adik-adiknya.
Orang tuanya yang memang sangat berat hati dan sedih berpisah dengan anak laki-laki satu-satunya itu untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang jauh dari daerahnya, tidak mau mengantar Arman ke Pelabuhan Teluk Bayur – Padang.
Alasannya, orang tuanya tak tega melepas anak laki-lakinya yang beranjak dewasa itu merantau sendiri di tanah seberang, yang sama sekali belum pernah ia kunjungi. Bermacam-macam kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tuanya itu, antara lain bagaimana nanti makannya, bagaimana teman-temannya, dan berbagai bagaimana-bagaimana lain.
Walhasil, dari perdebatan yang panjang, dicapailah kesepakatan , yaitu adik-adiknya saja lah yang akan mengantarkan Arman sampai di Pelabuhan Teluk Bayur – Padang.
Kalau ketika itu di Pelabuhan Teluk Bayur ada lantunan syair lagu “Selamat tinggal Teluk Bayur Permai. Daku ‘kan pergi jauh ke negeri seberang …. . !”, dari penyanyi kondang Erni Djohan maka tentu lengkap keharuan sang adik-adik melepas kakak menuntut ilmu di negeri seberang.
Sesampainya di Bandung, Arman lalu mencari kontrakan mahasiswa yang cukup nyaman untuk belajar.
Singkat ceritera !
Jadilah Arman Mahasiswa ITB.
Suatu ketika Arman berjalan di Taman Kampus.
Sambil berjalan, pikirannya melayang ke kampung halamannya, dia ingat orang tua dan adik-adik tercinta.
Tiba-tiba … “Duug !”, Arman jatuh di kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong.
Salah seorang yang tertimpa tubuh Arman kaget dan langsung menghentakkan tangannya mengenai muka Arman. Arman pun kaget dan kesakitan, tanpa disadari Arman mengucapkan kata : “Sakiek !”.
Mendengar ucapan Arman, serta merta mahasiswa tadi memukul Arman bertubi-tubi. Lagi-lagi Arman berucap : “Sakiek, Sakiek !”.
“Sakiek, katamu ? “Nieh, lagi, bogem mentah dariku ! ”. kata mahasiswa lainnya. Arman tetap mengatakan : “Sakiek, Sakiek, Sakiek !”.
Walaupun kesakitan Arman dapat mengendalikan emosi dengan baik, dia tidak membalas. Malahan sambil menahan sakit, dia minta maaf atas keteledorannya menjatuhi mereka.
Terjadilah keributan, bak benang yang kusut tertiup angin.
Keributan tersebut mengundang perhatian mahasiswa lain yang ada di sana, akhirnya diketahui oleh salah seorang Bapak Dosen. Maka, pak Dosen berusaha mengajak berbicara dengan mereka untuk mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya.
Setelah mereka duduk dalam satu meja di ruang yang tertutup, kemudian salah seorang dari sekelompok mahasiswa yang tertimpa tubuh Arman mengatakan bahwa sebenarnya mereka menyadari kalau Arman tidak sengaja.
Namun, yang memicu emosi mereka adalah kata-kata Arman yang dianggap melecehkan, yaitu : “Sakiek !”.
“Sakiek”, menurut bahasa daerah Sunda adalah “Sedikit”. Sedangkan “Sakiek”, menurut bahasa daerah Minang adalah “Sakit”.
Rupanya, ketika itu Arman kesakitan dan mengatakan “sakit”, tetapi diartikan oleh sekelompok mahasiswa tadi dengan bahasa daerah Sunda “sedikit”.
Menurut pengertian sekelompok mahasiswa tadi, lha wong sudah bertubi-tubi dipukul kok masih mengatakan “Sedikit, Sedikit”. “Lha, ini khan pelecehan !”, kata mereka.
Ternayata, inilah yang menjadi pemicunya.
“ Lho, kok …. ?”.
(DILHAMI OLEH PEMBERITAAN PERKELAHIAN ANTAR MAHASISWA DI TV TAHUN 1999)
RENUNGAN TENTANG TOLERANSI
“Toleransi”, adalah perilaku yang paling mulia. Sebab dari “Toleransi”lah maka Kebersamaan, kerukunan dan Kedamaian dapat dicapai.
“Toleransi” berarti mampu menguasai diri dengan baik dan tetap bersikap wajar menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Yakinkan diri anda mampu tenang dan tetap mampu toleran, sewaktu sedang selisih pendapat di manapun anda berada.
Contoh keteladanan orang yang penuh toleransi menghadapi kesalahpahaman berbagai macam cacian dan cemoohan orang lain adalah Bung Karno, Sang Proklamator. Pribadi beliau sangat mengagumkan. Beliau tegar dan teguh hati. Beliau selalu senyum dengan tulus namun tetap teguh melaksanakan prakarsa besar.
Kini semuanya, yang mengagumi maupun yang tidak, merasa kehilangan. Begitulah memang di dunia. Dunia adalah penuh polusi. Kadang-kadang justru maksud baik banyak hambatan dan cobaan, sedangkan yang negatif dan jahat terkadang jalannya mulus.Namun kita tidak boleh menorah, “Toleransi” harus tetap kita wujudkan
“Toleransi” berarti mampu menguasai diri dengan baik dan tetap bersikap wajar menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Yakinkan diri anda mampu tenang dan tetap mampu toleran, sewaktu sedang selisih pendapat di manapun anda berada.
Contoh keteladanan orang yang penuh toleransi menghadapi kesalahpahaman berbagai macam cacian dan cemoohan orang lain adalah Bung Karno, Sang Proklamator. Pribadi beliau sangat mengagumkan. Beliau tegar dan teguh hati. Beliau selalu senyum dengan tulus namun tetap teguh melaksanakan prakarsa besar.
Kini semuanya, yang mengagumi maupun yang tidak, merasa kehilangan. Begitulah memang di dunia. Dunia adalah penuh polusi. Kadang-kadang justru maksud baik banyak hambatan dan cobaan, sedangkan yang negatif dan jahat terkadang jalannya mulus.Namun kita tidak boleh menorah, “Toleransi” harus tetap kita wujudkan
BALADA PAIJO
BALADA PAIJO
Suatu ketika Paijo merencanakan pergi ke Jakarta untuk menengok keponakannya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pagi-pagi Paijo dan keluarganya mengemasi barang-barangnya. Beberapa orang tetangganya juga membantu.
“Saya hampir selesai berkemas-kemas dengan barang saya”, kata Paijo kepada salah seorang tetangganya.
“Ada satu barang sampeyan yang tidak dapat di kemas mas Paijo, yaitu Radio kecil sampeyan !”, kata tetangganya itu.
“ Kenapa begitu ?”, tanya Paijo.
“ Untuk membayar utang sampeyan pada saya !”.
Padahal barang yang akan dikemas itu adalah radio kecil yang akan dijual di Jakarta untuk omgkos pulang kembali ke desa nanti. Maklum Paijo, hanya seorang buruh tani di desanya. Jadi kalau pergi kemana-mana hanya membawa ongkos pas-pasan, sedangkan untuk pulangnya biasanya dia membawa barang yang dapat dijual yang cukup untuk ongkos pulang. Dia berpikir kalau bawa uang untuk ongkos pulang pergi khawatir hilang di jalan.
Walaupun Radionya disita tetangganya, Paijo tetap berangkat nengok keponakannya yang sakit itu. Paijo berangkat dengan anaknya, mereka naik Kereta Api Ekonomi. Bagi anaknya, naik Kereta api merupakan pengalaman yang pertama. Oleh karena itu walaupun Kereta Api belum berangkat, dia sudah naik duluan dan mondar mandir dari satu gerbong ke gerbong yang lain.
Sejam kemudian, anaknya bertanya kepada seorang bapak yang duduk diisampingnya.
Dengan sangat hati-hati dan sangat sopan anak Paijo bertanya kepada orang yang duduk disampingnya tadi.
“Mohon ma’af pak, numpang tanya nama Stasiun yang kira-kira sejam kita lewati tadi namanya apa ya ?”, tanya anak Paijo berulang kali. Tetapi tetap saja orang itu diam saja tidak menyahut sepatah kata pun.
Hampir sejam kemudian anak Paijo tanya lagi kepada orang tadi. Orang tadi akhirnya mau menjawab tetapi sambil membentak : “Apa-apaan sih sampeyan itu, dari tadi tanya melulu ?”.
“Tapi pak !”
“Tapi … tapi, apa sih sampeyan itu ?”
“Pak Paijo, Bapak saya terkunci dalam WC di Stasiun tadi !”
(diilhami dari : “Balada Paijo”, Aya Media Pustaka : Jakarta, 32)
Suatu ketika Paijo merencanakan pergi ke Jakarta untuk menengok keponakannya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pagi-pagi Paijo dan keluarganya mengemasi barang-barangnya. Beberapa orang tetangganya juga membantu.
“Saya hampir selesai berkemas-kemas dengan barang saya”, kata Paijo kepada salah seorang tetangganya.
“Ada satu barang sampeyan yang tidak dapat di kemas mas Paijo, yaitu Radio kecil sampeyan !”, kata tetangganya itu.
“ Kenapa begitu ?”, tanya Paijo.
“ Untuk membayar utang sampeyan pada saya !”.
Padahal barang yang akan dikemas itu adalah radio kecil yang akan dijual di Jakarta untuk omgkos pulang kembali ke desa nanti. Maklum Paijo, hanya seorang buruh tani di desanya. Jadi kalau pergi kemana-mana hanya membawa ongkos pas-pasan, sedangkan untuk pulangnya biasanya dia membawa barang yang dapat dijual yang cukup untuk ongkos pulang. Dia berpikir kalau bawa uang untuk ongkos pulang pergi khawatir hilang di jalan.
Walaupun Radionya disita tetangganya, Paijo tetap berangkat nengok keponakannya yang sakit itu. Paijo berangkat dengan anaknya, mereka naik Kereta Api Ekonomi. Bagi anaknya, naik Kereta api merupakan pengalaman yang pertama. Oleh karena itu walaupun Kereta Api belum berangkat, dia sudah naik duluan dan mondar mandir dari satu gerbong ke gerbong yang lain.
Sejam kemudian, anaknya bertanya kepada seorang bapak yang duduk diisampingnya.
Dengan sangat hati-hati dan sangat sopan anak Paijo bertanya kepada orang yang duduk disampingnya tadi.
“Mohon ma’af pak, numpang tanya nama Stasiun yang kira-kira sejam kita lewati tadi namanya apa ya ?”, tanya anak Paijo berulang kali. Tetapi tetap saja orang itu diam saja tidak menyahut sepatah kata pun.
Hampir sejam kemudian anak Paijo tanya lagi kepada orang tadi. Orang tadi akhirnya mau menjawab tetapi sambil membentak : “Apa-apaan sih sampeyan itu, dari tadi tanya melulu ?”.
“Tapi pak !”
“Tapi … tapi, apa sih sampeyan itu ?”
“Pak Paijo, Bapak saya terkunci dalam WC di Stasiun tadi !”
(diilhami dari : “Balada Paijo”, Aya Media Pustaka : Jakarta, 32)
WIILIAM HENRY GATES
WILIAM HENRY GATES
Wiliam Henry Gates biasa dipanggil Bill Gates. Bill Gates lahir pada tanggal 28 Oktober 1955. Bill Gates disekolahkan oleh ayahnya di Lakeside Prep School. Ketika dia masih sekolah di sana, sekolahnya mengadakan kerjasama dengan Computer Centre Corporation dan mengizinkan siswanya menggunakan fasilitas komputer. Tentu saja, kesempatan ini tidak disia-siakan Bill Gates dan kawan-kawannya. Kemudian Bill Gates dan kawan-kawannya bereksperimen dengan komputer. Yang terjadi kemudian, eksperimen Bill Gates berkali-kali membuat Computer Centre Corporation dilanda masalah, sebab para hakers merusak sistem keamanan Computer Centre Corporation.
Akibatnya, Bill Gates dan kawan-kawannya di skors. Akan tetapi semangat bermain komputer sangat menggebu-gebu. Oleh karena itu, kemudian dia bersama kawan-kawannya membentuk Lakeside Programers Group. Karena kegigihan dan kreatifitasnya, mereka dapat membuktikan keahlian komputer yang dimilikinya kepada dunia. Akhirnya, mereka disewa oleh Computer Centre Corporation untuk menemukan virus dan memperbaiki sistem.
Sebagai imbalan, Bill Gates dan kawan-kawannya boleh memakai komputer perusahaan. Tentu saja kesempatan ini dipergunakan Bill Gates untuk mendalami seluk beluk komputer. Berkat kerajinan dan ketekunan , Bill Gates dan kawan-kawannya membuktikan kreatifitasnya kepada dunia lewat perusahaan Microsoft.
(diangkat dari : “Belajar Efektif Bahasa Indionesia”, Jakarta, Intimedia, halaman 116)
Wiliam Henry Gates biasa dipanggil Bill Gates. Bill Gates lahir pada tanggal 28 Oktober 1955. Bill Gates disekolahkan oleh ayahnya di Lakeside Prep School. Ketika dia masih sekolah di sana, sekolahnya mengadakan kerjasama dengan Computer Centre Corporation dan mengizinkan siswanya menggunakan fasilitas komputer. Tentu saja, kesempatan ini tidak disia-siakan Bill Gates dan kawan-kawannya. Kemudian Bill Gates dan kawan-kawannya bereksperimen dengan komputer. Yang terjadi kemudian, eksperimen Bill Gates berkali-kali membuat Computer Centre Corporation dilanda masalah, sebab para hakers merusak sistem keamanan Computer Centre Corporation.
Akibatnya, Bill Gates dan kawan-kawannya di skors. Akan tetapi semangat bermain komputer sangat menggebu-gebu. Oleh karena itu, kemudian dia bersama kawan-kawannya membentuk Lakeside Programers Group. Karena kegigihan dan kreatifitasnya, mereka dapat membuktikan keahlian komputer yang dimilikinya kepada dunia. Akhirnya, mereka disewa oleh Computer Centre Corporation untuk menemukan virus dan memperbaiki sistem.
Sebagai imbalan, Bill Gates dan kawan-kawannya boleh memakai komputer perusahaan. Tentu saja kesempatan ini dipergunakan Bill Gates untuk mendalami seluk beluk komputer. Berkat kerajinan dan ketekunan , Bill Gates dan kawan-kawannya membuktikan kreatifitasnya kepada dunia lewat perusahaan Microsoft.
(diangkat dari : “Belajar Efektif Bahasa Indionesia”, Jakarta, Intimedia, halaman 116)
KENANG-KENANGAN BUAT SAHABAT
KENANG-KENANGAN BUAT SAHABAT
Ceritera ini, ceritera tentang dua orang sahabat, sebut saja yang seorang dengan nama Novi dan yang seorang lagi dengan nama Intan. Mereka adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di sebuah sekolah pinggiran kota Jakarta. Mereka akan berpisah karena masing-masing setelah lulus dari SMA akan melanjutkan kehidupannya.
Novi, karena anak orang yang kehidupan sehari-harinya sangat sederhana, maka setelah lulus nanti ia akan bekerja. Sedangkan Intan, karena anak orang kaya yang kehidupan sehari-harinya serba kecukupan, dia memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan sekolahnya di Perguruan Tinggi.
Suatu hari Intan memberi Novi sebuah kenang-kenangan. Novi menerimanya dengan senang hati. Akan tetapi perasaan senangnya itu hanya sebentar, sebab kemudian terbersit di dalam pikirannya, apa yang akan diberikan kepada Intan sebagai tanda kenang-kenangan darinya. Untuk memberi kenang-kenangan yang menyamai bahkan melebihi pemberian Intan adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, mengingat kemampuan orang tuanya yang sangat sederhana. Oleh karena itu, kemudian Novi berpikir “Apa yang patut diberikan kepada Intan sebagai kenangan”.Setelah lama berpikir, kemudian diputuskanlah untuk memberikan kenang-kenangan sebuah Puisi. Maka, segeralah Novi membuat puisinya. Setelah selesai dibuat, kemudian puisi itu diserahkan kepada Intan. Intan sangat terharu dan bangga menerima puisi dari Novi. Dalam hati Intan berkata, “Novi memang kreatif”.
Ceritera ini, ceritera tentang dua orang sahabat, sebut saja yang seorang dengan nama Novi dan yang seorang lagi dengan nama Intan. Mereka adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di sebuah sekolah pinggiran kota Jakarta. Mereka akan berpisah karena masing-masing setelah lulus dari SMA akan melanjutkan kehidupannya.
Novi, karena anak orang yang kehidupan sehari-harinya sangat sederhana, maka setelah lulus nanti ia akan bekerja. Sedangkan Intan, karena anak orang kaya yang kehidupan sehari-harinya serba kecukupan, dia memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan sekolahnya di Perguruan Tinggi.
Suatu hari Intan memberi Novi sebuah kenang-kenangan. Novi menerimanya dengan senang hati. Akan tetapi perasaan senangnya itu hanya sebentar, sebab kemudian terbersit di dalam pikirannya, apa yang akan diberikan kepada Intan sebagai tanda kenang-kenangan darinya. Untuk memberi kenang-kenangan yang menyamai bahkan melebihi pemberian Intan adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, mengingat kemampuan orang tuanya yang sangat sederhana. Oleh karena itu, kemudian Novi berpikir “Apa yang patut diberikan kepada Intan sebagai kenangan”.Setelah lama berpikir, kemudian diputuskanlah untuk memberikan kenang-kenangan sebuah Puisi. Maka, segeralah Novi membuat puisinya. Setelah selesai dibuat, kemudian puisi itu diserahkan kepada Intan. Intan sangat terharu dan bangga menerima puisi dari Novi. Dalam hati Intan berkata, “Novi memang kreatif”.
PERAN AYAH
Pak Mahmud adalah seorang pegawai negeri di Jakarta. Beliau aktif mengadakan penelitian untuk Argo Industri. Sebagai pegawai biasa, aktivitas beliau lebih banyak di luar rumah. Isteri beliau mengajar di salah satu Perguruan Tinggi di daerah Ciputat. Selain mengajar isteri beliau juga aktif mengisi pengajian di majelis taklim. Bahkan juga mengisi pengajian di Departemen Kehutanan. Pokoknya aktivitasnya sangat padat. Akan tetapi komitmen beliau “jangan sampai kehilangan waktu untuk Anak”. Inilah peran orang tuan yang harus diwujudkan.
Dalam kesibukannya itu, belaiau tetap menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Peranannya sebagai orang tua tidak pernah beliau tingalka. Setiap malam menjelang tidur beliau sempatkan mengevaluasi PR anak-anaknya. Menanyakan bagaimana persiapan ujian atau ulangan mereka, berapa besar biaya ujian yang harus di bayarkan, berbincang-bincang dengan isterinya mengenai apa saja yang telah dialami seharian itu. Dari sanalah beliau memerankan dirinya sebagai kepala rumah tangga, seorang ayah dan seorang suami.
Saat liburan, beliau mencari program apa yang baik untuk mereka. Salah satunya adalah bersilaturahim dengan sanak keluarga untuk menumbuhkan empati dan juga menguatkan komunikasi.
Ketika menonton TV terlau sering, anak-anak diajak berpikir bareng-bareng, apa program yang baik dan apa program yang kurang baik yang tidak patut ditonton. Selain itu juga beliau memberikan pengahrgaan terhadap prestasi yang telah dicapai anak-anaknya. Inilah peran yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Bagaimana hal nya dengan anak-anak apa peran yang anda lakukan sebagai seorang siswa dan seorang anak yang sangat disyang orang tua ?
