Maurel adalah sahabatku yang berasal dari Swiss. Ayahnya, seorang Diplomat yang bertugas di Indonesia. Ibunya, seorang guru di sekolah Internasional. Sejak ayahnya ditugaskan di Indonesia, ibunya tidak lagi mengajar. Sedangkan Maurel pindah sekolah di sekolah Internasional di Jakarta.
Selama tinggal di Jakarta, Maurel pandai memanfaatkan waktu luangnya. Dia menyusun kegiatan waktu luangnya secara teratur, terarah dan terprogram dengan baik serta berkesinambungan. Demikian pula ibunya. Kesempatan tinggal di Indonesia dimanfaatkan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.
Dia pernah mengajakku ke sanggar tari tempat dia belajar menari. Di sana dia menunjukkan kebolehannya menari. Gerakan tangannya sangat lentur dipadukan dengan gerak kaki yang luwes dalam membawakan tari Gambyong dari Jawa Tengah.
Dia mengaku bisa menari seluwes yang ditampilkannya itu, setelah belajar tekun dan cukup lama. Pada mulanya sangat sulit baginya untuk menyesuaikan gerakan-gerakan yang dirasakan sangat aneh. Tetapi, berkat ketekunannya dan kesabarannya, akhirnya dia berhasil menarikan tari dengan lemah gemulai.