Apabila kita mempelajari Sejarah tentang Kepercayaan Manusia, maka yang kita ketemukan adalah hampir setiap manusia mempercayai adanya Tuhan (Allah Swt).
Masyarakat Yunani Kuno mengakui paham Politeisme (paham/keyakinan banyak Tuhan); ada Venus (Dewa Kecantikan), Mars (Dewa Perang), Minerva (Dewa Kekayaan), Apollo (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Hindu mengakui adanya Dewa Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara), Dewa Syiwa (Dewa Perusak), Dewa Surya (Dewa Matahari), Dewa Bayu (Dewa Angin), dam sebagainya.
Masyarakat Mesir mengakui adanya Dewa Izis, Dewa Osiris, Dewa Ra (Dewa Matahari), dan sebagainya.
Masyarakat Persia mengakui adanya Dewa Gelap dan Dewa Terang.
Masyarakat Arab, dulu mengakui adanya al-Lata, al-Uzza, Manata, dan ratusan berhala lainnya, yang dianggap sebagai Dewa-Dewa mereka, sampai kemudian datanglah Ajaran Islam ke Jazirah Arab meluruskan keyakinan mereka. Ajaran Islam mengisyaratkan bahwa Tuhan (Allah Swt) ada
Buktinya mana ?
Mari kita bersama-sama merenungkan, memikirkannya,
“benarkah Allah Swt, ada ?”
Ada ceritera :
Sayyidina Ali r.a pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib al-Yamani.
v Zi’lib al-Yamani bertanya : “Apakah anda pernah melihat Tuhan ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab : “Tidak, Tuhan tidak bisa dilihat !”
v Zi’lib al-Yamani bertanya lagi : “Bagaimana anda meyakini bahwa Allah Swt, ada ?”
v Sayyidina Ali r.a menjawab dengan suka cita : “Aku meyakini bahwa Allah Swt, ada, adalah dengan memperhatikan dan mengenal sekeliling. Di sana banyak bukti dan tanda-tanda bahwa Allah Swt, ada !”
v Kemudian Zi’lib al-Yamani melanjutkan pertanyaannya : “Apa bukti dan tanda-tanda Nya itu ?”
Untuk membuktikan bahwa Allah Swt, ada, dapat melalui pembuktian :
Ø ONTOLOGI :
Ilmu yang menggambarkan sesuatu yang lebih berkuasa dari kita. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Manusia”, dikuatkan dengan Q.S. at-Tỉn (95) : 4 :
Manusia memiliki bentuk yang sempurna dan sebagus-bagusnya makhluk, yang dilengkapi dengan akal/pikiran, perasaan dan kehendak.
Organ-organ tubuh manusia ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Fungsi-fungsi organ tubuh itu saling berkaitan dan unik (Coba kalian lihat di cermin). Tubuhmu diperindah, ditegakkan dan dipermudah geraknya. Juga memiliki kemampuan berekspresi, berbicara karena ada jiwa/rukh
Melalui pembuktian secara ilmiah, mengenai jiwa/rukh ini telah dicoba oleh seorang pakar ilmu jiwa. : “Orang yang sudah kritis ditempatkan di kaca yang tebalnya 30 Cm ………….”. Ini artinya, ada yang lebih hebat dari kita yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara al-bathin.
Ø KOSMOLOGI :
Ilmu tentang Sebab-Akibat terhadap “Kosmos/Dunia. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang “Proses Penciptaan Alam Raya” ini, dikuatkan dengan Q.S. adz-Dzảriyảt (51) : 47 :
(Dan Langit Kami bangun dengan ‘tangan-tangan’ Kami, dan sesungguhnya Kami benar-benar Maha Meluaskan). Jadi sesuatu itu ada karena ada yang membuat. : “Misalnya kita ingin rujak, rujak yang kita inginkan tidak tiba-tiba ada dihadapan kita, akan tetapi kita membuat dulu ……………………………”. Ini artinya Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa ada penyebabnya, dan penyebab terakhir adalah Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Ø TELEOLOGI :
Ilmu tentang Keseragaman dan Keserasian Alam yang tidak dapat terjadi tanpa ada suatu kekuatan yang mengatur keserasian itu. Ilustrasinya (gambarannya) misalnya : tentang Keindahan dan Keserasian Alam Raya ini, dikuatkan dengan Q.S. Qảf (50) : 6-7 :
(Tidakkah mereka melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan Kami hamparkan bumi serta Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata).