Dalam kesibukannya itu, belaiau tetap menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Peranannya sebagai orang tua tidak pernah beliau tingalka. Setiap malam menjelang tidur beliau sempatkan mengevaluasi PR anak-anaknya. Menanyakan bagaimana persiapan ujian atau ulangan mereka, berapa besar biaya ujian yang harus di bayarkan, berbincang-bincang dengan isterinya mengenai apa saja yang telah dialami seharian itu. Dari sanalah beliau memerankan dirinya sebagai kepala rumah tangga, seorang ayah dan seorang suami.
Saat liburan, beliau mencari program apa yang baik untuk mereka. Salah satunya adalah bersilaturahim dengan sanak keluarga untuk menumbuhkan empati dan juga menguatkan komunikasi.
Ketika menonton TV terlau sering, anak-anak diajak berpikir bareng-bareng, apa program yang baik dan apa program yang kurang baik yang tidak patut ditonton. Selain itu juga beliau memberikan pengahrgaan terhadap prestasi yang telah dicapai anak-anaknya. Inilah peran yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Bagaimana hal nya dengan anak-anak apa peran yang anda lakukan sebagai seorang siswa dan seorang anak yang sangat disyang orang tua ?
GAMBARAN WARGA SEKOLAH IDAMAN
Sekolah Idaman adlah sekolah yang menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Kota Kabupaten Tangerang. Tepatnya sekolahnya berada dekat dengan Terminal Cikokol. Mudah dijangkau dengan kendaraan. Karena letaknya di pinggir jalan, maka siapapun lewat di depannya dan melihat ke arah sana pasti sangat terkesan dengan keindahan dan keteraturan tamannya serta kebersihannya.
Ada bangunan Ibadahnya (Masjid) di sana, serta beberapa kantin sekolah yang tertata sangat bersih. Gedung sekolahannya memiliki 10 (sepuluh) kelas. Setiap kelas dihias dengan gambar-gambar pahlawan, peta, dan beberapa hiasan bunga yang diletakkan di dinding kelas.
Setiap hari para siswa mengikuti sekolah dengan tertib dan berpakaian seragam sangat rapi. Bagi siswa yang mendapat tugas piket untuk membersihkan kelas masing-masing dating lebih awal.
Suasana sekolah benar-benar sangat kondusif dan menyenangkan.
Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 60, warga sekolah merasa perlu untuk memperingatinya. Akan tetapi tidak dengan perayaan yang hura-hura artinya dengan lomba-lomba dan pentas seni. Namun kali ini, warga sekolah sepakat akan menggalang dana untuk membangun sebuah desa miskin di pinggiran kota kabupaten Tangerang. Desa itu akan diberi nama Desa Binaan. Di Desa tersebut perlu dibangun sumur-sumur dan tempat tempat, karena selama ini mereka mandi di sungai yang airnya sangat kotor, di sana perlu juga di bangun tempat ibadah yang layak.
Kemudian pengurus dan anggota OSIS di dampingi oleh Pembina OSIS dan beberapa Guru, mengadakan rapat pembentukan panitia. Hasil rapat diperoleh kesepakatan ada 5 (lima) kelompok dan 5 (lima) orang yang terpilih untuk menjadi ketua-ketua kelompok.
1. Kelompok dari Inov
Inov sibuk dengan kegiatan latihan Volley. Jarang mengikuti rapat korodinasi. Akan tetapi Inov mempunyai wakil yang rajin dan cerdik. Ide-idenya atau gagasannya sangat cemerlang. Apalagi kalau ide atau gagasan mencari dana. Dia dapat cepat mengumpulkan dana, sebab ayahnya yang direktur Garment mempunyai banyak relasi. Dari merekalah dana itu diperolehnya.
2. Kelompok dari Indra
Indra adalah seorang yang pencemburu atas keberhasilan Inov yang mempunyai wakil yang sangat cerdik dan sangat cemerlang dengan gagasan-gagasannya menggalang dana. Indra menganggap Inov sebagai saingannya. Untuk itu, setiap gagasan Inov dalam rapat selalu ditolaknya. Dia selalu mempersoalkan lokasi sumur dan kamar mandi yang hendak dibangun itu.
3. Kelompok dari Wima
Wima mempunyai banyak pengalaman dalam bidang kePramukaan. Persoalan pengerahan tenaga dia ahlinya. Oleh karena itu tugas pengerahan tenaga dapat diserahkan ke kelompoknya. Hanya persoalannya sekarang adalah di mana letak sumur dan kamar mandi yang akan dibangun di desa binaan itu.
4. Kelompok dari Wirawan
Wirawan ini ahli merancang bangun. Kepandaiannya itu ditiru dari ayahnya yang seorang Insinyur Bangunan. Akan tetapi dia belum tahu persis kegunaan pembangunan sumur dan kamar mandi di desa binaan itu. Sebab menurut dia sungai yang airnya kotor itu bisa diolah menjadi air bersih. Urusannya bisa disampaikan kepada pemerintah daerah kabupaten Tangerang. Masalahnya sekarang, apakah Pemerintah Daerah Tangerang dapat segera merealisasinya, sebab hal ini memerlukan proses yang panjang dan prosedur yang sulit sedangkan Warga Desa Binaan sangat segera memerlukan air yang bersih dan kamar mandi yang memadai.
5. Kelompok dari Ashar
Kelompok ini selalu mengadakan pertemuan secara berkala. Dalam setiap pertemuan selalu dibahas mengenai urgensi dan manfaat pembangunan sumur-sumur dan kamar mandi. Hal ini juga sudah dimusyaswarhakan dengan warga desa tersebut. Mereka sangat setuju dan sangat mengharapkan segera untuk direalisasikan. Apabila ada warga yang bertanya tentang pembangunan tersebut dilayani dengan suka cita. Demikian pula apabila ada yang mempunyai usul-usul, kelompok ini mendengarkan dengan seksama dan mencatat sebagai bahan usulan pada kelompok sekolah. Kelompok mereka mempunyai gambar rencana pemabngunan. Gambar tersebut akan didiskusikan bersama kelompok-kelompok lainnya secara bersama-sama.
Ada bangunan Ibadahnya (Masjid) di sana, serta beberapa kantin sekolah yang tertata sangat bersih. Gedung sekolahannya memiliki 10 (sepuluh) kelas. Setiap kelas dihias dengan gambar-gambar pahlawan, peta, dan beberapa hiasan bunga yang diletakkan di dinding kelas.
Setiap hari para siswa mengikuti sekolah dengan tertib dan berpakaian seragam sangat rapi. Bagi siswa yang mendapat tugas piket untuk membersihkan kelas masing-masing dating lebih awal.
Suasana sekolah benar-benar sangat kondusif dan menyenangkan.
Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 60, warga sekolah merasa perlu untuk memperingatinya. Akan tetapi tidak dengan perayaan yang hura-hura artinya dengan lomba-lomba dan pentas seni. Namun kali ini, warga sekolah sepakat akan menggalang dana untuk membangun sebuah desa miskin di pinggiran kota kabupaten Tangerang. Desa itu akan diberi nama Desa Binaan. Di Desa tersebut perlu dibangun sumur-sumur dan tempat tempat, karena selama ini mereka mandi di sungai yang airnya sangat kotor, di sana perlu juga di bangun tempat ibadah yang layak.
Kemudian pengurus dan anggota OSIS di dampingi oleh Pembina OSIS dan beberapa Guru, mengadakan rapat pembentukan panitia. Hasil rapat diperoleh kesepakatan ada 5 (lima) kelompok dan 5 (lima) orang yang terpilih untuk menjadi ketua-ketua kelompok.
1. Kelompok dari Inov
Inov sibuk dengan kegiatan latihan Volley. Jarang mengikuti rapat korodinasi. Akan tetapi Inov mempunyai wakil yang rajin dan cerdik. Ide-idenya atau gagasannya sangat cemerlang. Apalagi kalau ide atau gagasan mencari dana. Dia dapat cepat mengumpulkan dana, sebab ayahnya yang direktur Garment mempunyai banyak relasi. Dari merekalah dana itu diperolehnya.
2. Kelompok dari Indra
Indra adalah seorang yang pencemburu atas keberhasilan Inov yang mempunyai wakil yang sangat cerdik dan sangat cemerlang dengan gagasan-gagasannya menggalang dana. Indra menganggap Inov sebagai saingannya. Untuk itu, setiap gagasan Inov dalam rapat selalu ditolaknya. Dia selalu mempersoalkan lokasi sumur dan kamar mandi yang hendak dibangun itu.
3. Kelompok dari Wima
Wima mempunyai banyak pengalaman dalam bidang kePramukaan. Persoalan pengerahan tenaga dia ahlinya. Oleh karena itu tugas pengerahan tenaga dapat diserahkan ke kelompoknya. Hanya persoalannya sekarang adalah di mana letak sumur dan kamar mandi yang akan dibangun di desa binaan itu.
4. Kelompok dari Wirawan
Wirawan ini ahli merancang bangun. Kepandaiannya itu ditiru dari ayahnya yang seorang Insinyur Bangunan. Akan tetapi dia belum tahu persis kegunaan pembangunan sumur dan kamar mandi di desa binaan itu. Sebab menurut dia sungai yang airnya kotor itu bisa diolah menjadi air bersih. Urusannya bisa disampaikan kepada pemerintah daerah kabupaten Tangerang. Masalahnya sekarang, apakah Pemerintah Daerah Tangerang dapat segera merealisasinya, sebab hal ini memerlukan proses yang panjang dan prosedur yang sulit sedangkan Warga Desa Binaan sangat segera memerlukan air yang bersih dan kamar mandi yang memadai.
5. Kelompok dari Ashar
Kelompok ini selalu mengadakan pertemuan secara berkala. Dalam setiap pertemuan selalu dibahas mengenai urgensi dan manfaat pembangunan sumur-sumur dan kamar mandi. Hal ini juga sudah dimusyaswarhakan dengan warga desa tersebut. Mereka sangat setuju dan sangat mengharapkan segera untuk direalisasikan. Apabila ada warga yang bertanya tentang pembangunan tersebut dilayani dengan suka cita. Demikian pula apabila ada yang mempunyai usul-usul, kelompok ini mendengarkan dengan seksama dan mencatat sebagai bahan usulan pada kelompok sekolah. Kelompok mereka mempunyai gambar rencana pemabngunan. Gambar tersebut akan didiskusikan bersama kelompok-kelompok lainnya secara bersama-sama.
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
Manusia adalah bagian dari makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang ditandai dengan ciri-ciri individu dan ciri-ciri sosial. Tindakan pertama manusia sebagai makhluk sosial yang paling utama adalah tindakan sosial, yaitu tindakan saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui suatu pendirian. Oleh karena itu di dalam tindakan sosial harus terdapat elemen-elemen umum yang sama-sama disetujui dan dipahami sejumlah orang atau masyarakat, yaitu komunikasi.
Berbicara sebagai suatu komunikasi sangat mempengaruhi kehidupan setiap anggota masyarakat. Dalam sistem inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem inilah yang memberi keefektifan seorang anggota masyarakat dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota masyarakat lainnya.
Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa berbicara hanyalah merupakan ekspresi dari gagasan pribadi seseorang. Dengan berbicara, setiap individu dapat menekankan hubungan yang bersifat dua arah, yaitu memberi dan menerima. Dalam hubungan tersebut akan tampak adanya dinamika, inilah yang disebut dengan komunikasi yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif, maka tujuan akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Komunikasi dalam keluarga antara orang tua dan anak, akan terjalin dengan baik apabila masing-masing anggota keluarga memahami ekspresi dirinya (pikiran, perasaan, keinginan kebutuhan) yang disampaikan secara wajar, sopan santun, penuh tenggang rasa dan keterbukaan.
Berbicara sebagai suatu komunikasi sangat mempengaruhi kehidupan setiap anggota masyarakat. Dalam sistem inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem inilah yang memberi keefektifan seorang anggota masyarakat dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota masyarakat lainnya.
Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa berbicara hanyalah merupakan ekspresi dari gagasan pribadi seseorang. Dengan berbicara, setiap individu dapat menekankan hubungan yang bersifat dua arah, yaitu memberi dan menerima. Dalam hubungan tersebut akan tampak adanya dinamika, inilah yang disebut dengan komunikasi yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif, maka tujuan akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Komunikasi dalam keluarga antara orang tua dan anak, akan terjalin dengan baik apabila masing-masing anggota keluarga memahami ekspresi dirinya (pikiran, perasaan, keinginan kebutuhan) yang disampaikan secara wajar, sopan santun, penuh tenggang rasa dan keterbukaan.
ARTI ORGANISASI BAGI KEGIATAN PENDIDIKAN FORMAL
Kebutuhan manusia itu bermacam-macam. Ada kebutuhan yang bersifat Kebendaan , misalnya : Kebutuhan Sandang (Pakaian), Kebutuhan Pangan, Kebutuhan Papan (Tempat Tinggal), dan lain-lain.
Ada juga kebutuhan yang bersifat Kerukhanian, misalnya : Pergaulan, Kasih Sayang, Keamanan, Pendidikan , dan lain-lain.
Perihal Pendidikan ini telah difirmankan Allah SWT dalam :
Q.S. al-“Alaq (96) : 1- 5 :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1)
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”(2)
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (3)
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam” (4)
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (5) [1]
Apabila kita membaca ayat di atas, maka dapatlah dipahami betapa utamanya dan pentingnya Pendidikan itu.
Perintah untuk “membaca” dalam ayat di atas merupakan perintah kepada seluruh umatnya.
“Membaca” adalah sarana untuk belajar dan kuncinya adalah ilmu pengetahuan, baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas.
Maksudnya, membaca alam semesta (ayatul – kaun).
Seperti diungkapkan dalam sebuah syair : [2]
Bacalah isyarat alam semesta yang diciptakan untukmu
Niscaya akan kamu dapatkan.
Sesungguhnya selain Allah adalah batil [3]
Kata “Kalam” disebut dalam ayat di atas, lebih memperjelas makna hakiki membaca, yaitu sebagai alat belajar.
Kemudian di dalam Q.S. al-Qalam : 1 :
“Nuun, Demi Kalam dan apa yang mereka tulis”, mengisyaratkan Bahwa Allah SWT bersumpah dengan kata yang amat penting itu, yaitu “Kalam”. Dengannya, Ilmu dapat ditransfer dari individu ke individu, dari generasi ke generasi, atau dari umat ke umat yang lain. [4]
Untuk mewujudkannya itu manusia dituntut menciptakan sesuatu yang dinamis, efektif, dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akherat. Cara mewujudkannya itu tentunya dapat dilakukan melalui Pendidikan.
Salah satu sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan Pendidikan adalah suatu lembaga resmi yang telah terorganisir secara teratur, konsisten dan sistematis, yaitu suatu Organisasi Formal.
Organisasi Formal yang bergerak di dalam Pendidikan lazim disebut dengan Sekolah.
Dalam buku yang disusun oleh Sutarto yang berjudul “Dasar-Dasar Organisasi”, Herbert G. Hicks menyatakan bahwa ada pembedaan organisasi menurut Dasar Tingkat Kepastian Struktur.
Pembedaan organisasi menurut Dasar Tingkat Kepastian Struktur,[5] yaitu :
Organisasi Formal
Ciri-ciri Organisasi Formal, sebagai berikut :
Mempunyai struktur yang dinyatakan dengan baik yang dapat menggambarkan hubungan-hubungan, diantaranya adalah wewenang, kekuasaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab.
Mempunyai perincian pekerjaan yang jelas bagi tiap-tiap anggota.
Ada kerja sama dan aturan-aturan yang jelas dan tersusun rapi.
Jenjang tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas dan dikontrol secara baik.
Organisasi formal tahan lama dan terencana.
Organisasi Formal terdiri dari beberapa unsur yang tersebut di atas tidak dapat dipisahkan, saling berkaitan.
Organisasi Informal
Ciri-ciri Organisasi Informal, sebagai berikut :
Disusun secara bebas, fleksibel, tak pasti, dan spontan.
Dari uraian di atas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Organisasi Formal adalah suatu sistem mengenai segala aktivitas kerjasama yang teratur dan efektif untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang diinginkan, di bawah suatu kepemimpinan bersama dengan alat-alat yang tepat.
Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasi Informal adalah segala aktivitas yang keanggotaannya bebas, fleksibel dan tak pasti.
Dalam buku yang sama dengan yang telah disebutkan di atas, Sutarto menjelaskan bahwa pengertian Organisasi Formal adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja.[6]
Sebagai Organisasi Formal, Sekolah harus dilengkapi dengan berbagai sarana yang diwujudkan dalam bentuk Gedung Sekolah, Sarana dan Prasarana, Perlengkapan Belajar-Mengajar, Proses atau Kegiatan Belajar-Mengajar, Materi Belajar-Mengajar, Guru-Guru, Siswa-Siswa, Pimpinan Sekolah (Kepala Sekolah), Kurikulum Sekolah, dan segala sesuatu yang menunjang keberlangsungan sekolah.
Untuk merealisasikan terselenggaranya “Kegiatan Pendidikan Formal”, maka diperlukan suatu Organisasi Formal yang berupa Sekolah. Organisasi Formal dalam bentuk Sekolah Formal sangatlah diperlukan dalam rangka pengembangan nalar serta penataan perilaku serta emosi manusia.
Dalam sejarah perkembangan Islam, kita akan menemukan bagaimana kaum intelektual Islam memberikan perhatian besar terhadap terselenggarakannya Organisasi Formal untuk mewujudkan pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Formal.
Organisasi Formal yang dimaksud adalah Sekolah-Sekolah Formal, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen Sekolah sebagaimana telah disebutkan di atas.
Sekolah-sekolah formal yang didirikan kaum intelektual Islam itu merupakan Sekolah-Sekolah yang tetap berpegang teguh pada tujuan fundamental.
Tujuan fundamental manusia dalam kehidupan ini sangatlah penting. Oleh karena itu menurut Islam Lembaga Pendidikan atau Sekolah yang didirikan haruslah memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptan manusia, yaitu merealisasikan pendidikan Islam demi terwujudnya ketaatan kepada Allah SWT, sebagai refleksi penghambaan manusia kepada Allah SWT secara individual maupun secara sosial.[7]
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT di dalam ;
Q.S. adz-Dzariat (51) : 56 :
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya untuk beribadah kepada-KU” [8]
Dengan demikian, maka arti Organisasi Formal ( dalam hal ini adalah Sekolah) bagi Kegiatan Pendidikan Formal adalah berkiprahnya individu-individu yang bertanggung jawab pada tujuan pendidikan, sehingga di sana akan tercipta sebuah komunitas yang harmonis yang memberikan berbagai kemanfaatan, baik itu dalam bidang sosial, ekonomi, keamanan, maupun demokrasi. [9]
Oleh karena itulah Organisasi Sekolah mempunyai banyak fungsi, diantara nya adalah sebagai media atau wadah untuk merealisasikan pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah, dan syariat Islam demi terwujudnya penghambaan diri kepada Allah SWT serta sikap meng-Esakan Allah SWT dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga menusia terhindar dari berbagai penyimpangan. [10]
[1] Yassin, H, B, “Bacaan Mulia”, (Jakarta : Djambatan, 1978), 870.
