Apabila kita membaca di media cetak ataupun mendengarkan berita-berita dari media radio serta melihat berbagai tayangan dari media televisi maupun media elektronik lainnya, terdapat berita-berita yang membawa kengerian sangat dalam di lubuk hati kita, terutama berita mengenai sikap dan perilaku menyimpang anak-anak dan remaja serta para pelajar. Sikap dan perilaku mereka semakin hari semakin menjadi lebih tidak terarah dan bahkan mengarah kepada kebrutalan.
Dibeberapa daerah sering terjadi tawuran pelajar antar sekolah, yang tak jarang sampai memacetkan lalu lintas, bahkan ada yang sampai menelan korban jiwa. Putaw dan obat-obat terlarang berkembang dengan cepat di kalangan mereka. Ketergantungan terhadap obat terlarang pun menjadi agenda tambahan yang harus diperhatikan. Belum lagi perilaku remaja puteri yang menjadikan mal-mal sebagai terminal mereka sepulang sekolah dan berbagai perilaku negatif.
Selain itu nampak gejala terhadap Motivasi belajar siswa yang mengalami penurunan sangat tajam. Jangankan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sedangkan belajar untuk menguasai materi pelajaran sekolah pun tak lagi dihiraukan. Hal ini menambah deretan panjang kemrosotan moral dan motivasi belajar anak-anak, remaja dan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
Kondisi ini mestinya menyadarkan kita, bahwa fenomena-fenomena yang tengah kita hadapi ini akan terus berlangsung dan akan bertambah parah cenderung ke kondisi yang serba kelabu dan kemungkinan akan terjadi semakin terpuruk berkepanjangan apabila tidak segera diatasi. Sebab, nampaknya perkelahian pelajar maupun perkelahian mahasiswa sudah menjadi "trend" atau "mode". Bahkan dari hasil obrolan antara peneliti dengan beberapa siswa di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, peneliti mendapat informasi dan penuturan bahwa sebagian besar kalangan pelajar menganggap hari Jum'at dan hari Sabtu adalah hari ketrampilan perkelahian (tawuran). Dengan kata lain bahwa perkelahian pelajar oleh sebagian besar pelajar DKI Jakarta merupakan salah satu mata pelajaran ketrampilan dan memiliki jadwal tersendiri yaitu hari Jum'at dan hari Sabtu. Selain itu dengan bangganya mereka mennturkan pendapatnya bahwa perkelahian (tawuran) pelajar merupakan suatu mata pelajaran yang menarik dan banyak diminati oleh siswa. Hal senada juga dituturkan oleh beberapa orang tua di pinggiran kota Jakarta. Sesuatu yang merupakan kebetulan juga bahwa pada tanggal 7 Pebruari 2004, peneliti terjebak kemacetan lalu lintas di jalan arteri Pondok Indah. Setelah peneliti turun dari kendaraan dan mencari sebab terjadinya kemacetan ternyata penyebabnya karena sedang terjadi perkelahian pelajar.
Apalagi, pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang diharapkan mampu memberikan pendidikan dalam bingkai keagamaan secara holistik, yaitu Pendidikan Agama yang bukan hanya sekedar pemberian materi-materi Agama dalam bentuk kognitif di dalam kelas, akan tetapi juga harus menjadi Pendidikan Agama dalam bentuk keteladanan dengan lingkungan sekolah yang kondusif, sebagai suatu refleksi dari ranah afektif dan psikomotor. Hal ini masih belum dilaksanakan sepenuhnya.
Dalam kaitannya dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat berpengaruh terhadap semua sistem kehidupan manusia. Perubahan sistem kehidupan itu membutuhkan pengetahuan, sikap dan tindakan tertentu yang dapat membuat seseorang mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan perubahan dalam sistem kehidupannya. Pengetahuan yang memadai akan membantu seseorang bersikap dan berperilaku benar. Dasar-dasar pengetahuan dan juga perkembangan pengetahuan dapat diperoleh anak di lembaga pendidikan atau sekolah melalui pengajaran.
Disisi lain, interaksi antar warga sekolah yang menjadi fokus sentral sebagai cerminan bagi siswa belum dapat diandalkan. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, konteks pembelajarannya masih belum memberikan pembelajaran secara integral dengan kehidupan sehari-hari. Hal lain, yang menjadi pemicu kemerosotan moral dan motivasi belajar anak-anak, remaja, dan pelajar adalah manajemen sekolah yang tidak dilaksanakan secara fungsional, professional, bebas dan kreatif, sebab Manajemen Sekolah merupakan kekuatan di dalam penyelenggaraan suatu sekolah. Artinya, bahwa manajemen sekolah yang baik, tentu saja akan meningkatkan mutu sekolah. Sekolah yang bermutu haruslah memiliki kerangka kerja yang meliputi fleksibilitas dalam mengatur semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan sekolah, akuntabilitas kepada masyarakat maupun pemerintah, standar kurikulum yang telah ditentukan secara nasional, pembinaan yang terus menerus secara professional terhadap staf kepala sekolah (wakil kepala sekolah dan staf lainnya), Guru dan warga sekolah lainnya, yaitu para satuan pengaman sekolah, pengelola kantin, pesuruh dan penjaga sekolah. Jadi, manajemen sekolah yang amburadul akan menjadikan warga sekolah bekerja tidak maksimal. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan motivasi belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar