07 Mei 2008

SAHABAT, ENGKAU HARUS TAHU

SAHABAT
KETIKA KUSEBUT-SEBUT NAMA SESEORANG DIHADAPAN ENGKAU
DENGAN RASA JENGKEL
DENGAN RASA KESEL
ATAS SEGALA YANG DAKU LAKUKAN UNTUKNYA
ENGKAU HARUS TAHU
BAHWA ITU BUKAN BERARTI DAKU BERHARAP JASA DARINYA

SAHABAT
KETIKA KAMI MASIH DALAM SATU ATAP PENGABDIAN
MENGEMBAN SUATU TUGAS
MELAKSANAKAN SUATU KERJA
SERING HASIL KERJA DI-KLAIM DIRINYA
DIHADAPAN REKAN KERJA ATAUPUN PIMPINAN

SAHABAT
DAKU MENANGKAP SINYAL
KETIDAK-ADILAN
KETERPURUKAN MORAL
DAN... DAKU TAK DAPAT BERBUAT APA-APA

KINI, SAHABAT
KETIKA KAMI SUDAH TERPISAH NAUNGAN
DAKU SEMAKIN MERASA
BAHWA DAKU HANYA DIMANFAATKAN
MERAIH SUKSES PRIBADI
MENCAPAI KARIR SENDIRI

NAMUN, SAHABAT
DAKU SANGAT BERSYUKUR
DAKU PUNYA SAHABAT
YAITU, ENGKAU
ENGKAU ULURKAN TANGANMU
ENGKAU BAWA DAKU
PADA KARIR YANG BELUM PERNAH DAKU ANGANKAN
APALAGI DIIMPIKAN

SAHABAT
ENGKAU SELALU KATAKAN
SEKARANG KURSINYA SUDAH SAMA
TETAPI, SAHABAT
PENGALAMAN DAN ILMUNYA TIDAK SAMA
TETAP
DAKU BERHARAP
BIMBINGAN
ARAHAN
SEGALA ILMU DAN PENGALAMAN YANG ENGKAU PUNYA

SAHABAT, ENGKAU HARUS TAHU

SAHABAT
KETIKA ENGKAU BACA WEB INI
DAKU BERHARAP, ENGKAU TAHU
YANG DAKU MAKSUD SAHABAT, YAITU ENGKAU
KARENA INITIALMU AL...AL...AL...
TAK KUSEBUT NAMA KEHORMATAN, PAK
DAN TAK KUSEBUT PULA NAMA BELAKANGMU

SAHABAT
MOHON BERJUTA MAAF
BUKAN KARENA SENGAJA DAKU MELANGGAR TATA-KRAMA
ETIKA
NILAI-NILAI DAN NORMA
BUKAN, SAHABAT
ENGKAU HARUS TAHU
INI ADALAH SEBUAH EKSPRESI
N'TUK MENUMPAHKAN RASA HORMATKU
PENGHARGAANKU
ATAS SEGALA YANG ENGKAU BERI
ATAS SEGALA ILMU YANG ENGKAU BAGI
UNTUK KESUKSESAN DAN KARIRKU


SAHABAT
DAKU BERHARAP
KITA TETAP BERSAHABAT
TULUS
IKLHAS
SUCI DAN MURNI
N'TUK SALING SUPPORT
BERBAGI SUKA
BERBAGI DUKA DALAM SATU PENGABDIAN
UNTUK ANAK BANGSA

SAHABAT
SALAM HORMAT DARI KAMI
UNTUK ENGKAU-SEKELUARGA
TER-IRING DO'A
"SEMOGA KITA SEKELUARGA SENANTIASA DALAM KARUNIA-NYA"
AMIN, YAA RABBAL 'AL AMIN

06 Mei 2008

UNTUK SEORANG SAHABAT

SAHABAT
DAKU MASIH INGAT DAN AKAN SELALU INGAT
KETIKA ENGKAU KATAKAN
KURSI KEPEMIMPINAN TAKKAN MAMPU MENJADI JARAK DIANTARA KITA
KETIKA ENGKAU KATAKAN ITU, SAHABAT
SUNGGUH, BERUNTUNG DAKU MENGENAL ENGKAU
SUNGGUH, BANGGA DAKU MENJADI SAHABATMU
MENGENAL KELUARGAMU YANG PENUH SAMBUTAN HANGAT
KELUARGA YANG MA WADDAH WA RAKHMAH

SAHABAT
APA-APA YANG TELAH ENGKAU LAKUKAN UNTUKKU
SUNGGUH, DAKU TAK MAMPU MEMBALAS
MOHON MAAF, SAHABAT
DAKU TAHU, ENGKAU PASTI MARAH
KETIKA ENGKAU TAHU AKU MENULIS INI UNTUKMU
KARENA, DAKU TAHU SIAPA ENGKAU SESUNGGUHNYA
ENGKAU TIDAK BERHARAP PUJIAN
APALAGI BALASAN
NAMUN, TAK ADA CARA LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN KATA HATI
DAKU BESERTA KELUARGA SANGAT BERTERIMAKASIH
SEMOGA ALLAH MELIPAT GANDAKAN PAHALANYA

SAHABAT
BERIRING JALAN DENGANMU
DAKU BANYAK MENIMBA ILMU
DAKU SEMAKIN SADAR
ARTI SEBUAH PERSAHABATAN
ARTI SEBUAH PENGORBANAN UNTUK SUATU PERSAHABATAN

SUNYI

HENING MALAM
HUJAN
KECIPAK KECIPUK
BUNYI IKAN-IKANKU BERENANG
DI KEHENINGAN MALAM
TAK MAMPU MENGHAPUS DUKA
ATAS KEPERGIAN BAPAK
DIPANGGIL SANG ILLAHI

MEMANG
SUDAH SETAHUN LEBIH
NAMUN
LUKA INI
DUKA INI
TAK MAU PERGI
MALAH
SEMAKIN HARI
HATI DINGIN
PEDIH TAK TERPERI
BAGAI DISAYAT SEMBILU

TUHAN
ULURKAN TANGANMU
BIASKAN SINARMU KE DALAM HATIKU
AGAR HATIKU YANG DINGIN INI MENGHANGAT KEMBALI

DAN ... TUHAN
AMPUNILAH SEGALA KESALAHAN DAN DOSA BAPAKKU
TEMPATKAN BAPAKKU DI SISIMU, YA TUHAN AKU MOHON

SAHABATKU, PEMIMPINKU

SAHABATKU, PEMIMPINKU
HARI INI DAKU TULIS UNGKAPAN HATI
UNTUK ENGKAU, SANG PEMIMPIN NEGERI

SAHABAT
ENGKAU ARAHKAN DAKU
ENGKAU BIMBING DAKU
ENGKAU PERKENALKAN DAKU
PADA DUNIA YANG TAK PERNAH KUJAMAH
ENGKAU TEMPATKAN DAKU DI TEMPAT TERHORMAT
YANG TAK PERNAH DAKU ANGANKAN
APALAGI DIIMPIKAN

SAHABAT
BETAPA DI ATAS KARIRKU TERUKIR INDAH NAMAMU
DI SANA ADA PERJUANGANMU
TULUS
IKHLAS
TANPA PAMRIH
PENUH PENGORBANAN

SAHABAT
BETAPA DISETIAP LANGKAHKU TERBAYANG JELAS SOSOKMU
DI SANA ADA AJARANMU
TULUS
IKHLAS
TANPA PAMRIH
PENUH PENGORBANAN

SAHABAT
BETAPA TIDAK TERHITUNG JASAMU UNTUKKU
DAN DAKU TAK BISA MEMBALAS SEMUANYA ITU
MAAFKANLAH DAKU

SAHABAT
MASIH HANGAT DALAM INGATAN
MASIH TERKESAN DALAM KALBU
ATAS IKRAR PERSAHABATAN
ANTARA KITA
WALAU JABATAN MENJADI JARAK
WALAU KESIBUKAN MENJADI HAMBATAN
NAMUN, PERSAHABATAN TETAP DIPRIORITASKAN

SAHABAT
KINI, DAKU MOHON RESTU
N'TUK MENJALIN KISAH DI TEMPAT TERPISAH
TETAPI, SAHABAT
DAPATKAH DAKU, SEPERTI ENGKAU???
SANTUN
ARIF DAN BIJAK
PENUH PENGORBANAN



05 Mei 2008

IMPIAN

SEMALAM, 6 MEI 2008
AKU BERMIMPI
DI SUATU TEMPAT DI BAWAH SADAR
BERGEROMBOL ORANG-ORANG
SATU PERSATU KUPANDANG
DAN MATA TERTUJU PADA SESEORANG
DIA ADALAH BAPAK
BAPAK YANG SANGAT AKU CINTA DAN HORMATI
BAPAK DIAM SERIBU BAHASA
MATA BAPAK MEMANDANGKU
AKU SANGAT HARU
ANTARA SEDIH DAN KELU

KALA ITU
AKU SADAR
MENGAPA BAPAK DIAM SERIBU BAHASA
KARENA BAPAK SUDAH TIADA
DAN TAK BISA LAGI BERKOMUNIKASI LEWAT KATA
NAMUN
AKU MERASA
BAPAK NGAJAK BICARA
TOLONG
TOLONG BAPAK SAYANG
TOLONG LEWAT DO'AMU
WAJAH BAPAK BEGITU MEMELAS

SETELAH TERBANGUN
AKU YAKIN
BAPAK DI SANA BERHARAP DO'A

BAPAK
DALAM HATI
DALAM APA SAJA
TUTI SELALU BERDO'A UNTUK BAPAK
DAN MOHON KEHARIBAAN TUHAN
AGAR TUHAN MEMBERI TUTI KESEHATAN
AGAR TUTI PUNYA BANYAK WAKTU BERDO'A
UNTUK BAPAK
UNTUK IBU
UNTUK ANAK-ANAK
UNTUK MAS BIJ
UNTUK ADHIK-ADHIK
UNTUK KAKEK-NENEK
UNTUK SEMUA YANG TUTI CINTA

01 Mei 2008

SAJADAH CINTA PERSAUDARAAN

AKU TAHU
SAHABAT SEJATI
WALAU SENYUM MANIS MENGHIASI
TETAPI AKU TAHU
YANG PENUH KEPURA-PURAAN
YANG PENUH KECEMBURUAN
YANG PENUH KEMUNAFIKAN

AKU TAHU
SAHABAT SEJATI
WALAU DI-IKRAR ATAS NAMA CINTA
TETAPI AKU TAHU CINTA MANA YANG PALSU
DENGUNG IKRAR MANA YANG SUMBANG
TIDAK ADA HARMONISASI
KAMUFLASE
PALSU

TUHAN

TUHAN
BETAPA HATIKU SEDIH TIADA TERPERI
KEMBALI INGAT BAPAK YANG TELAH PERGI
TUHAN
BIARKAN AKU
JIKA AKU TERUS INGAT DAN MENGENANG BAPAKKU
TETAPI TUHAN
JANGAN BIARKAN
HATIKU TERUS MENERUS LARUT DALAM KESEDIHAN TAK TERPERI

LEPAS SAMBUT DI CURUG WETAN

SENIN, TIGA MARET 2008
JABAT ERAT
PATAHAN KATA
HENING DALAM KALBU
SUNYI DALAM ANGAN
GEMURUH GELOMBANG PERJUANGAN
JEJAK LANGKAH BERDERAP
ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN
MENYATU DALAM STRATEGI

SENIN, TIGA MARET 2008
JABAT ERAT ENGGAN DILEPASKAN
PATAHAN KATA KELU DIUCAPKAN
HENING DALAM KALBU TAK BISA DIUNGKAPKAN
SUNYI DALAM ANGAN TAK DAPAT DIEKSPRESIKAN
GEMURUH GELOMBANG PERJUANGAN
JEJAK LANGKAH BERDERAP
ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN
MENYATU DALAM STRATEGI

SENIN, TIGA MARET 2008
TERKUAK KEBENARAN
ANTARA SAHABAT DAN SAHABAT SEJATI
ANTARA PEMANIS DAN RASA MANIS
ANTARA KEMUNAFIKAN DAN KETULUSAN
ANTARA PAMRIH DAN KEPAMRIHAN
NAMPAK SILIH BERGANTI
NYATA... SAMAR... KEMUDIAN ...MENGHILANG

27 April 2008

CURUG WETAN

CURUG WETAN
JALAN BERLOBANG
BIKIN BADAN BERGOYANG
TANGAN BERLENGGANG
KEPALA MENJADI TEGANG

CURUG WETAN
SEBUAH PENANTIAN
SEBUAH PERMAINAN
SEBUAH PEREKAYASAAN
SEBUAH TANTANGAN

CURUG WETAN
TEMPAT MERAJUT KEKUATAN
MENOREHKAN KENANGAN
MEMBIASKAN PENGABDIAN
MENEGUHKAN TUJUAN

CURUG WETAN
JALAN PANJANG
TONGGAK PERJUANGAN
MENGUKIR PRESTASI
MEMBANGUN GENERASI YANG CINTA KEPADA IBU PERTIWI



PEDOMAN KARYA TULIS UTK KEBANGSAAN

SELURUH SISWA KEBANGSAAN YANG AKAN MENYUSUN KARYA TULIS DIWAJIBKAN MENGIKUTI PEDOMAN, SEBAGAI BERIKUT:

A. BAGIAN AWAL, terdiri dari :

- HALAMAN SAMPUL
- LEMBAR LOGO (KALAU ADA)
- HALAMAN JUDUL
- HALAMAN PERSETUJUAN (PEMBIMBING DAN PENGUJI)
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
- DAFTAR GAMBAR / FOTO (KALAU ADA)
- DAFTAR LAMPIRAN (KALAU ADA)

B. BAGIAN TENGAH, terdiri dari :
- PENDAHULUAN
- PEMBAHASAN YANG DIBAGI MENJADI BAB-BAB
- KESIMPULAN

C. BAGIAN AKHIR, terdiri ada :
- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN ATAU APENDIKS (KALAU ADA)

D. BAGIAN PALING AKHIR :
- DAFTAR RIWAYAT HIDUP


- PENJELASAN :

A. BAGIAN AWAL, terdiri dari :

- HALAMAN SAMPUL dan HALAMAN JUDUL :
Isi Halaman Sampul dan Halaman Judul, terdiri dari :
1. JUDUL KARYA TULIS
2. NAMA PENULIS dan NOMOR INDUK
3. NAMA SEKOLAH dan ALAMAT
4. TAHUN PENYUSUNAN KARYA TULIS


- HALAMAN PERSETUJUAN (PEMBIMBING DAN PENGUJI)
Halaman Persetujuan Pembimbing berisi seperti Halaman Sampul dan Halaman Judul, dengan tambahan :
1. Keterangan Judul, di bawah Judul diberi Formulasi singkat mengenai Tujuan Penyusunan.
2. Nomor Induk Siswa dicantumkan langsung di bawah
Nama Penyusun. Nama Penyusun diberi garis bawah.
3. Nama Pembimbing diletakkan di atas Nama Sekolah, di atasnya dicantumkan kata “Di Bawah Bimbingan”.
Halaman ini ditanda-tangani oleh Pembimbing setelah karya tulis dikoreksi, disetujui dan siap disajikan.


- KATA PENGANTAR
Kata Pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada berbagai pihak atas terselesaikannya karya tulis.
Ucapan terimakasih itu ditulis sesudah rasa syukur dan ditujukan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulis. Urutannya sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
2. Wali Kelas
3. Pembimbing
4. Pihak-pihak yang telah memberikan informasi-informasi sehubungan dengan karya tulis.
5. Pihak-pihak lain yang benar-benar memberi bantuan.

Ucapan terimakasih disampaikan secara wajar, tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri.


- DAFTAR ISI
Daftar Isi memuat keterangan tentang pokok-pokok karya tulis.
Di sini dicantumkan judul-judul dari bagian-bagian karya tulis, masing-masing diberi nomor dan halaman yang memuatnya.

Adapun cara-cara penyusunan bagian-bagian itu adalah :
Karya tulis menggunakan kata “BAB” ditepi sebelah kiri, kemudian diikuti nomor bab dan judul bab.
Selanjutnya di bawah judul dari bagian bab dicantumkan nomor dan judul-judul dari bagian bab.
Nomor halaman dicantumkan di sebelah kanan dihubungkan dengan titik-titik dengan bagian yang diberi nomor itu.

- DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
Kalau dalam karya tulis lebih dari 5 (lima) buah tabel, maka perlu dibuat daftar tabel tersendiri dan nomor halaman.
Kata-kata “DAFTAR TABEL” dicantumkan di tengah-tengah. Selanjutnya judul-judul tabel dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti nomor halaman yang memuatnya.

- DAFTAR GAMBAR / FOTO (KALAU ADA)
Cara sama seperti pada penyusunan daftar tabel

- DAFTAR LAMPIRAN (KALAU ADA)
Cara sama seperti pada penyusunan daftar tabel



B. BAGIAN TENGAH, terdiri dari :

- PENDAHULUAN
Isi Pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab.
Penjelasan-penjelasan itu dirinci sebagai berikut :
1. Latar Belakang Masalah
2. Tujuan Penelitian
3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
4. Metode Penelitian
5. Sistematika Penyusunan

- PEMBAHASAN YANG DIBAGI MENJADI BAB-BAB
Memuat tafsiran-tafsiran, analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan sebagainya yang merupakan jawaban terinci atas persoalan yang berhubungan dengan pokok-pokok pembahasan secara proporsional.
Uraian tentang hal-hal yang bersifat teoritis yang data-datanya sebagian besar diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan ditempatkan pada permulaan penguraian masalah.
Data-data beserta analisisnya yang diperoleh melalui penelitian lapangan dibahas sesudah itu.


- KESIMPULAN
Kesimpulan di tarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis terdahulu dan berhubungan dengan pokok masalah, dengan demikian tidak dapat dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguraian diambil sebagai kesimpulan.
Kesimpulan bukanlah merupakan ikhtisar dari apa yang ditulis terdahulu. Ikhtisar dapat dilakukan akan tetapi dengan tujuan untuk mencapai hubungan atau sekelompok data dan pokok masalah agar sampai kepada kesimpulan-kesimpulan tertentu.
Bab ini juga dapat memuat uraian yang menunjukkan proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan itu.



C. BAGIAN AKHIR, terdiri ada :
- DAFTAR PUSTAKA
Semua sumber kepustakaan. Cara penulisannya sebagai berikut :
1. Tanpa gelar dan dimulai dengan Nama Belakang, Nama Depan, Nama Tengah.
Misalnya : Tuti J. Rismarini, S.Ag, M.Pd.
Maka penulisannya : Rismarini, Tuti, J.
2. Judul buku, diberi tanda petik di awal dan akhir
3. Nama kota
4. Nama Penerbit
5. Tahun Penerbitan
6. Cetakan ke (kalau ada)
7. Jilid ke (kalau ada)


- LAMPIRAN ATAU APENDIKS (KALAU ADA)
1. Isi Lampiran adalah hal-hal yang merupakan kelengkapan pembahasan, tetapi tidak mempunyai kaitan yang terlalu langsung dengan masalah yang dibahas, misalnya : angket, tanda-tanda bukti penelitian, hasil wawancara, dan lain lain.

2. Urutan Lampiran harus disusun seseuai dengan urutan antara masalah-masalah yang dibahas dalam karya tulis.
Menyusun lampirannya harus berurutan dari yang berkaitan dengan bab awal ke berikutnya.


TEKNIK PENULISAN

PENGGUNAAN BAHASA :
Disajikan secara formal, tepat, tidak berbelit-belit, bahasa yang lugas dan menggunakan ejaan yang berpedoman kepada EYD.
Tanda-tanda baca seperti koma, titik dan sebagainya digunakan sebagaimana mestinya.

BENTUK TULISAN JUDUL :
Judul karya tulis dan judul bab ditulis dengan huruf capital semua tanpa titik dan tanpa garis bawah. Judul ditulis di tengah-tengah halaman bagian atas karya tulis. Judul yang panjang disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan.

Judul Sub-bab dan bagian-bagiannya yang lebih kecil lagi ditulis dengan kapitalisasi, artinya setiap huruf awal kata, kecuali partikel, seperti : ke, dalam, dari, dan sebagainya ditulis dengan huruf capital.


KUTIPAN LANGSUNG :
Kutipan langsung tidak boleh lebih dari 1 (satu) halaman. Kutipan langsung sama dengan bentuk asli yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya.

UKURAN KERTAS :
Naskah diketik di atas kertas putih ukuran A 4 : 21,0 X 29, 7 cm, dengan berat 80 gram. Apabila ada tabel, gambar, lampiran-lampiran lain, dan sejenisnya, yang melebihi ukuran kertas, dipersilahkan untuk dilipat.

E. S A M P U L : dari karton tebal, warna sesuai dengan ketentuan
Sekolah ( KEBANGSAAN ).

MARGIN (MARJIN) :
Batas tepi pengetikan (marjin), sebagai berikut :
Margin Kiri : 4 cm
Marjin Atas : 4 cm
Marjin Kanan : 3 cm
Marjin Bawah : 3 cm

S P A S I :
Jarak antara Spasi (Baris) pengetikan naskah adalah 2 (dua) spasi. Pengetikan Judul Tabel dan Judul Gambar yang lebih dari 1 (satu) adalah 1 (satu) spasi.
Daftar Kepustakaan diketik 1 (satu) spasi, sedangkan jarak pengetikan antara 2 (dua) sumber kepurtakaan adalah 2 (dua) spasi.

PARAGRAF :
Pengetikan Alinea Baru (Paragraf) dimulai pada ketukan ke 6 (enam) dari marjin kiri, sedangkan jarak antar paragraph 2 (dua) spasi.

H U R U F :
Naskah diketik dengan computer, menggunakan huruf yang standar, yakni nomor 12 untuk Times New Roman atau Arial pada paket program MS Word, atau Roman 10 pada program WS atau setara keduanya.

BAGIAN PALING AKHIR :
Pada bagian paling akhir, dilampirkan DAFTAR RIWAYAT HIDUP SISWA, yang tersusun sebagai berikut :

- Bagian Awal ditulis kata : DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Ditulis dengan huruf capital tanpa garis bawah, dan ditulis di tengah

- Bagian Tengah :
Antara kata DAFTAR RIWAYAT HIDUP dengan susunan berikutnya diberi jarak 4 (empat) spasi.
Kemudian ditulis secara berurutan sesuai dengan susunan berikut di bawah ini :

Nama Penyusun Karya Tulis
Tempat dan Tanggal Lahir
Riwayat Pendidikan :
o TK (kalau ada) : dari tahun ……… s/d tahun ………..
o SD : dari tahun ……… s/d tahun ………..
o SLTA / SMP : dari tahun ……… s/d tahun ………..
o SMA (sekarang) : kelas …… tahun pembelajaran …….
4. Ketrampilan lain (kalau ada)

- Bagian Akhir ditulis kalimat :

Demikian Daftar Riwayat Hidup dibuat dengan sebenarnya sebagai kelengkapan karya tulis ini.

24 April 2008

KIRIMAN DARI SESAMA MILIS

23/04/2008 23:38 PendidikanSiswi SMA Dicambuk Karena Bawa Ponsel Liputan6.com, Gorontalo: Citra Agustina, siswi SMAWira Bhakti Gorontalo, harus menerima hukuman cambuk karena ketahuanmembawa telepon seluler ke sekolah, Sabtu pekan lalu. Akibatnya, kakiCitra menderita luka lebam. Hingga kini rasa sakit masih terasa, meskisudah dirawat di Rumah Sakit Mansur Mohammad Dunda, Limboto, seharikemudian. Siswi kelas satu ini tidak berhenti menggenggam tangan ibunyakarena tidak kuasa menahan perih.Citra mengaku ia memang salah karena membawa telepon genggam kesekolah. Karena itu ia pun bersedia menjalani hukuman sesuai aturanyang berlaku di sekolah. Ironisnya, hukuman cambuk itu dilakukanpuluhan siswa-siswi serta disaksikan oleh gurunya tanpa ada yangmencegah meski korban sempat pingsan. Yusnandar Kadir, ayah korban,menyatakan tidak terima dengan perlakuan terhadap anaknya.Saat kasus ini dikonfirmasi, wartawan dilarang masuk ke sekolah yangdidirikan mantan Panglima TNI Wiranto itu. Hanya seorang anggota TNIberpakaian dinas yang menemui wartawan di luar kompleks sekolahunggulan itu. Namun, ia juga tidak bersedia dikonfirmasi soal kasuspenganiayaan tersebut.(ADO/ Syamsu Panna)****Bagi rekan - rekan guru mari salurkan aktifitas dan minat siswa pada kegiatan yang positifseperti ikut dalam aktifitas olahraga agar siswa dapat menunjukkan jadi diri sebagai yang terbaik.Yang berminat Beladiri bisa ikut Silat, Karate, atau lainnya. Mereka bisa ikut perandingan yang hasilnya bisa membuat mereka bangga dan nama sekolah juga menjadi baik dan memiliki siswa yang berprestasi.Salam,Chandra
Bagaimana kalau pendidikan diserahkan kepada provinsi, dimana pemerintah daerah provinsi bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten dalam membuat strategi penyelenggaraan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing daerah.Kebutuhan bisa dalam berbagai aspek seperti aspek historis, aspek kultur, aspek kondisi geografis, aspek fisiografis, aspek sumberdaya material, aspek karakter etnik kedaerahan dan berbagai aspek lainnya yang masih dapat digali sehingga sistim pendidikan yang diterapkan akan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran yang diinginkan yaitu mencerdaskan bangsa ini.Dalam hal ini tidak diperlukan standar yang sama dalam penilaian kualifikasi atau kompetensi peserta didik untuk masing-masing daerah, karena memang tidak dibutuhkan keseragaman standar yang dimaksud, peserta didik masing-masing akan memiliki kemampuan yang sesuai dengan pendidikan yang dilaluinya.Diharapkan masing-masing daerah akan mendapat tenaga-tenaga yang menguasai kondisi dan kebutuhan dalam membangun daerahnyaKalau toh diinginkan untuk tetap adanya semacam standarisasi kompetensi peserta didik, sebaiknya masing-masing daerah yang menetapkan penilaian standar bagi daerahnya masing-masing, dan secara bertahap akan terpacu untuk selalu menaikan standar penilaian sesuai dengan kecepatan kemajuan pendidikan daerah tersebut.Saya rasa hal tersebut di atas tidak akan mengurangi munculnya atau dihasilkannya generasi yang unggul secara nasional.salam,chairilsd
Mungkin apa tidak ya.......... ...bila produsen barang yang kemasannya dapat di daur ulang agar DIWAJIBKAN oleh Undang2 untuk membeli kembali kemasan bekas barang produksi yang telah di buang oleh konsumen?Mudah-mudahan kewajiban ini akan secara otomatis membentuk sendiri mekanisme perolehan kemasan bekas tersebut bila pihak produsen mengumumkan kepada masyarakat bahwa kemasan bekas dapat dijual kembali ke produsen barang dengan kemasan tersebut.Masyarakat secara alamiah (bagian dari pendidikan) akan terbiasa mengumpulkan atau memilah kemasan bekas tersebut karena mengetahui adanya nilai tambah yang bisa didapat dengan menjualnya atau bisa disumbangkan kepada pemulung.sala,chairilsd

22 April 2008

TIPE-TIPE BELAJAR

SAYA BARU SAJA CHANING-CHANING MENGENAI TIPE-TIPE BELAJAR, DARI E-MAIL
AND SUMBER DARI buku yang berjudul ”Teori Belajar dan Pembelajaran”, Prof. DR. H. Aminuddin Rasyad menjelaskan bahwa secara umum tipe belajar anak didik adalah tipe visual, tipe auditif, tipe taktil, tipe olfaktoris, tipe gustatif, dan tipe campuran (kombinatif), penjelasannya,
TERUS DIRANGKUM, SEBAGAI BERIKUT:

TIPE BELAJAR VISUAL
Ciri-ciri tipe belajar visual: lebih mementingkan pada penampilan dalam berpakaian/presentasi, tidak mudah terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat dari pada yang didengar, lebih suka membaca dari pada dibacakan, seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata, lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato. Anak didik yang mempunyai tipe visual pada umumnya lebih suka musik, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya, mengingat dengan asosiasi visual. Jadi anak didik yang memiliki tipe visual mengandalkan aktivitas belajarnya pada materi pelajaran yang dilihatnya. Di sini yang memegang peranan penting adalah indera mata atau penglihatan (visual). Anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah indera mata, karena satu-satunya indera yang aktif dan dominan dalam dirinya adalah mata atau penglihatan. Baginya alat peraga sangat penting artinya untuk membantunya dalam penyerapan materi pelajaran. Dengan demikian pemilihan media yang tepat dalam pembelajaran sangat membantu untuk anak didik tipe ini.


TIPE AUDITORIAL
Ciri-ciri tipe belajar auditorial: gampang mengingat apa pun yang didengarnya. Bila menghafal ia sering membacanya keras-keras karena suara keras yang didengarnya memudahkannya mengerti. Ia juga suka diskusi dan berbicara dengan logika dan nada yang terpola.

TIPE KINESTETIK
Ciri-ciri tipe belajar kinestetik: belajarnya selalu menanggapi setiap pelajaran yang diterima dengan gerak fisik. Makanya ia cenderung mengajak lawan bicaranya disertai gerak fisik, maupun menggunakan jari dan tangan saat belajar. Ia pun lebih menyukai pelajaran yang diberikan dalam bentuk permainan karena pada dasarnya ia tidak dapat duduk dan berdiam lama saat belajar.

TIPE BELAJAR AUDITIF
Ciri-ciri tipe belajar auditif : saat bekerja suka berbicara kepada diri sendiri, mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, senang membaca dengan keras dengan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. Anak didik yang mempunyai tipe auditif pada umumnya pandai berbicara atau sebagai pembicara yang fasih, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. Anak didik yang mempunyai tipe auditif biasanya mempunyai masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dalam irama yang terpola, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama dan warna suara dari apa-apa yang telah didengarnya. Jadi anak didik yang memiliki tipe auditif mengandalkan aktivitas belajarnya pada indera pendengarannya. Di sini yang memegang peranan penting adalah indera telinga atau pendengarannya (auditif). Bagi anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah telinga. Karena itu baginya ucapan yang jelas dan terang dengan intonasi yang tepat sangat penting artinya untuk membantunya dalam penyerapan materi pelajaran.


TIPE BELAJAR TAKTIL
Ciri-ciri tipe belajar taktil: terampil melakukan sesuatu dengan mengandalkan sentuhan tangan. Anak didik yang bertipe belajar ini, yang memegang peranan penting adalah rabaan dan sentuhan. Anak didik yang seperti ini penyerapan hasil belajarnya melalui alat peraba, yaitu sentuhan tangan atau kulit. Misalnya: mengatur ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang rusak (busuk), merangkai bunga, dan keterampilan-keterampilan lainnya yang sifatnya membutuhkan sentuhan tangan. Untuk itu, maka sebaiknya guru lebih menitikberatkan pada kegiatan yang secara langsung harus dikerjakan oleh anak didik. Jadi anak didik yang memiliki tipe taktil mengandalkan aktivitas belajarnya pada rabaan atau sentuhan (taktil). Di sini yang memegang peranan penting adalah indera peraba, yaitu tangan dan kulit atau bagian luar tubuh. Bagi anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah indera perabanya. Karena itu baginya sentuhan sangat penting artinya untuk mengetahui benda yang dirabanya. Ia sangat terampil apabila diberi tugas pada kegiatan yang sifatnya penataan atau pengaturan ruangan, penataan atau merangkai buah, merangkai bunga, mengatur seseatu yang membutuhkan sentuhan yangan.

TIPE BELAJAR OLFAKTORI
Ciri-ciri tipe belajar olfaktori: lebih suka belajar di laboratorium. Anak didik yang bertipe belajar ini, yang memegang peranan penting adalah ketergantunganya pada indera pencium. Anak didik seperti ini akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan, sebab pada umumnya indera penciumnnya sangat peka terhadap bau-bauan. Untuk itu, maka sebaiknya Guru lebih menitikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan indera penciuman. Jadi pada umumnya ia lebih memfungsikan indera penciuman, yaitu hidung. Jadi anak didik yang memiliki tipe olfaktoris mengandalkan aktivitas belajarnya pada alat indera penciuman. Di sini yang memegang peranan penting hidung (olfaktoris). Bagi anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah hidung. Karena itu baginya sangat cepat menyesuaikan diri dengan suasana bau lingkungan.

TIPE BELAJAR GUSTATIF
Ciri-ciri tipe belajar gustatif: lebih cepat memahami apa yang. dipelajarinya melalui indera kecapnya. Anak didik yang bertipe belajar ini, yang memegang peranan penting adalah lebih mengandalkan pada lidah (indera kecap). Untuk itu, maka sebaiknya Guru lebih menitikberatkan pada kegiatan belajar yang mengandalkan indera kecap, misalnya: dalam suatu kegiatan belajar yang berkaitan dengan rasa melalui lidah. Misalnya: rasa asin, manis, pahit, dan sebagainya. Jadi anak didik yang memiliki tipe gustatif mengandalkan aktivitas belajarnya pada indera pengecap. Di sini yang memegang peranan penting adalah kemampuan mencicipi (gustation=kemampuan mencicipi). Bagi anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah indera pengecap. Karena itu melalui indera pengecapnya ia dapat mengetahui berbagai rasa.

TIPE BELAJAR COMBINATIVE
Ciri-ciri tipe belajar combinative:
Anak didik yang bertipe belajar ini, yang mempunyai kemampuan mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu indera. Ia dapat menerima pelajaran dangan mata dan telinga sekaligus ketika belajar. Untuk itu, maka Guru tidak perlu menitik beratkan pada salah satu indera. Jadi anak didik yang memiliki tipe campuran (kombinatif) mengandalkan aktivitas belajarnya dengan menggunakan lebih dari satu inderanya. Di sini yang memegang peranan penting adalah mata, telinga, sentuhan, dan pengecap. Bagi anak didik tipe ini gerbang pengetahuannya bukan hanya mata, akan tetapi dapat menggunakan mata dan telinganya sekaligus ketika belajar.

KETIKA ENGKAU PERGI

KETIKA ENGKAU PERGI
MULANYA BIASA-BIASA SAJA
LEGA
KETIKA ENGKAU PERGI
KUPIKIR SATU MASALAH TELAH TERATASI
SEGALA KEGUNDAHAN HATI TELAH BERAKHIR
NAMUN
AKU SALAH
SETELAH ENGKAU PERGI
MALAH HATIKU MULAI MERINDUMU
TIDAK BIASA
KECEWA
SEMAKIN GUNDAH
SEDIH
HAMPA
MERANA
SUNYI
SEPI

20 April 2008

LAYAR TELAH TERKEMBANG
BAHTERA DI SEBERANG TELAH MENANTANG
SAMUDERA PENGABDIAN TERUS MEMBAYANG
MENEGUHKAN SEMANGAT JUANG

WALAU GELOMBANG DATANG MERINTANG
WALAU KABUT DATANG MENGHADANG
ARUNG SAMUDERA MENYATU DALAM TEKAD
PANTANG MENYERAH
'NTUK
MENOREHKAN SATU PENGABDIAN
DALAM PROFESI PENUH DEDIKASI

MAKNA KARTINI BAGI SAYA

KARTINI ADALAH IBU
KARTINI ADALAH SEMANGAT
KARTINI ADALAH CITA-CITA

15 April 2008

Kenangan Tak Terlupakan

Siang terik
Deru mobil menderu tiada henti
Suara tanya lamat-lamat nduk...nduk...
Tuti mengangguk ngantuk
Tapi bapak mengartikan lain
Akhirnya salah persepsi
Tapi bapak tak marah
tuti tertawa geli

Kini
tuti menyadari
Betapa agung cinta bapak
Betapa besar kasih sayang bapak
Betapa Bapak adalah bapak terbaik di dunia
Berkorban tanpa pamrih
Apalagi mengharap balas jasa

Kini tuti merasa betapa Bapak tak kenal lelah
Melindungi putera-puteri tambatan hati
Namun... putera-puteri tak menyadari

Kini
Setelah Bapak dipanggil Illahi
tuti bersedih hati
Andai waktu bisa kembali
Ingin tuti mengulang kembali
Seperti dulu lagi
Yang terpateri menjadi kenangan dalam sanubari

28 Maret 2008

PUISI UNTUK BAPAK

PAK,
MALAM INI TUTI LANJUTKAN PUISI UNTUK BAPAK

PAK
WALAU BAPAK SUDAH MENGHADAP ILLAHI
WALAU TUTI MENYADARI HAL INI MEMANG KEHENDAK ILLAHI
TETAP MENYISAKAN DUKA DALAM HATI
TETAP MENYISAKAN KEPEDIHAN TAK TERPERI

PAK
SEMAKIN HARI
MELEKAT DALAM HATI KEAGUNGAN CINTA BAPAK
UNTUK TUTI
UNTUK ADIK-ADIK
UNTUK SEMUA YANG BAPAK CINTA

PAK
WALAU TAK SELANCAR DAN SEPANDAI KYAI
DOA TUTI UNTUK BAPAK SETIAP HARI
SEMOGA BAPAK DIAMPUNI SEGALA KHILAF DAN DOSA
SECEPATNYA BAPAK MASUK SYURGA BERSAMA SANG PENCIPTA

AMIN YAA RABBAL "AL AMIN

INSTRUMEN DALAM PENELITIAN

PENGERTIAN INSTRUMEN
Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. [1]
Adapun variasi/jenis instrument penelitian itu bermacam-macam yang ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : obyek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia dan jumlah tenaga peneliti serta teknik yang akan digunakan untuk mengolah data apabila sudah terkumpul.[2]
Adapun Variasi/jenis instrument penelitian itu : adalah Angket, CekLis (check List) atau Daftar Centang, Pedoman Wawancara, Pedoman Pengamatan.[3] Dalam hal ini peneliti perlu menyusun suatu rancangan penyusunan instrument yang dikenal dengan istilah “Kisi-Kisi”.
Kisi-Kisi adalah sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-Kisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrument yang disusun.[4]
Ada 2 (dua) macam kisi-kisi yang harus disusun oleh seorang peneliti sebelum menyusun instrument, yaitu : Kisi-Kisi Umum dan Kisi-Kisi Khusus.
Kisi-Kisi Umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, metode dan instrument yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat di dalam kisi-kisi umum ini baru rancangan ideal. Tentang apakah sumber data, metode, instrument tetap akan dipakai atau tidak, tergantung dari ketepatan menurut pertimbangan peneliti.
Kisi-Kisi Khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrument. [5]
Contoh-contoh kisi-kisi hubungan antara sumber data, metode dan instrument pengumpulan data adalah sebagai berikut : (diambil dari buku “PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTEK” yang disusun oleh Suharsimi Arikunto, Rineka Cipta : Jakarta, 2002, halaman 140.
[1] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta : Jakarta, 1997), h. 136

[2] Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Mandar Maju : Bandung, 1990), h. 97

[3]Arikunto, Suharsimi, loc.cit.

[4] Ibid, h. 138

[5] Ibid, h. 139

RESENSI BUKU

Di dalam buku yang berjudul “Metodologi Penelitian dan Aplikasinya” yang disusun oleh M. Iqbal Hasan, M.M, penerbit Ghalia Indonesia (GI) : Jakarta, 2002, halaman 82-88, dijelaskan bahwa data dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan sumber-sumber tertentu sebagai berikut :

A. Berdasarkan Sumber Pengambilannya, data dibedakan sebagai berikut :
1. Data Primer/Data Asli/Data Baru :
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.
2. Data Sekunder/Data Tersedia :
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu.

B. Berdasarkan Waktu Pengumpulannya, data dibedakan sebagai berikut :
1. Data Berkala (Time Series) :
adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.
2. Data Kerat Lintang (Cross Section) :
adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu.


C. Berdasarkan Sifatnya, data dibedakan sebagai berikut :
1. Data Kualitatif :
adalah data yang tidak berbentuk bilangan atau data yang penyajiannya tidak menggunakan angka, akan tetapi menggunakan kriteria.
2. Data Kuantitatif :
adalah data yang berbentuk bilangan atau data yang penyajiannya menggunakan angka.

D. Berdasarkan Tingkat Pengukuran, data dibedakan sebagai berikut :
1. Data Nominal :
adalah data yang berasal pengelompokkan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.

2. Data Ordinal :
adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut besarnya dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.

3. Data Interval :
adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap obyek atau ketegori adalah sama. Pada data ini tidak terdapat angka Nol Mutlak.

4. Data Rasio :
adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal dan data interval dan dilengkapi Titik Nol Absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari obyek/kategori yang diukur.


B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa/hal-hal/keterangan-keterangan/karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

Mengenai Pengumpulan data dijelaskan oleh DR. Kartini Kartono di dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Metodologi Riset Sosial” yang diterbitkan oleh CV Mandar Maju : Bandung, tahun 1990, halaman 154-217 bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Caranya, dikenal beberapa cara pengumpulan data, yaitu :
- Angket (Kuesioner) :
Angket (Kuesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.

- Wawancara (Interview) :
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.

- Observasi :
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana berkenaan dengan organisme berdasarkan tujuan-tujuan empiris.

- Studi Dokumentasi :
Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada obyek penelitian, akan tetapi melalui dokumen.

- Analisis Isi :
Analisis Isi adalah studi tentang arti verbal . Analisis Isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi yang disampaikan dalam bentuk lambing.

2. Berdasarkan banyaknya data yang diambil, ada beberapa cara pengumpulan data sebagai berikut :
- Sensus (pengumpulan data melalui populasi) :
Sensus (pengumpulan data melalui populasi) adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau populasi secara keseluruhan untuk diselidiki.
Data yang diperoleh dari hasil sensus disebut parameter atau data yang sebenarnya (True Value).

- Sampling (pengumpulan data melalui sampel) :
Sampling (pengumpulan data melalui sampel) adalah cara pengambilan data dengan mengambil sebagian elemen atau populasi untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari sampling disebut data prakiraan (Estimate Value).