[2] Shihab, M, Quraish, “Wawasan al-Qur’an”, (Bandung : Mizan , 2000), 6.
[3] Qardhawi, Yusuf, “Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan”, (Jakarta : Gema Insani, 1999), 236.
[4] Shihab, M, Quraish, Op.Cit, 436.
[5] Sutarto, “Dasar-Dasar Organisasi”, (Yogjakarta : Gajah Mada, 1992), 6-8.
[6] Sutarto, Ibid, 21-36.
[7] An-Nahlawi, Abdurarrahman, “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat”, (Jakarta : Gema Insani, 1995), 117.
[8] Jassin, H, B, Op.Cit, 733.
[9] An-Nahlawi, Adurrahman, Op.Cit, 146.
[10] An-Nahlawi, Abdurrahman, Ibid, 152-162.
Ada juga kebutuhan yang bersifat Kerukhanian, misalnya : Pergaulan, Kasih Sayang, Keamanan, Pendidikan , dan lain-lain.
Perihal Pendidikan ini telah difirmankan Allah SWT dalam :
Q.S. al-“Alaq (96) : 1- 5 :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1)
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”(2)
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (3)
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam” (4)
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (5) [1]
Apabila kita membaca ayat di atas, maka dapatlah dipahami betapa utamanya dan pentingnya Pendidikan itu.
Perintah untuk “membaca” dalam ayat di atas merupakan perintah kepada seluruh umatnya.
“Membaca” adalah sarana untuk belajar dan kuncinya adalah ilmu pengetahuan, baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas.
Maksudnya, membaca alam semesta (ayatul – kaun).
Seperti diungkapkan dalam sebuah syair : [2]
Bacalah isyarat alam semesta yang diciptakan untukmu
Niscaya akan kamu dapatkan.
Sesungguhnya selain Allah adalah batil [3]
Kata “Kalam” disebut dalam ayat di atas, lebih memperjelas makna hakiki membaca, yaitu sebagai alat belajar.
Kemudian di dalam Q.S. al-Qalam : 1 :
“Nuun, Demi Kalam dan apa yang mereka tulis”, mengisyaratkan Bahwa Allah SWT bersumpah dengan kata yang amat penting itu, yaitu “Kalam”. Dengannya, Ilmu dapat ditransfer dari individu ke individu, dari generasi ke generasi, atau dari umat ke umat yang lain. [4]
Untuk mewujudkannya itu manusia dituntut menciptakan sesuatu yang dinamis, efektif, dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akherat. Cara mewujudkannya itu tentunya dapat dilakukan melalui Pendidikan.
Salah satu sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan Pendidikan adalah suatu lembaga resmi yang telah terorganisir secara teratur, konsisten dan sistematis, yaitu suatu Organisasi Formal.
Organisasi Formal yang bergerak di dalam Pendidikan lazim disebut dengan Sekolah.
Dalam buku yang disusun oleh Sutarto yang berjudul “Dasar-Dasar Organisasi”, Herbert G. Hicks menyatakan bahwa ada pembedaan organisasi menurut Dasar Tingkat Kepastian Struktur.
Pembedaan organisasi menurut Dasar Tingkat Kepastian Struktur,[5] yaitu :
Organisasi Formal
Ciri-ciri Organisasi Formal, sebagai berikut :
Mempunyai struktur yang dinyatakan dengan baik yang dapat menggambarkan hubungan-hubungan, diantaranya adalah wewenang, kekuasaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab.
Mempunyai perincian pekerjaan yang jelas bagi tiap-tiap anggota.
Ada kerja sama dan aturan-aturan yang jelas dan tersusun rapi.
Jenjang tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas dan dikontrol secara baik.
Organisasi formal tahan lama dan terencana.
Organisasi Formal terdiri dari beberapa unsur yang tersebut di atas tidak dapat dipisahkan, saling berkaitan.
Organisasi Informal
Ciri-ciri Organisasi Informal, sebagai berikut :
Disusun secara bebas, fleksibel, tak pasti, dan spontan.
Dari uraian di atas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Organisasi Formal adalah suatu sistem mengenai segala aktivitas kerjasama yang teratur dan efektif untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang diinginkan, di bawah suatu kepemimpinan bersama dengan alat-alat yang tepat.
Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasi Informal adalah segala aktivitas yang keanggotaannya bebas, fleksibel dan tak pasti.
Dalam buku yang sama dengan yang telah disebutkan di atas, Sutarto menjelaskan bahwa pengertian Organisasi Formal adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja.[6]
Sebagai Organisasi Formal, Sekolah harus dilengkapi dengan berbagai sarana yang diwujudkan dalam bentuk Gedung Sekolah, Sarana dan Prasarana, Perlengkapan Belajar-Mengajar, Proses atau Kegiatan Belajar-Mengajar, Materi Belajar-Mengajar, Guru-Guru, Siswa-Siswa, Pimpinan Sekolah (Kepala Sekolah), Kurikulum Sekolah, dan segala sesuatu yang menunjang keberlangsungan sekolah.
Untuk merealisasikan terselenggaranya “Kegiatan Pendidikan Formal”, maka diperlukan suatu Organisasi Formal yang berupa Sekolah. Organisasi Formal dalam bentuk Sekolah Formal sangatlah diperlukan dalam rangka pengembangan nalar serta penataan perilaku serta emosi manusia.
Dalam sejarah perkembangan Islam, kita akan menemukan bagaimana kaum intelektual Islam memberikan perhatian besar terhadap terselenggarakannya Organisasi Formal untuk mewujudkan pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Formal.
Organisasi Formal yang dimaksud adalah Sekolah-Sekolah Formal, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen Sekolah sebagaimana telah disebutkan di atas.
Sekolah-sekolah formal yang didirikan kaum intelektual Islam itu merupakan Sekolah-Sekolah yang tetap berpegang teguh pada tujuan fundamental.
Tujuan fundamental manusia dalam kehidupan ini sangatlah penting. Oleh karena itu menurut Islam Lembaga Pendidikan atau Sekolah yang didirikan haruslah memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptan manusia, yaitu merealisasikan pendidikan Islam demi terwujudnya ketaatan kepada Allah SWT, sebagai refleksi penghambaan manusia kepada Allah SWT secara individual maupun secara sosial.[7]
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT di dalam ;
Q.S. adz-Dzariat (51) : 56 :
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya untuk beribadah kepada-KU” [8]
Dengan demikian, maka arti Organisasi Formal ( dalam hal ini adalah Sekolah) bagi Kegiatan Pendidikan Formal adalah berkiprahnya individu-individu yang bertanggung jawab pada tujuan pendidikan, sehingga di sana akan tercipta sebuah komunitas yang harmonis yang memberikan berbagai kemanfaatan, baik itu dalam bidang sosial, ekonomi, keamanan, maupun demokrasi. [9]
Oleh karena itulah Organisasi Sekolah mempunyai banyak fungsi, diantara nya adalah sebagai media atau wadah untuk merealisasikan pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah, dan syariat Islam demi terwujudnya penghambaan diri kepada Allah SWT serta sikap meng-Esakan Allah SWT dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga menusia terhindar dari berbagai penyimpangan. [10]
[1] Yassin, H, B, “Bacaan Mulia”, (Jakarta : Djambatan, 1978), 870.
[2] Shihab, M, Quraish, “Wawasan al-Qur’an”, (Bandung : Mizan , 2000), 6.
[3] Qardhawi, Yusuf, “Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan”, (Jakarta : Gema Insani, 1999), 236.
[4] Shihab, M, Quraish, Op.Cit, 436.
[5] Sutarto, “Dasar-Dasar Organisasi”, (Yogjakarta : Gajah Mada, 1992), 6-8.
[6] Sutarto, Ibid, 21-36.
[7] An-Nahlawi, Abdurarrahman, “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat”, (Jakarta : Gema Insani, 1995), 117.
[8] Jassin, H, B, Op.Cit, 733.
[9] An-Nahlawi, Adurrahman, Op.Cit, 146.
[10] An-Nahlawi, Abdurrahman, Ibid, 152-162.
TANDA -TANDA ADANYA ALLAH SWT
Apabila kita mempelajari Sejarah tentang Kepercayaan Manusia, maka yang kita ketemukan adalah hampir setiap manusia mempercayai adanya Tuhan (Allah Swt).
Masyarakat Yunani Kuno mengakui paham Politeisme (paham/keyakinan banyak Tuhan); ada Venus (Dewa Kecantikan), Mars (Dewa Perang), Minerva (Dewa Kekayaan), Apollo (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Hindu mengakui adanya Dewa Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara), Dewa Syiwa (Dewa Perusak), Dewa Surya (Dewa Matahari), Dewa Bayu (Dewa Angin), dam sebagainya.
Masyarakat Mesir mengakui adanya Dewa Izis, Dewa Osiris, Dewa Ra (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Persia mengakui adanya Dewa Gelap dan Dewa Terang.
Masyarakat Arab, dulu mengakui adanya al-Lata, al-Uzza, Manata, dan ratusan berhala lainnya, yang dianggap sebagai Dewa-Dewa mereka, sampai kemudian datanglah Ajaran Islam ke Jazirah Arab meluruskan keyakinan mereka. Ajaran Islam mengisyaratkan bahwa Tuhan (Allah Swt) ada
Buktinya mana ?
Mari kita bersama-sama merenungkan, memikirkannya,
“benarkah Allah Swt, ada ?”
Ada ceritera :
Sayyidina Ali r.a pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib al-Yamani.
v Zi’lib al-Yamani bertanya : “Apakah anda pernah melihat Tuhan ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab : “Tidak, Tuhan tidak bisa dilihat !”
v Zi’lib al-Yamani bertanya lagi : “Bagaimana anda meyakini bahwa Allah Swt, ada ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab dengan suka cita : “Aku meyakini bahwa Allah Swt, ada, adalah dengan memperhatikan dan mengenal sekeliling. Di sana banyak bukti dan tanda-tanda bahwa Allah Swt, ada !”
v Kemudian Zi’lib al-Yamani melanjutkan pertanyaannya : “Apa bukti dan tanda-tanda Nya itu ?”
