12 September 2007

Krisis Patriotisme


Profesiku, guru. Sebagai seorang guru yang mengampu mata pelajaran PKn dan sebagai anak serta sebagai menantu seorang TNI yang ikut berjuang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan RI ... tentunya aku dan seluruh keluargaku (suami dan anak-anak) merasa sangat prihatin apabila melihat hal-hal yang akan mengurangi semangat patriotisme dan kecintaan terhadap nusa dan bangsa. Dan ............ kali inipun aku dan keluargaku masih sangat prihatin........... karena.................... Suatu pagi di bulan Agustus 2006, dalam suatu perjalanan dengan keluarga (suami & anak-anak), kami melewati kompleks pemukiman elite di kawasan Jakarta Selatan. Ketika itu mendung kelabu menghiasi wajah langit di sore hari ............ nampak sekali kalau hujan akan segera turun. Tak lama kemudian memang turunlah hujan dengan derasnya disertai petir menyambar tak henti-henti.......... walaupun berada di dalam mobil, kami pun berhenti sejenak menunggu petir dan hujan agak reda. Setelah petir dan hujan agak reda kami melanjutkan perjalanan................... Ditengah perjalanan mata kami tertuju pada sebuah bendera yang terpasang ditiang bambu yang hampir roboh di halaman rumah elite di kawasan Jakarta Selatan tersebut. Bambunya diikatkan di pagar rumah tersebut dengan tali rafia, sehingga terkesan sangat tidak elok dan tidak layak . Ironis .......... di bulan Agustus dimana seluruh bangsa Indonesia merayakannya sebagai Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang patut dipertahankan dari generasi kepada generasi berikutnya ..... kurang mendapat perhatian dan kepedulian. Kalau demikian terus berlarut-larut bagaimana patriotisme generasi berikutku ....................