SAMPLING

Data yang dipergunakan sebagai bahan penelitian dapat berupa Populasi dan dapat juga berupa Sampel. Adapun pengertian Populasi dan Sampel adalah sebagai berikut :
- Pengertian Populasi adalah :
- Kumpulan obyek penelitian
- Obyek total penelitian
- Semua elemen dalam wilayah penelitian
- Keseluruhan obyek penelitian

- Pengertian Sampel adalah :
- Sebagian dari populasi
- Wakil populasi dari suatu obyek penelitian
- Bagian yang mewakili populasi

Proses mengambil atau menentukan sampel disebut Sampling. Adapun penelitian yang menggunakan sampel sebagai obyek disebut penelitian sampling atau studi sampling. Sedangkan cara yang dipergunakan dalam pengambilan sampel disebut Teknik Pengambilan Sampling atau lazim juga disebut dengan Teknik Sampling (Sampling Techniques).

Penggunaan sampel dalam penelitian didasari oleh pertimbangan efisiensi sumber daya penelitian, yaitu : waktu, tenaga dan dana atau biaya.
Apabila populasi yang akan diteliti harus diperhatikan seluruhnya, maka sangat mungkin akan membutuhkan waktu yang lama guna mengambil data. Selain itu tentu saja akan membutuhkan tenaga peneliti yang banyak. Hal ini kemungkinan terjadi juga tidak tersedianya tenaga peneliti serta akan menghabiskan dana yang sangat besar bahkan kadang-kadang apabila suatu penelitian tidak dapat dilakukan, maka akan merusak populasi.
Kadang-kadang , penelitian populasi sering tidak mungkin dilakukan untuk jangka waktu yang lama/panjang apabila karakteristik obyek penelitiannya menyangkut aspek perkembangan.
Sebagai contohnya adalah penelitian terhadap kelompok remaja berusia 15 – 17 tahun. Penelitian ini tidak dapat dilakukan apabila pelaksanaannya membutuhkan waktu bertahun-tahun, sebab akan bayak individu yang semula memenuhi ciri populasi menjadi individu yang tidak lagi tercakup dalam populasi sejalan dengan bertambahnya usia mereka.
Penelitian sampel dapat dilaksanakan pada individu, keluarga, organisasi, lembaga, wilayah populasi, kota, kelas, acara TV, acara radio, dll.
Penelitian Sampel dapat dilakukan apabila keadaan obyek di dalam populasi benar-benar homogen dan tidak terlalu banyak.

Tujuan Pengambilan Sampel
· Mengadakan reduksi (pengurangan) terhadap jumlah obyek yang akan diteliti.
· Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian. Generalisasi di sini berarti membuat kesimpulan ringkas terhadap fenomena suatu populasi.


Beberapa keuntungan penggunaan Sampel adalah sebagai berikut :
- Karena obyek penelitian dengan menggunakan sampel lebih sedikit apabila dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya juga sedikit.
- Dengan penelitian Sampel, maka akan lebih efisien karena akan menghemat waktu, tenaga dan dana atau biaya.
- Kemungkinan semua responden akan dapat terkumpul datanya

Pengambilan Sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh Sampel (Contoh) yang benar-benar berfungsi sebagai sampel (contoh), atau dapat menggambarkan keadan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, Sampel harus representative (dapat mewakili seluruh populasi).

Adapun Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Pengambilan Sampling dapat dilakukan cara Probability Sampling (Sampling Probabilitas) dan Non Probability Sampling (Sampling Non Probabilitas).

Cara Probability Sampling (Sampling Probabilitas / Peluang atau Sampling Alternatif) terdiri dari :
- Random Sampling (Sampling Acak atau Sampling Campur). Cara pengambilan Sampling Acak ini dapat dilaksanakan dengan : Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana), Ordinal Random Sampling (Sampling Acak Beraturan/Tingkatan Sama), Sampling Acak Dengan Menggunakan Tabel.

- Stratified Sampling (Sampling Berstrata atau Bertingkat / Berlapis). Sampling Berstrata terdiri dari : Proportional Stratified Sampling (Sampling Berstrata Proporsional/Imbangan) dan Non Proportional Stratified Sampling (Sampling Berstrata Tidak Proporsional).

- Area Sampling (Sampling Wilayah)
- Cluster Sampling (Sampling Klaster/Bergerombol atau Berkelompok)
- Systematis Sampling (Sampling Sistematis).

Sedangkan cara Non Probability Sampling (Sampling Probabilitas) terdiri dari :
- Incidental Sampling (Sampling Tidak Berencana/Kebetulan/Seadanya)
- Quota Sampling (Sampling Quota)
- Porposive Sampling (Sampling Bertujuan)
- Sampling Bola Salju
- Sampling Pertimbangan
- Double Sampling (Sampling Kembar)

Probability Sampling, adalah cara pengambilan sampel berdasarkan probabilitas (peluang/kesempatan) untuk terpilih sebagai sampel. Dalam semua sampling probability, cara pengambilannya dilakukan secara acak (random), artinya semua sampel memiliki peluang/kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Yang termasuk sampling probability adalah : - Sampling Acak Sederhana, yaitu bentuk sampling probabilitas yang sifatnya sederhana, yang mana setiap sampel memiliki kesempatan (peluang) sama untuk terpilih dari populasi. Pengambilan sampling acak (random) sederhana dilakukan dengan undian, yaitu mengundi nama-nama obyek dalam populasi. Cara ini di awali dengan membuat daftar lengkap nama atau nomor obyek yang memenuhi karakteristik sebagai populasi. Nama atau nomor tersebut kemudian diundi untuk mengambil sampel sebanyak yang diperlukan. Pengundian ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menulis nama-nama obyek satu persatu pada kertas gulung yang ditempatkan di dalam kotak. Kemudian gulungan nama tadi diambil satu persatu tanpa memilih. Cara lain yang lebih praktis adalah memasukkan nomor obyek ke dalam computer dan meminta computer melakukan pemilihan secara acak (random).

- Sampling Acak Beraturan, yaitu pengambilan sampel dari nomor-nomor obyek dengan jarak yang sama. Misalnya nomor dengan kelipatan 3,5,10 dan sebagainya. Apabila peneliti menentukan sampel sebanyak 100 orang atau kasus, maka ditentukan ordinal (tingkatan) 5. Dengan mengambil bilangan sekenanya misalnya bilangan 4, maka ordinal (tingkatan) obyek yang diambil sebagai anggota sampel adalah nomor urut 4, 9, 14, 24, 29, dan seterusnya.

- Sampling Acak dengan menggunakan table, yaitu pengambilan sampel dari populasi dengan menggunakan sebuah table yang sudah disusun dalam urutan dan sebaran tertentu.

- Stratified Sampling, yaitu pengambilan sampel pada populasi yang terbagi atas tingkat-tingkat / strata / lapisan-lapisan. Misalnya strata pendidikan, strata ekonomi. Apabila peneliti akan mengambil kesimpulan untuk seluruh populasi, maka setiap strata harus terwakili dalam sampel tersebut. Cara ini dapat dilakukan dengan cara Proportional Stratified Sampling, maksudnya adalah penentuan sampel dilakukan dengan mengambil proporsi yang sama bagi setiap strata dan Non Proportional Stratified Sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan tidak dengan mengambil proporsi yang sama bagi setiap strata.

- Area Sampling, pengambilan sampel yang diterapkan untuk penelitian wilayah yang sangat luas. Misalnya untuk seluruh Indonesia. Apabila akan meneliti kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, maka tiap-tiap propinsi harus terwakili dan juga harus diperhatikan keterwakilannya untuk daerah pedesaan dan perkotaan.

- Cluster Sampling, pengambilan sampel yang mana populasinya dibagi menjadi beberapa cluster (kelas) dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Cluater Sampling ini diterapkan untuk populasi yang cukup besar, sehingga perlu dibuat kelompok-kelompok. Misalnya meneliti prestasi belajar siswa kelas 2 (dua) SMU se Kodya Surabaya dalam mata pelajaran Sosiologi dengan jumlah siswa 2.800 siswa. Dengan sampel berlapis peneliti memilih 30 klaster. Setiap kelas dicari rata-rata prestasinya sehingga akan di dapat data nilai 30 klaster. Nilai rata-rata dari 30 klaster dianggap mewakili 2800 populasi dari SMU se Kodya Surabaya.

- Systematis Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah disusun secara teratur. Misalnya suatu populasi memiliki 800 elemen, hendak diambil sampel 20 sampel sebagai bahan penelitian, maka ditentukan nomor-nomor yang terpilih secara sistematis.
Non Probabilitas Sampling (Probability Sampling), yaitu cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan prababilitas. Di dalam semua sampling non probabilitas, kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel tidak sama atau tidak diketahui.

