11 Januari 2008

KESADARAN

Manusia diciptakan Allah SWT bentuk phisik yang sebaik-baiknya, yaitu bentuk badan yang sangat indah dan serasi. Semua bagian-bagian tubuh terletak pada tempatnya dan masing-masing melakukan fungsinya secara proporsional. Selain itu juga Allah SWT melengkapinya dengan sesuatu yang tidak nampak akan tetapi manusia dapat merasakannya yaitu bentuk jiwa/mental/spiritual dengan potensi baik dan buruk.
Penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, merupakan perhatian Allah SWT yang sangat khusus dan spesial kepada manusia. Manusia mendapat perhatian yang khusus dan spesial dari Allah Swt apabila dibandingkan dengan perhatian Allah SWT kepada makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT.
Manusia diciptakan Allah SWT dari tanah, kemudian Allah SWT menyiratkan rahasia peralihan dari tanah, lalu setetes mani. Dari setetes mani menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging itu Allah SWT menyempurnakan dengan sangat sempurna dan kokoh, merubah menjadi manusia.
Setelah Allah SWT menciptakannya dengan sempurna dan kokoh. Kemudian meniupkan ke dalamnya rukh-Nya. Setelah itu, kemudian Allah SWT melengkapinya dengan “pendengaran” dan “penglihatan”, Allah SWT juga memberi anugerah “hati atau qalbu”.
Demikianlah, manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang paling sempurna dan menjadi makhluk yang paling mulia kalau dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah, akan tetapi kemuliaan manusia itu bergantung pada “keimanan serta ketaqwaan” kepada Allah SWT. Itulah sebabnya dengan sebaik-baik bentuk beserta segala potensinya itu, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk mengenali dirinya sendiri dan merefleksi tentang dirinya dengan cara memfungsikan potensi-potensi yang telah dikaruniakan atau dianugerahkan Allah SWT.
Dengan demikian, manusia akan mempunyai gambaran apa yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan gambaran yang dikehendaki untuk kehidupannya di masa yang akan datang , maka manusia akan mempunyai motivasi atau dorongan untuk mewujudkannya dalam kenyataan.
Inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Binatang hidup di dalam satu macam, tidak meningkat. Hidup Kucing pada zaman dahulu sama dengan hidup Kucing pada hari ini. Hidup Lebah pada zaman dahulu sama dengan hidup Lebah pada zaman sekarang. Hidup Lebah pada zaman dahulu mendirikan rumahnya berbentuk segi enam, sama halnya dengan hari ini.
Oleh sebab itulah, diharapkan manusia memiliki kesadaran agar hidupnya tidak tetap (statis) dan monoton seperti binatang, sehingga dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, untuk selalu berusaha meningkatkan prestasinya agar hidupnya tidap tetap (statis) dan monoton seperti binatang akan tetapi akan mengalami perubahan. Sehingga kehidupannya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Hal ini sejalan dengan Ajaran Agama bahwa orang itu harus selalu meningkatkan prestasinya. Allah SWT berfirman, bahwa : “Siapapun yang prestasinya hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi dan orang yang prestasinya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang dilaknat Allah SWT. Sedangkan orang yang prestasinya hari ini lebih baik dari kemarin, maka dialah yang termasuk orang yang sukses.
Dalam hubungannya dengan siswa yang kini duduk di kelas 3 (tiga) SMA, tentu harus sudah mulai berpikir untuk merencanakan masa depannya setelah tamat dan lulus nanti. Apakah harus bekerja, kursus-kursus ataukah melanjutkan studi.
Untuk melanjutkan studi, banyak alternatif atau pilihan. Oleh karena itu banyak pula yang harus dipertimbangkan, agar tidak salah pilih yang akan berakibat kegagalan.