Untuk membuktikan bahwa Allah Swt, ada, dapat melalui pembuktian :
Ø ONTOLOGI :
Ilmu yang menggambarkan sesuatu yang lebih berkuasa dari kita. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Manusia”, dikuatkan dengan Q.S. at-Tỉn (95) : 4 :
Manusia memiliki bentuk yang sempurna dan sebagus-bagusnya makhluk, yang dilengkapi dengan akal/pikiran, perasaan dan kehendak.
Organ-organ tubuh manusia ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Fungsi-fungsi organ tubuh itu saling berkaitan dan unik (Coba kalian lihat di cermin). Tubuhmu diperindah, ditegakkan dan dipermudah geraknya. Juga memiliki kemampuan berekspresi, berbicara karena ada jiwa/rukh
Melalui pembuktian secara ilmiah, mengenai jiwa/rukh ini telah dicoba oleh seorang pakar ilmu jiwa. : “Orang yang sudah kritis ditempatkan di kaca yang tebalnya 30 Cm ………….”. Ini artinya, ada yang lebih hebat dari kita yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara al-bathin.
Ø KOSMOLOGI :
Ilmu tentang Sebab-Akibat terhadap “Kosmos/Dunia. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Alam Raya” ini, dikuatkan dengan Q.S. adz-Dzảriyảt (51) : 47 :
(Dan Langit Kami bangun dengan ‘tangan-tangan’ Kami, dan sesungguhnya Kami benar-benar Maha Meluaskan). Jadi sesuatu itu ada karena ada yang membuat. : “Misalnya kita ingin rujak, rujak yang kita inginkan tidak tiba-tiba ada dihadapan kita, akan tetapi kita membuat dulu ……………………………”. Ini artinya Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa ada penyebabnya, dan penyebab terakhir adalah Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Ø TELEOLOGI :
Ilmu tentang Keseragaman dan Keserasian Alam yang tidak dapat terjadi tanpa ada suatu kekuatan yang mengatur keserasian itu. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang Keindahan dan Keserasian Alam Raya ini, dikuatkan dengan Q.S. Qảf (50) : 6-7 :
(Tidakkah mereka melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan Kami hamparkan bumi serta Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata).
Q.S. lainnya yang berhubungan dengan Keserasian dan Keindahan : Q.S. al-Mulk (67) : 3-4 :
(Allah Swt yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah sesuatu yang kamu lihat tidak seimbang ?. Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatupun yang cacat, dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah). Jadi, ada keterkaitan dan keharmonisan, misalnya : sungai-sungai mengairi tumbuh-tumbuhan, hutan membendung banjir, matahari tidak jemu-jemu memancarkan sinarnya, air yang menguap akibat matahari dikembalikan dengan kerjasama awan dan angin, ini suatu kerjasama yang luar biasa harmonis, bunga-bunga berkembang dengan aneka warna yang indah. Ada siklus di alam raya ini yang tidak mungkin diatur sedemikian rupa dan tidak juga dapat berjalan sedemikian konsisten kecuali oleh Sang Pengatur Yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Dalam konteks ini, Allah Swt memerintahkan agar manusia memperhatikan tanda-tanda, betapa alam ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkannya.
Untuk memperhatikan tanda-tanda ini, tidak hanya dengan kecerdasan berpikir akan tetapi harus dengan kecerdasan spiritual dan mata hati/nurani.
Apabila kita tidak melibatkan spiritual dan mata hati/nurani, maka tanda-tanda ini tidak terjangkau. Persis seperti jika kita akan menikmati merdunya musik. (Nina bobo, oh Nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk, Bintang kecil …, dsb). Kesannya kalau kita mendengarkan musik tanpa penghayatan terasa hampa, hambar dan tidak bermakna apa-apa. Padahal musik diciptakan untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, perasaan dan harapan-harapan.
Demikian pula dengan tanda-tanda yang ada di alam ini, adalah ungkapan bukti atau tanda adanya Allah Swt.
Mengabaikan tanda-tanda adanya Allah Swt menjadikan hati gersang, kacau. Hal ini pada gilirannya nanti pasti akan mengundang bencana dan menjauhnya rakhmat Allah Swt.
Nah, di bulan Ramadhan ini, mari kita menangkap dan menghayati tanda-tanda adanya Allah Swt agar kita dapat semakin khusuk dan ikhlas di dalam melaksanakan Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah lainnya .
Sebab pada hakekatnya Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah kita yang lainnya adalah untuk kita sendiri, dikuatkan dengan Q.S.
(Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk berbakti kepadaKu).
Allah Swt adalah Maha Segala-galanya. Allah Swt tidak menghendaki apa-apa dari kita. Sebaliknya apa-apa yang kita kerjakan sebagai ibadah kita itu adalah tanda bakti kita kepada Allah Swt.
Bagi mereka yang berbakti akan mendapatkan reward (hadiah) dari Allah Swt, yaitu pahala yang tiada habis-habisnya . Dikuatkan dengan Q.S.
Pahala itu bisa berupa kebahagiaan di dunia dan akherat, ketenteraman bathinniah, kesehatan, teman yang baik-baik, dan masih banyak lagi pahala-pahala lainnya.
Tentu saja ibadah kita jangan dibulan Ramadhan saja. Bulan Ramadhan ini kita jadikan sebagai pencucian jiwa dan starting point (awal) untuk melaksanakan ibadah ke depannya.
Insya Allah, tahun depan akan ketemu lagi dengan Bulan Ramadhan. , demikian pula di depannya lagi , begitu seterusnya , .
Harapan kita , kita akan selalu bertemu dengan Bulan Ramadhan yaitu bulan yang kita yakini sebagai bulan Maghfiraj, bulan pensucian jiwa, bulan dimana Allah Swt menyebarkan ampunan bagi umatnya..
Akhirul Kalam, semoga kita termasuk di dalam ampunanNya. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.
Masyarakat Yunani Kuno mengakui paham Politeisme (paham/keyakinan banyak Tuhan); ada Venus (Dewa Kecantikan), Mars (Dewa Perang), Minerva (Dewa Kekayaan), Apollo (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Hindu mengakui adanya Dewa Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara), Dewa Syiwa (Dewa Perusak), Dewa Surya (Dewa Matahari), Dewa Bayu (Dewa Angin), dam sebagainya.
Masyarakat Mesir mengakui adanya Dewa Izis, Dewa Osiris, Dewa Ra (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Persia mengakui adanya Dewa Gelap dan Dewa Terang.
Masyarakat Arab, dulu mengakui adanya al-Lata, al-Uzza, Manata, dan ratusan berhala lainnya, yang dianggap sebagai Dewa-Dewa mereka, sampai kemudian datanglah Ajaran Islam ke Jazirah Arab meluruskan keyakinan mereka. Ajaran Islam mengisyaratkan bahwa Tuhan (Allah Swt) ada
Buktinya mana ?
Mari kita bersama-sama merenungkan, memikirkannya,
“benarkah Allah Swt, ada ?”
Ada ceritera :
Sayyidina Ali r.a pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib al-Yamani.
v Zi’lib al-Yamani bertanya : “Apakah anda pernah melihat Tuhan ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab : “Tidak, Tuhan tidak bisa dilihat !”
v Zi’lib al-Yamani bertanya lagi : “Bagaimana anda meyakini bahwa Allah Swt, ada ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab dengan suka cita : “Aku meyakini bahwa Allah Swt, ada, adalah dengan memperhatikan dan mengenal sekeliling. Di sana banyak bukti dan tanda-tanda bahwa Allah Swt, ada !”
v Kemudian Zi’lib al-Yamani melanjutkan pertanyaannya : “Apa bukti dan tanda-tanda Nya itu ?”
Untuk membuktikan bahwa Allah Swt, ada, dapat melalui pembuktian :
Ø ONTOLOGI :
Ilmu yang menggambarkan sesuatu yang lebih berkuasa dari kita. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Manusia”, dikuatkan dengan Q.S. at-Tỉn (95) : 4 :
Manusia memiliki bentuk yang sempurna dan sebagus-bagusnya makhluk, yang dilengkapi dengan akal/pikiran, perasaan dan kehendak.
Organ-organ tubuh manusia ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Fungsi-fungsi organ tubuh itu saling berkaitan dan unik (Coba kalian lihat di cermin). Tubuhmu diperindah, ditegakkan dan dipermudah geraknya. Juga memiliki kemampuan berekspresi, berbicara karena ada jiwa/rukh
Melalui pembuktian secara ilmiah, mengenai jiwa/rukh ini telah dicoba oleh seorang pakar ilmu jiwa. : “Orang yang sudah kritis ditempatkan di kaca yang tebalnya 30 Cm ………….”. Ini artinya, ada yang lebih hebat dari kita yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara al-bathin.
Ø KOSMOLOGI :
Ilmu tentang Sebab-Akibat terhadap “Kosmos/Dunia. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Alam Raya” ini, dikuatkan dengan Q.S. adz-Dzảriyảt (51) : 47 :
(Dan Langit Kami bangun dengan ‘tangan-tangan’ Kami, dan sesungguhnya Kami benar-benar Maha Meluaskan). Jadi sesuatu itu ada karena ada yang membuat. : “Misalnya kita ingin rujak, rujak yang kita inginkan tidak tiba-tiba ada dihadapan kita, akan tetapi kita membuat dulu ……………………………”. Ini artinya Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa ada penyebabnya, dan penyebab terakhir adalah Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Ø TELEOLOGI :
Ilmu tentang Keseragaman dan Keserasian Alam yang tidak dapat terjadi tanpa ada suatu kekuatan yang mengatur keserasian itu. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang Keindahan dan Keserasian Alam Raya ini, dikuatkan dengan Q.S. Qảf (50) : 6-7 :
(Tidakkah mereka melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan Kami hamparkan bumi serta Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata).
Q.S. lainnya yang berhubungan dengan Keserasian dan Keindahan : Q.S. al-Mulk (67) : 3-4 :
(Allah Swt yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah sesuatu yang kamu lihat tidak seimbang ?. Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatupun yang cacat, dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah). Jadi, ada keterkaitan dan keharmonisan, misalnya : sungai-sungai mengairi tumbuh-tumbuhan, hutan membendung banjir, matahari tidak jemu-jemu memancarkan sinarnya, air yang menguap akibat matahari dikembalikan dengan kerjasama awan dan angin, ini suatu kerjasama yang luar biasa harmonis, bunga-bunga berkembang dengan aneka warna yang indah. Ada siklus di alam raya ini yang tidak mungkin diatur sedemikian rupa dan tidak juga dapat berjalan sedemikian konsisten kecuali oleh Sang Pengatur Yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Dalam konteks ini, Allah Swt memerintahkan agar manusia memperhatikan tanda-tanda, betapa alam ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkannya.
Untuk memperhatikan tanda-tanda ini, tidak hanya dengan kecerdasan berpikir akan tetapi harus dengan kecerdasan spiritual dan mata hati/nurani.
Apabila kita tidak melibatkan spiritual dan mata hati/nurani, maka tanda-tanda ini tidak terjangkau. Persis seperti jika kita akan menikmati merdunya musik. (Nina bobo, oh Nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk, Bintang kecil …, dsb). Kesannya kalau kita mendengarkan musik tanpa penghayatan terasa hampa, hambar dan tidak bermakna apa-apa. Padahal musik diciptakan untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, perasaan dan harapan-harapan.
Demikian pula dengan tanda-tanda yang ada di alam ini, adalah ungkapan bukti atau tanda adanya Allah Swt.
Mengabaikan tanda-tanda adanya Allah Swt menjadikan hati gersang, kacau. Hal ini pada gilirannya nanti pasti akan mengundang bencana dan menjauhnya rakhmat Allah Swt.
Nah, di bulan Ramadhan ini, mari kita menangkap dan menghayati tanda-tanda adanya Allah Swt agar kita dapat semakin khusuk dan ikhlas di dalam melaksanakan Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah lainnya .
Sebab pada hakekatnya Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah kita yang lainnya adalah untuk kita sendiri, dikuatkan dengan Q.S.
(Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk berbakti kepadaKu).
Allah Swt adalah Maha Segala-galanya. Allah Swt tidak menghendaki apa-apa dari kita. Sebaliknya apa-apa yang kita kerjakan sebagai ibadah kita itu adalah tanda bakti kita kepada Allah Swt.
Bagi mereka yang berbakti akan mendapatkan reward (hadiah) dari Allah Swt, yaitu pahala yang tiada habis-habisnya . Dikuatkan dengan Q.S.
Pahala itu bisa berupa kebahagiaan di dunia dan akherat, ketenteraman bathinniah, kesehatan, teman yang baik-baik, dan masih banyak lagi pahala-pahala lainnya.
Tentu saja ibadah kita jangan dibulan Ramadhan saja. Bulan Ramadhan ini kita jadikan sebagai pencucian jiwa dan starting point (awal) untuk melaksanakan ibadah ke depannya.
Insya Allah, tahun depan akan ketemu lagi dengan Bulan Ramadhan. , demikian pula di depannya lagi , begitu seterusnya , .
Harapan kita , kita akan selalu bertemu dengan Bulan Ramadhan yaitu bulan yang kita yakini sebagai bulan Maghfiraj, bulan pensucian jiwa, bulan dimana Allah Swt menyebarkan ampunan bagi umatnya..
Akhirul Kalam, semoga kita termasuk di dalam ampunanNya. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.
MANUSIA SEBAGAI PEMAIN DALAM PERTUNJUKAN
Q.S. al-Insan (76) ayat 2 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan Perintah dan Larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”.
Ayat di atas, memberikan gambaran kepada manusia bahwa manusia tadinya merupakan makhluk yang tidak terkenal, yang tidak jadi sebutan di alam raya kemudian menjadi makhluk yang hidup.
Asal usul kejadiannya adalah dari setetes mani yang bercampur yaitu bercampur antara benih lelaki dengan benih perempuan atau nuthfah.
Nuthfah ini adalah bibit halus dari mani laki-laki dengan bibit halus dari mani perempuan. Apabila ke dua mani ini telah bertemu, maka mereka saling melekat, yaitu antara bibit dari laki-laki pada bibit dari perempuan.
Kemudian, apabila mereka telah melekat, mereka tidak berpisah lagi. Mereka telah dikumpulkan, dicampurkan menjadi satu yaitu yang disebut nuthfah tadi. Nuthfah itu kemudian dieramkan atau disimpan secara rapi di dalam rahim (peranakan) perempuan. Ini, adalah bibit manusia.
Kemudian pada waktu tertentu yaitu selama sembilan bulan sepuluh hari. Secara berpola terjadilah proses, maka melalui proses yang luar biasa itulah lalu lahirlah anak manusia.
Anak manusia ini, sebagaimana telah diuraikan di atas berasal dari nutfah sebagai bibit manusia. Bibit manusia ini apabila dipersatukan dengan bibit yang bukan pasangannya, maka tidak akan menjadi manusia. Misalnya dipersatukan dengan bibit Macan, atau dengan bibit Kera, maka tidak akan menjadi bibit manusia. Jadi bibit manusia memang seharusnya dipersatukan dengan bibit manusia juga. Hal ini sudah merupakan ketentuan dari Allah SWT. Itulah sebabnya, bibit atau mani dari seekor Kera Betina tidaklah akan dicampurkan (dipersatukan) atau dinuthfahkan dengan bibit atau mani dari seeorang laki-laki, demikian sebaliknya.
Di dalam bibit dari mani laki-laki dan bibit mani perempuan itu pula telah terjadi persediaan seorang anak akan menurut bentuk ayahnya atau ibunya, malahan ada juga “kombinasi” warna kulit ayah dengan warna kulit ibu.
Setelah keluar atau lahir dari perut ibunya, dia bergerak dan menangis. Hidup yang senang dalam suhu teratur dalam rahim atau kandungan ibunya, tiba-tiba berubah. Mulailah dia menantang udara !. Dia menangis karena dia terkejut dan dia bergerak menandakan ingin hidup.
Kemudian, manusia melahirkan keturunan-keturunan dari suatu generasi ke generasi berikutnya serta berkembang dan menyebar keseluruh dunia. Mereka ditautkan satu sama lain melalui perkawinan dan berketurunan, sehingga tercipta hubungan kekeluargaan dari hasil perkawinan itu melalui hubungan darah maupun hubungan kekerabatan lain. Sejak saat itu manusia “menjadi pemain dalam pertunjukan”
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan Perintah dan Larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”.
Ayat di atas, memberikan gambaran kepada manusia bahwa manusia tadinya merupakan makhluk yang tidak terkenal, yang tidak jadi sebutan di alam raya kemudian menjadi makhluk yang hidup.
Asal usul kejadiannya adalah dari setetes mani yang bercampur yaitu bercampur antara benih lelaki dengan benih perempuan atau nuthfah.
Nuthfah ini adalah bibit halus dari mani laki-laki dengan bibit halus dari mani perempuan. Apabila ke dua mani ini telah bertemu, maka mereka saling melekat, yaitu antara bibit dari laki-laki pada bibit dari perempuan.
Kemudian, apabila mereka telah melekat, mereka tidak berpisah lagi. Mereka telah dikumpulkan, dicampurkan menjadi satu yaitu yang disebut nuthfah tadi. Nuthfah itu kemudian dieramkan atau disimpan secara rapi di dalam rahim (peranakan) perempuan. Ini, adalah bibit manusia.
Kemudian pada waktu tertentu yaitu selama sembilan bulan sepuluh hari. Secara berpola terjadilah proses, maka melalui proses yang luar biasa itulah lalu lahirlah anak manusia.
Anak manusia ini, sebagaimana telah diuraikan di atas berasal dari nutfah sebagai bibit manusia. Bibit manusia ini apabila dipersatukan dengan bibit yang bukan pasangannya, maka tidak akan menjadi manusia. Misalnya dipersatukan dengan bibit Macan, atau dengan bibit Kera, maka tidak akan menjadi bibit manusia. Jadi bibit manusia memang seharusnya dipersatukan dengan bibit manusia juga. Hal ini sudah merupakan ketentuan dari Allah SWT. Itulah sebabnya, bibit atau mani dari seekor Kera Betina tidaklah akan dicampurkan (dipersatukan) atau dinuthfahkan dengan bibit atau mani dari seeorang laki-laki, demikian sebaliknya.
Di dalam bibit dari mani laki-laki dan bibit mani perempuan itu pula telah terjadi persediaan seorang anak akan menurut bentuk ayahnya atau ibunya, malahan ada juga “kombinasi” warna kulit ayah dengan warna kulit ibu.
Setelah keluar atau lahir dari perut ibunya, dia bergerak dan menangis. Hidup yang senang dalam suhu teratur dalam rahim atau kandungan ibunya, tiba-tiba berubah. Mulailah dia menantang udara !. Dia menangis karena dia terkejut dan dia bergerak menandakan ingin hidup.