Yang termasuk Non Probabilitas Sampling (Probability Sampling) adalah :- Insidental Sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan tidak berencana dan dipilih berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya.

- Quota Sampling, yaitu pengambilan sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap dapat merefleksikan ciri populasi.

- Porposive Sampling, yaitu pengambilan sampel di dasarkan pada strata, random atau wilayah, akan tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Misalnya seorang peneliti akan mengadakan penelitian tentang “Pengaruh minat belajar SMU terhadap peningkatan prestasi di seluruh Indonesia”. Sampel penelitian yang diambil dan dipilih adalah kota-kota besar yang banyak sekolahnya, sehingga memiliki cukup banyak pelajar. Misalnya Jakarta, Ygjakarta, Bandung dan sebagainya.

- Sampling Bola Salju, yaitu pengambilan sampel dari beberapa orang yang memenuhi criteria untuk dijadikan sampel. Mereka kemudian menjadi sumber informasi untuk menunjukkan orang-orang yang dapat dijadikan sampel. Demikian prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel terpenuhi.

- Sampling Pertimbangan, yaitu pengambilan sampel yang ditentukan oleh peneliti sendiri berdasarkan pertimbangan/kebijakan.

- Double Sampling, yaitu pengambilan 2 (dua) sampel sekaligus dengan tujuan untuk melengkapi jumlah atau untk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa "Sampel" adalah wakil dari populasi yang diteliti. Proses mengambil atau menentukan sampel disebut Sampling. Adapun penelitian yang menggunakan sampel sebagai obyek disebut penelitian sampling atau studi sampling. Sedangkan cara yang dipergunakan dalam pengambilan sampel disebut Teknik Pengambilan Sampling atau lazim juga disebut dengan Teknik Sampling (Sampling Techniques).
Cara pengambilan sampel dapat dilaksanakan berdasarkan probabilitas maupun Non Probabilitas. Hasil dari sampel penelitian kemudian digeneralisasikan atau dibuat kesimpulan.

Apabila kita ingin menjadi seorang peneliti yang baik dengan hasil memuaskan serta berguna bagi lingkungan kita, maka kita harus mencoba untuk belajar meneliti dengan menggunkan cara-cara pengambilan sampel yang benar dan obyektif. Bagaimanapun, sebuah penelitian akan tergantung pada cara pengambilan sampel yang digunakan. Apabila cara pengambilan sampelnya valid, maka data yang diperolehpun
akan sangat valid. Dengan demikian, hasil penelitian yang kita lakukan akan memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

- Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Ghallia Indonesia : Jakarta.
- Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survei, LP3ES : Jakarta.
- Hasan, Iqbal, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghallia Indonesia : Jakarta.

EKSPRESI BUAT SAHABAT

DI SUATU PAGI YANG CERAH
SENIN
DUA PULUH EMPAT MARET DUA RIBU DELAPAN
DI HALAMAN SNEPAR 1 PA
HINGAR BINGAR KESIBUKAN
BERSAMBUT KEHANGATAN
PERSAHABATAN & KEKERABATAN
TERUKIR INDAH DI ATAS SAJADAH CINTA

DI SUATU PAGI YANG CERAH
SENIN
DUA PULUH EMPAT MARET DUA RIBU DELAPAN
DI HALAMAN SNEPAR 1 PA
HATI SYAHDU MENGHARU BIRU
TERCIPTA SATU LAGI TEMBANG KENANGAN
MENOREHKAN SEJUTA MAKNA
MENJADI EPISODE YANG TAKKAN TERLUPAKAN

DI SUATU PAGI YANG CERAH
SENIN
DUA PULUH EMPAT MARET DUA RIBU DELAPAN
ASA TELAH TERBIAS
LAYAR TELAH TERKEMBANG
BAHTERA SAMUDERA SIAP BERLAYAR
CAHAYA KEKUATAN TELAH DIPERSIAPKAN
DO'A TELAH DILANTUNKAN
RIDHO ILLAHI KINI DINANTI


RESUME BAB 32 "KERLINGER" : METODOLOGI Q

Metode Q (Teknik Q) adalah suatu cara untuk membuat urutan peringkat bagi obyek-obyek, misalnya : pernyataan verbal, kata, frase, gambar, komposisi musik, butir, stimuli, dsb. kemudian memberikan angka-angka kepada himpunan-himpunan bagian obyek tersebut menurut jenis atau ragamnya, sehingga terbentuklah himpunan-himpunan yang berdasarkan pada criteria tertentu.

20 Februari 2008

Puisi buat Bapak

Pak
Sejak bapak pergi
Hati terasa sangat sunyi
Seringkali tuti menangis dalam hati
Selalu ingat bapak dalam sehari-hari

Pak
Bapak telah menghadap Sang Illahi
Bapak pergi sebelum tuti membalas budi
Bapak pergi ketika tuti belum berbuat apa-apa

Pak
Detik-detik berlalu
Menit-menit pun berlalu
Jam-jam juga berlalu
Hari-hari demikian pula berlalu
Hati tuti terasa hampa
Terbelenggu oleh waktu dulu

Pak
Baru kini tuti menyadari
Betapa berat perjuangan bapak selama ini
Untuk mempertahankan jati diri
Menoreh kewibawaan kepada kami

Pak
Sembah sujud dan doa tuti keharibaan Illahi
Semoga bapak diampuni segala dosa
Menempati singgasana Surgawi

17 Februari 2008

Metode & Peranan Pembelajaran

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap seluruh sendi kehidupan manusia.
Perubahan sendi kehidupan ini membutuhkan pengetahuan, sikap dan perilaku tertentu yang dapat membuat seseorang mampu mengikuti perkembangan IPTEK serta perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam sendi kehidupannya itu.[1]
Dengan demikian dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan formal (resmi) yang kedua setelah lembaga pendidikan informal (keluarga), diharapkan mampu membekali anak didiknya dengan pengetahuan, keterampilan dan keteladanan.[2]
Atas dasar itulah, maka keberadaan guru pun menjadi sangat penting dan utama. Sebab, sampai saat ini kehadiran guru itu memang belum dapat digantikan dengan alat apapun, misalnya : dengan mesin, radio, tape recorder ataupun dengan komputer sekalipun. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran masih sangat banyak diperlukan unsur-unsur manusiawinya, seperti: sikap dan perilaku, nilai-nilai, perasaan, kepribadian dan motivasi. Semuanya itu dibutuhkan untuk menggelorakan semangat belajar anak didik dan memberikan prakarsa yang terus menerus, berencana, berkesinambungan serta memberikan keteladanan yang baik bagi anak didik.[3]
Perlu juga kita sadari bersama bahwa tidak ada kehidupan yang tidak dijamah oleh guru. Tidak seorangpun di dunia ini yang tidak membutuhkan bimbingan seorang guru. Itulah sebabnya, di dalam konteks pembelajaran di sekolah yang perlu diprioritaskan pada era sekarang ini adalah kinerja mengajar guru secara lebih optimal, efektif dan efisien.[4]
Dalam kaitannya dengan itu, maka di dalam kegiatan pembelajaran Sosiologi sebagai suatu bidang studi yang menitik beratkan pada pembelajaran tentang kemasyarakatan, peneliti selaku guru bidang studi Sosiologi berupaya mengembangkan metode yang dapat menarik minat dan mempermudah anak didik di dalam mengikuti dan menerima bahan pembelajaran Sosiologi.
Itulah sebabnya, untuk mendukung hal tersebut di atas, maka terlebih dahulu peneliti sajikan kajian definisi mengenai metode pembelajaran, sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara-cara yang teratur dan terpikir baik-baik yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.[5]
Metode juga berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan.[6]
Adapun didalam kaitannya dengan pembelajaran, maka metode pembelajaran berarti cara yang dipergunakan oleh seorang guru di dalam menyampaikan bahan pembelajarannya.[7]
Dengan kata lain, metode pembelajaran adalah cara yang teratur dan sistematis yang harus dilakukan oleh guru didalam menyampaikan suatu bahan pembelajaran.[8]
Itulah sebabnya, metode pembelajaran mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran. Apabila pemilihan metode dalam suatu pembelajaran kurang tepat, maka tentunya tujuan yang hendak dicapai akan sulit diwujudkan.[9]
Ini artinya, bahwa salah satu keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada ketepatan dalam memilih metode pembelajaran. Dengan demikian setiap memilih metode yang akan dilaksanakan di dalam suatu pembelajaran haruslah mempunyai kesesuaian dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Selain itu juga harus didasarkan atas kepentingannya terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam praktek, seringkali penggunaan suatu metode divariasikan dengan metode yang lain sehingga apabila dalam suatu kegiatan pembelajaran menggunakan metode yang tepat dengan perpaduan metode lain yang tepat pula maka akan benar-benar dapat menumbuhkan minat belajar, motivasi belajar, mengefektifkan kegiatan pembelajaran, serta lebih memudahkan anak didik didalam memahami suatu bahan pembelajaran.[10]

