11 Januari 2008

MEMAHAMI BAHWA BELAJAR ITU SEPANJANG HAYAT

Belajar merupakan aktivitas jiwa atau kegiatan yang berkesinambungan yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap dan ide atau gagasan yang diperoleh untuk mencapai suatu tujuan.
Dapat pula dikatakan bahwa belajar berarti memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang.
Ciri utama orang yang belajar adalah terjadinya perubahan dalam perilaku dan tingkah laku. Perubahan utama itu adalah terbentuknya respons atau reaksi terhadap suatu perangsang atau stimulus, baik berupa suara, gerak, rasa, bentuk, gejala dan sebagainya yang diterima oleh alat indera (five senses) melalui sistem persyarafan yang selanjutnya diolah dan disimpulkan oleh simpul syaraf utama yaitu otak, yang terdiri dari 20 milyar sel otak. Setiap sel otak tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam kehidupan psikhis manusia.
Menurut kajian psikologi, bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan-kegiatan ruhani dan didukung oleh jasmani. psikologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental atau jiwa manusia atau the science of life.
Belajar (to learning) berarti : memperoleh ilmu pengetahuan atau penguasaan ilmu melalui pengalaman, memantapkan ilmu ke dalam jiwa atau mengingat, penguasaan ilmu melalui pengalaman, memperoleh ilmu pengetahuan atau mendapat informasi.
Mengetahui (to know), adalah menyerap segala sesuatu secara langsung melalui alat indera atau jiwa, memperoleh kejelasan tertentu, memperoleh dan menerima sesuatu yang dulu diragukan, kemampuan membedakan mengenal dan kenal kembali.
Dengan demikian belajar adalah memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman. Hal itu berarti, bahwa pengalaman adalah memperoleh secara langsung melalui alat indera, sehingga munculah definisi tentang mengetahui (to know).
Belajar dapat dilakukan dengan : cara Formal, Non Formal dan In Formal. Belajar secara Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga Pendidikan tertentu berupa sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta dari Kelompok Bermain (Play Group) , TK sampai Perguruan Tinggi dengan aturan-aturan dan cara-cara yang sudah ditetapkan. Misalnya : Belajar Matematika, IPA, IPS, Sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Sedangkan Belajar secara Non Formal, dilaksanakan di lembaga-lembaga yang berupa kursus-kursus. MIsalnya : Kursus Komputer, Kursus Musik, dan sebagainya. Belajar Non Formal berbeda dengan Belajar secara In Formal. Kalau yang dimaksud dengan Belajar secara In Formal adalah pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh dari pengalaman hidup, sejak bayi samapai usia yang tidak terbatas.
“Long Life Education”, merupakan suatu ungkapan yang sering kita dengar dan ungkapan tersebut sejalan dengan perintah Agama bahwa Belajar itu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.
Sejak dari kecil, setiap orang sudah mulai belajar, misalnya : belajar berbicara, belajar makan, berlajar menyanyi, belajar menari, dan sebagainya yang kesemuanya itu dilakukan dnegan cara meniru apa yang dilihat atau di dengar.
Belajar dengan cara meniru dilakukan oleh setiap orang dan semua usia. Orang Dewasa meniru dari apa yang dibaca, dilihat dan didengar. Selain itu orang Dewasa banyak belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Telah dikemukakan di atas bahwa Belajar dilakukan berulang-ulang dan sejelas-jelasnya karena sering terjadi untuk mempelajari sesuatu tidak langsung berhasil. Kadang-kadang ada saja kekeliruan atau kekurangannya. Maka untuk mencapai tujuan perlu pengulangan.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipungkiri lagi tentu saja perlu adanya komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kelompok dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya belajar. Misalnya : belajar berdiskusi, belajar mengemukakan pendapat, belajar menganalisa, belajar memimpin, dan sebagainya.