Ketika seorang siswa baru di SMA Kebangsaan, namanya Rozi menjanyakan letak ruang Guru kepada Risman, Risman dengan ramah dan bersahabat mengantarkannya ke sana. Bahkan, esok harinya dia menunjukkan ruang-ruang lainnya.
Berbeda dengan Ritam. Ritam merasa siswa lama, dia sangat sombong dan tidak disukai oleh teman-temannya. Ritam sangat memandang rendah kepada teman barunya itu. Dia menganggap teman barunya itu akan sulit menyesuaikan diri dan tidak akan dapat mengikuti pelajaran di tempat yang baru.
Itulah sebabnya ketika Ibu Tuti, seorang Guru Sosiologi masuk kelas, maka dengan sombong Ritam duduk di bangku paling depan.
Ternyata, tiba-tiba Ibu Tuti mengadakan ulangan. Rozi mengerjakan ulangan dengan tenang, karena di sekolah yang sebelumnya dia sudah mendapatkan materi pelajaran yang diulangkan oleh Ibu Tuti, selain itu Rozi sudah terbiasa dan disiplin selalu mengulang pelajaran di rumah. Jadi walaupun tidak belajar, InsyaAllah Rozi dapat mengerjakannya.
Berbeda dengan Ritam yang tidak terbiasa dan tidak disiplin belajar setiap hari. Jadi ketika diadakan ulangan secara tiba-tiba, dia bingung dan yang pasti tidak dapat mengerjakan ulangannya. Akibatnya, hasil ulangannya mengecewakan. Dalam hatinya dia menyesal.
Sejak saat itu dia menjadi ramah dengan siapapun. Teman-temannya berubah menyenangi dia. Selain itu setiap malam hari, dia mengulang kembali dan mempelajari pelajaran yang sudah diberikan di sekolah.