Q.S. lainnya yang berhubungan dengan Keserasian dan Keindahan : Q.S. al-Mulk (67) : 3-4 :
(Allah Swt yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah sesuatu yang kamu lihat tidak seimbang ?. Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatupun yang cacat, dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah). Jadi, ada keterkaitan dan keharmonisan, misalnya : sungai-sungai mengairi tumbuh-tumbuhan, hutan membendung banjir, matahari tidak jemu-jemu memancarkan sinarnya, air yang menguap akibat matahari dikembalikan dengan kerjasama awan dan angin, ini suatu kerjasama yang luar biasa harmonis, bunga-bunga berkembang dengan aneka warna yang indah. Ada siklus di alam raya ini yang tidak mungkin diatur sedemikian rupa dan tidak juga dapat berjalan sedemikian konsisten kecuali oleh Sang Pengatur Yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt. Ini pembuktian secara azh-zhohir.
Dalam konteks ini, Allah Swt memerintahkan agar manusia memperhatikan tanda-tanda, betapa alam ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkannya.
Untuk memperhatikan tanda-tanda ini, tidak hanya dengan kecerdasan berpikir akan tetapi harus dengan kecerdasan spiritual dan mata hati/nurani.
Apabila kita tidak melibatkan spiritual dan mata hati/nurani, maka tanda-tanda ini tidak terjangkau. Persis seperti jika kita akan menikmati merdunya musik. (Nina bobo, oh Nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk, Bintang kecil …, dsb). Kesannya kalau kita mendengarkan musik tanpa penghayatan terasa hampa, hambar dan tidak bermakna apa-apa. Padahal musik diciptakan untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, perasaan dan harapan-harapan.
Demikian pula dengan tanda-tanda yang ada di alam ini, adalah ungkapan bukti atau tanda adanya Allah Swt.
Mengabaikan tanda-tanda adanya Allah Swt menjadikan hati gersang, kacau. Hal ini pada gilirannya nanti pasti akan mengundang bencana dan menjauhnya rakhmat Allah Swt.
Nah, di bulan Ramadhan ini, mari kita menangkap dan menghayati tanda-tanda adanya Allah Swt agar kita dapat semakin khusuk dan ikhlas di dalam melaksanakan Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah lainnya .
Sebab pada hakekatnya Ibadah Puasa dan Ibadah-ibadah kita yang lainnya adalah untuk kita sendiri, dikuatkan dengan Q.S.
(Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk berbakti kepadaKu).
Allah Swt adalah Maha Segala-galanya. Allah Swt tidak menghendaki apa-apa dari kita. Sebaliknya apa-apa yang kita kerjakan sebagai ibadah kita itu adalah tanda bakti kita kepada Allah Swt.
Bagi mereka yang berbakti akan mendapatkan reward (hadiah) dari Allah Swt, yaitu pahala yang tiada habis-habisnya . Dikuatkan dengan Q.S.
Pahala itu bisa berupa kebahagiaan di dunia dan akherat, ketenteraman bathinniah, kesehatan, teman yang baik-baik, dan masih banyak lagi pahala-pahala lainnya.
Tentu saja ibadah kita jangan dibulan Ramadhan saja. Bulan Ramadhan ini kita jadikan sebagai pencucian jiwa dan starting point (awal) untuk melaksanakan ibadah ke depannya.
Insya Allah, tahun depan akan ketemu lagi dengan Bulan Ramadhan. , demikian pula di depannya lagi , begitu seterusnya , .
Harapan kita , kita akan selalu bertemu dengan Bulan Ramadhan yaitu bulan yang kita yakini sebagai bulan Maghfiraj, bulan pensucian jiwa, bulan dimana Allah Swt menyebarkan ampunan bagi umatnya..
Akhirul Kalam, semoga kita termasuk di dalam ampunanNya. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.