11 Januari 2008

JALAN KEHIDUPAN

Allah menciptakan manusia dalam bentuk phisik maupun psikis yang sebaik-baiknya. Bentuk phisik yang sebaik-baiknya itu berupa bentuk badan yang sangat indah dan serasi. Semua bagian-bagian tubuh terletak pada tempatnya dan masing-masing melakukan fungsinya secara proporsional. Adapun bentuk psikis yang sebaik-baiknya itu berupa sesuatu yang tidak nampak akan tetapi kita dapat merasakan adanya, yaitu bentuk jiwa/mental/spiritual dengan potensi baik dan buruk.
Dengan sebaik-baik bentuk dan segala potensinya itu, diharapkan manusia dapat memanfaatkan dan menggunakannya dalam menjalani kehidupannya. Perjalanan kehidupan dapatlah disebut dengan karier.
Jalan kehidupan seseorang atau karier seseorang itu tidak ditentukan oleh orang lain melainkan ditentukan oleh pilihannya sendiri yang dia tetapkan dalam pekerjaan, pendidikan dan gaya hidup.
Tentu saja dalam menentukan pilihannya itu harus menyesuaikannya dengan situasi, kondisi, bakat, minat, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi lingkungannya atau masyarakat.
Oleh sebab itu setiap orang sesungguhnya diharapkan mampu mengarahkan dirinya atau menata dirinya untuk mengembangkan segenap potensinya secara optimal.



Dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu dan Teknologi., karier, dapat mengalami perubahan. Sebagai seorang siswa hal ini perlu diketahui agar dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Sekaranglah saat yang tepat bagi Siswa untuk mempersiapkan dan menata kariernya untuk menghadapi kemungkinan terjadi perubahan.
Dalam hal perubahan karier di Sekolah, ada hubungannya antara tujuan karier yang realistis dengan pemilihan Jurusan/Program Sekolah.
Misalnya :
- Siswa yang berpotensi di bidang Bahasa, maka secara realistis tentu lebih baik mengarahkan diri pada tujuan karier yang lebih banyak menggunakan kemampuan berbahasa. Sebaiknya, dia tidak memaksakan diri pada jurusan/program IPA.
- Siswa yang menekuni pelajaran Matematika, masih menghitung dengan coret-coret di kertas, dia ini kalau menggunakan bahasa gaul sekarang termasuk gaptek (gagap teknologi) padahal banyak temannya yang sudah menggunakan kalkulator bahkan ada yang sudah menghitung dengan menggunakan komputer. Dia tidak dapat berkompetitif dengan teman-temannya yang lain, sehingga setiap mengumpulkan tugas matematika selalu ketinggalan. Ini berpengaruh terhadap nilainya. Akan tetapi setelah dia tekun belajar menghitung dengan kalkulator bahkan juga belajar menghitung dengan komputer, akhirnya dia berhasil berkompetitif dengan temannya. Nilai matematikanya berangsur-angsur bagus.
Di sini, jelaslah bahwa tujuan karier yang realistis hendaknya sesuai dengan pemilihan Jurusan / Program Sekolah. Agar tujuan karier dapat terwujud, maka perencanaan yang cermat dan menyeluruh. Untuk itu, maka dibutuhkan penyusunan informasi diri dan lingkungan.

Ingat setiap orang mempunyai cita-cita karier, namun tidak selalu dapat tercapai. Hal ini karena adanya tuntutan persyaratan tertentu. Selain unsur fisik, akademis dan kepribadian, unsur lainnya adalah keterbatasan formasi, persaingan keluwesan dalam memilih karier. Oleh sebab itu diharapkan seorang Siswa mempunyai pilihan lain, sehingga apabila mengalami kegagalan di satu karier dapat memilih karier yang lain.