Kemudian, manusia melahirkan keturunan-keturunan dari suatu generasi ke generasi berikutnya serta berkembang dan menyebar keseluruh dunia. Mereka ditautkan satu sama lain melalui perkawinan dan berketurunan, sehingga tercipta hubungan kekeluargaan dari hasil perkawinan itu melalui hubungan darah maupun hubungan kekerabatan lain. Sejak saat itu manusia “menjadi pemain dalam pertunjukan”
USAHA YANG TAK SIA-SIA
HARI INI,
SABTU, 12 JANUARI 2008
TIADA KATA NAN PATUT SAYA UCAPKAN KECUALI RASA SYUKUR ALHAMDULILLAH KEHADHIRAT ILLAHI RABBI YANG TELAH MELIMPAHKAN BERBAGAI KENIKMATAN DI SEPANJANG WAKTU...
SHALAWAT DAN SALAM KEPADA JUNJUNGAN NABI BESAR "MUHAMMAD SHALALLAHU 'ALAIHI WASSALAM" TERIRING DO'A SEMOGA KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN TETAP TERCURAHKAN KEPADA KELUARGA NABI, PARA SAHABAT NABI DAN KEPADA PENGIKUT-PENGIKUT NABI... INSYA ALLAH ... SAYA TERGOLONG KEPADA PENGIKUT NABI...
TERIMAKASIH YA ALLAH... ENGKAU TELAH MELIMPAHKAN RAHMATMU PADA WAKTU YANG TEPAT.... HARI INI ... SAYA MEMPEROLEH KHABAR DARI PIMPINAN SAYA BAPAK ALAN SUHERLAN (PEMIMPIN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 PONDOK AREN - TANGERANG) BAHWA BERKAS PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU YANG BEBERAPA WAKTU LALU KETLESUT... SUDAH DITEMUKAN DAN SUDAH DINILAI... HASILNYA SAYA TELAH "LULUS". BERITA INI DITERIMA OLEH BAPAK ALAN SUHERLAN DARI DIKNAS KABUPATEN TANGERANG ...
WALAUPUN SAYA BELUM DIPERINTAHKAN PAK ALAN SUHERLAN UNTUK MENINDAK-LANJUTINYA... NAMUN HAL INI ADALAH SUATU BERITA YANG SANGAT MEMBAHAGIAKAN SAYA... KARENA DENGAN DEMIKIAN STATUS SAYA MENJADI JELAS...
USAHA INI, TENTUNYA TIDAK TERLEPAS DARI KERJA KERAS BAPAK ALAN SUHERLAN, IBU YETTY DAN BAPAK IMANUDDIN... UNTUK ITU PERKENANKANLAH SAYA MENGHATURKAN TERIMAKASIH KEPADA BAPAK ALAN SUHERLAN, IBU YETTY DAN BAPAK IMANUDDIN .... SEMOGA PANJENENGAN-PANJENENGAN SELALU SEHAT WAL 'AFIAT... KARENA PANJENENGAN-PANJENENGAN LAH ... KEJELASAN STATUS KAMI BERTUMPU ...
SABTU, 12 JANUARI 2008
TIADA KATA NAN PATUT SAYA UCAPKAN KECUALI RASA SYUKUR ALHAMDULILLAH KEHADHIRAT ILLAHI RABBI YANG TELAH MELIMPAHKAN BERBAGAI KENIKMATAN DI SEPANJANG WAKTU...
SHALAWAT DAN SALAM KEPADA JUNJUNGAN NABI BESAR "MUHAMMAD SHALALLAHU 'ALAIHI WASSALAM" TERIRING DO'A SEMOGA KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN TETAP TERCURAHKAN KEPADA KELUARGA NABI, PARA SAHABAT NABI DAN KEPADA PENGIKUT-PENGIKUT NABI... INSYA ALLAH ... SAYA TERGOLONG KEPADA PENGIKUT NABI...
TERIMAKASIH YA ALLAH... ENGKAU TELAH MELIMPAHKAN RAHMATMU PADA WAKTU YANG TEPAT.... HARI INI ... SAYA MEMPEROLEH KHABAR DARI PIMPINAN SAYA BAPAK ALAN SUHERLAN (PEMIMPIN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 PONDOK AREN - TANGERANG) BAHWA BERKAS PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU YANG BEBERAPA WAKTU LALU KETLESUT... SUDAH DITEMUKAN DAN SUDAH DINILAI... HASILNYA SAYA TELAH "LULUS". BERITA INI DITERIMA OLEH BAPAK ALAN SUHERLAN DARI DIKNAS KABUPATEN TANGERANG ...
WALAUPUN SAYA BELUM DIPERINTAHKAN PAK ALAN SUHERLAN UNTUK MENINDAK-LANJUTINYA... NAMUN HAL INI ADALAH SUATU BERITA YANG SANGAT MEMBAHAGIAKAN SAYA... KARENA DENGAN DEMIKIAN STATUS SAYA MENJADI JELAS...
USAHA INI, TENTUNYA TIDAK TERLEPAS DARI KERJA KERAS BAPAK ALAN SUHERLAN, IBU YETTY DAN BAPAK IMANUDDIN... UNTUK ITU PERKENANKANLAH SAYA MENGHATURKAN TERIMAKASIH KEPADA BAPAK ALAN SUHERLAN, IBU YETTY DAN BAPAK IMANUDDIN .... SEMOGA PANJENENGAN-PANJENENGAN SELALU SEHAT WAL 'AFIAT... KARENA PANJENENGAN-PANJENENGAN LAH ... KEJELASAN STATUS KAMI BERTUMPU ...
WARTA KEBANGSAAN BAGIAN KE DUA
DI SUATU HARI YANG CERAH JUM'AT, 7 DESEMBER 2007 , KETIKA ITU SECERAH HARAPAN SELURUH WARGA KEBANGSAAN TERIRING DO'A YANG MELEPAS KEBERANGKATAN ROMBONGAN SMA KEBANGSAAN, TERDIRI DARI TIGA ORANG SISWA SMA KELAS XI, YAITU: GABY CYNTIA, SRI MUSTAKIYAH DAN CANDIDA RAMANIA BESERTA SEORANG GURU PEMBIMBING: BAPAK WIDODO SH) MENUJU ARENA KOMPETISI DI PLAZA DIKNAS JAKARTA DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI PENCEGAHAN HIV/AIDS DENGAN TEMA: UNESCO COMPETITION HIV/AIDS PREVENTION. KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN OLEH UNESCO BEKERJA-SAMA DENGAN DIKNAS - INDP - UNAID.
SMA KEBANGSAAN DIBERI KESEMPATAN UNTUK AMBIL BAGIAN KARENA SMA KEBANGSAAN ADALAH SALAH SATU SEKOLAH YANG SEDANG DALAM PROSES DI BAWAH NAUNGAN UNESCO. INI ADALAH PELUANG SEBAGAI AJANG MENGASAH MENTAL DAN MENGADU KEBERANIAN SERTA MEMBINA SPORTIFITAS KEBANGSAAN DI ARENA INTERNASIONAL.
DAN ... SESUNGGUHNYALAH DO'A YANG KAMI PANJATKAN KEPADA ALLAH ADALAH DO'A AGAR SISWA KEBANGSAAN MEMILIKI MENTAL YANG TANGGUH... KEBERANIAN YANG TERARAH SERTA SPORTIFITAS YANG KUAT .... ADAPUN UNTUK MENANG BUKAN HITUNGAN KAMI.... KARENA ... KAMI SELALU BERPEGANG TEGUH YANG SELALU TERPATRI DALAM SANUBARI ... PADA UNGKAPAN BIJAK : "MANUSIA BERUSAHA ALLAH LAH YANG MENENTUKAN".
JADI....USAHA SELALU DIUPAYAKAN MENANG HANYA ALLAH YANG MENENTUKAN.
AKHIRNYA... KUALITAS MEMANG TERREFLEKSI PADA HASIL...... ALHAMDULILLAH ALLAH TELAH MENUNJUKKAN KEBESARAN-NYA ... SMA KEBANGSAAN MERAIH PENGHARGAAN SEBAGAI PEMENANG PERTAMA.... AMIN YAA RABBAL 'AL 'AMIN !!!
SAHABAT KERJA DI SNEPAR ONE
INI ADALAH FOTO SAHABAT KERJAKU DI SNEPAR 1 PONDOK AREN, INI FOTO KETIKA MENGUNJUNGI BROMO ... DARI YANG YANG PALING KIRI MAS ALI ..... MAS BUDI AND AAK UUD (HUDARI) ... AND CAK WAR .... SAHABAT-SAHABATKU INI SANGAT BAIK DAN SANGAT MENDUKUNG SEMUA KERJAKU. YANG NAMANYA MAS ALI ITU JAGO NGETIK.... YANG MAS BUDI ITU PELAKSANA HARIAN KEPALA SEKOLAH (PLH) ALIAS ATASANKU ... TETAPI ORANG NYA .... COOL TETAPI COOPERATIF ... SABAR NGGAK GAMPANG EMOSI AND GAK MUDAH NGAMBEG , NGGAK KAYAK AKU YANG GAMPANG BANGET EMOSI AND NGAMBEG .... KALAU AKU EMOSI AKU INGAT MAS BUDI ... TRUSS EMOSIKU MEREDA .... NGAMBEG KU HILANG. KALAU AKU EMOSI ATAU NGAMBEG ... MAS BUDI CUMA MESAM...MESEM AJA ... KALAU AAK UUD JAGO NENDANG-NENDANG AND MUKUL-MUKUL TETAPI BUKAN NENDANG ATAU MUKUL ORANG ... AAK INI PAKAR OLAH RAGA ... YANG APLING KANAN NAMANYA CAK WAR , CAK WAR INI ... SHARING AKU BERCUAP-CUAP BAHASA INGGRIS ... CAK WAR LAH YANG MENJADI PARTNER KU KALAU AKU PINGIN SPEAK...SPEAK GITU LHO... . MO KENALAN ??? KONTAK AKU YAAA ...
Langganan:
Postingan (Atom)