Peranan Metode Pembelajaran
Berdasarkan uraian singkat mengenai metode pembelajaran di atas maka dapatlah dipahami bahwa suatu metode dalam pembelajaran menempati peranan yang penting, sebab tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode.
Adapun mengenai peranan penting yang peneliti maksud, adalah bahwa metode pembelajaran merupakan alat yang dapat:
Ø menumbuhkan minat belajar kepada anak didik
Ø memberikan motivasi belajar kepada anak didik
Ø mengefektifkan kegiatan pembelajaran
Ø memudahkan anak didik di dalam memahami suatu bahan pembelajaran
Ø sebagai strategi dan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Gaya mengajar guru, juga memainkan peranan penting di dalam suatu pembelajaran. Oleh karena itu apabila dilakukan dengan tepat, maka akan sangat berguna untuk menarik minat dan mendorong semangat anak didik dalam pembelajaran.[11]
Misalnya, seperti yang peneliti akses dari situs www.teachersrock.net/pdkt.htm-27k [12] mengenai strategi pembelajaran, sebagai berikut:
1. Penggunaan variasi suara, dengan cara merubah nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, dan sebaliknya, ataupun memberikan tekanan pada kata-kata atau kalimat tertentu adalah salah satu dari gaya mengajar guru ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam menyampaikan pokok-pokok penting bahan pembelajaran, diharapkan guru memberi tekanan suara. Selain itu juga diharapkan dapat mengucapkan pokok-pokok penting bahan pembelajaran secara lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas.
2. Pemusatan perhatian dapat dilakukan oleh guru dengan kalimat-kalimat tertentu. Misalnya: ”perhatikan baik-baik”, “nah, ini sangat penting”, “dengar baik-baik”, ini agak sukar dipahami”, “jangan lupa yang ini perlu lebih diperhatikan”, dan berbagai ungkapan kata-kata atau kalimat lain yang senada dengan itu. Pada umumnya cara pemusatan dengan ungkapan kata-kata atau kalimat ini diikuti dengan isyarat seperti menunjuk pada gambar yang tergantung pada dinding, atau pada papan tulis, kadangkala dapat dilakukan menyanyikan sebuah lagu yang ada hubungannya dengan bahan pembelajaran, ataupun dengan gerak tari, dan sebagainya.
3. Kesenyapan atau kesunyian/keheningan yang disengaja ketika guru menyampaikan suatu bahan pembelajaran merupakan gaya yang cukup baik untuk menarik perhatian. Adanya perubahan rangsangan dari adanya suara dalam kondisi tenang atau senyap atau sebaliknya dari kondisi adanya kesibukan/kegiatan lalu dihentikan, akan dapat menarik perhatian, sebab anak didik ingin mengetahui apa yang sedang terjadi. Tentu saja perubahan tersebut tidak perlu dilakukan apabila akan mengganggu berlangsungnya pembelajaran. Dalam hal mengajukan suatu pertanyaan, sebaiknya guru menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan agar anak didik mempunyai kesempatan berpikir, terutama untuk menjawab pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang mendalam.
4. Mengadakan kontak pandang ketika berbicara atau berinteraksi dengan anak didik. Kontak pandang ini sebaiknya diikuti juga dengan sorot mata yang tajam, berbinar-binar yang menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap anak didik. Ketika kontak pandang menjelajahi seluruh kelas, hendaknya guru menunjukkan hubungan yang erat dengan mereka. Kontak pandang dapat dilakukan guru untuk menyampaikan informasi, seperti membelalakkan mata sebagai tanda tercengang, atau dapat juga dipergunakan untuk mengetahui perhatian dan pemahaman anak didik.
5. Gerakan badan dan ekspresi wajah, gerakan kepala, adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini bukan sekedar untuk menarik perhatian akan tetapi dapat menunjukkan sesuatu atau menyampaikan arti tertentu. Ekspresi wajah ini, misalnya: tersenyum, mengerutkan dahi, merapatkan bibir, menaikkan alis, menampakkan ketertarikan terhadap sesuatu, dan sebagainya. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: mengangguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala. Jari dapat dipergunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak, arah, ataupun menyentik untuk menarik perhatian anak didik. Menggoyang-goyangkan tangan berarti “tidak”, mengangkat tangan keduanya dapat diartikan “apa lagi”, dan sebagainya. Guru dapat mengangkat bahu, berdiri di dekat bangku anak didik, berdiri diam, duduk di kursi depan ataupun di bangku anak didik yang kosong, berjalan mengelilingi bangku, mendekati ataupun juga menjauhi anak didik, ataupun juga bisa melakukan gerak kaki (sesekali dihentakkan, seperti tentara berbaris), dan sebagainya.
6. Pergantian posisi dalam kelas dapat dilakukan untuk mempertahankan perhatian anak didik. Pergantian posisi yang dimaksudkan adalah ke arah depan atau ke arah belakang, ke bagian kiri samping anak didik ataupun ke bagian kanannya. Kadang-kadang guru berdiri dan kadang-kadang duduk.

[1] Umar Tirtarahardja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, h. 132.
[2] Dasim Budimansyah. 2003. Model Pembelajaran Sosiologi. Bandung: Ganesindo, h. 7.
[3] E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 3-15.
[4] Umar Tirtarahardja dan La Sula. Op.Cit. h. 132-133.
[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, h. 581.
[6] Tim Penyusun Kamus. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, h. 652.
[7] Endang. Daniel. 2005. Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: DEPDIKNAS, h. 17.
[8] Langkah Pengembangan Silabus. Diakses dari situs
http://www.bptpdisdik-jabar.go.id/pub/00004.pdf-309k.
[9] Sulipan. Pembelajaran yang Bermutu. Diakses dari situs http://www.geocities.com.cbet/kumpulan2.html-94k.
[10] Pendidikan. Diakses dari situs http://www.meta-mind.com/kenal.html-5k.
[11] Gaya Mengajar Guru di Kelas. Diakses dari situs
http://www.homepagez.com/izaac/tipsmengajar2.html-6k.
[12] Strategi Pembelajaran. Diakses dari situs http://www.teachersrock.net/pdkt.htm-27k

15 Februari 2008

UNTUK AYAHANDA

AYAHANDA...
KINI AYAHANDA MEMANG SUDAH TIADA...
NAMUN...
BAYANG AYAHANDA...
SENYUM AYAHANDA...
GAYA BICARA AYAHANDA...
TIADA LEPAS DARI SETIAP NAFASKU...
DENYUT NADIKU...
GERAK ... LANGKAHKU...
AYAHANDA...
KEHANGATAN KASIH SAYANG AYAHANDA
SELALU KURASAKAN...
HANGAT... DAN TAK TERGANTIKAN OLEH APAPUN...SIAPAPUN...

AYAHANDA...
AKU BISA SEPERTI SEKARANG INI KARENA AYAHANDA...
KARENA PERJUANGAN AYAHANDA...
KARENA PENGORBANAN AYAHANDA...
KARENA SEMANGAT AYAHANDA YANG SELALU MEMBARA DALAM DADA...

AYAHANDA...
MALAM INI... BELUM SELESAI KU TULIS PUISI BUAT AYAHANDA...

AYAHANDA...
WALAU AYAHANDA SUDAH TIADA...
NAMUN...
PASTI AKAN AKU SELESAIKAN PUISI INI...

AYAHANDA...
KUBIARKAN BARIS DAN BAIT PUISI INI UNTUK AKU SELESAIKAN ESOK HARI...

SUNGKEM...AYAHANDA... AKU BERHARAP AYAHANDA DITERIA DI SISI ALLAH SWT DAN DIAMPUNI SEGALA DOSA AYAHANDA
AMIN YA RABBA AL AMIN

GEMURUH HATI

MALAM INI ...
BINTANG MALAM MENYAPA ...
MALAM SUNYI ...
BINTANG DENGARIN GEMURUH HATI ...
DAG...DIG...DUG...
TERDENGAR SEPERTI ORANG MAIN BOLA ...
TAK TAHU KAPAN MASUK GAWANG ...
DAN ... KAPAN AKAN MENANG ...

MALAM INI ...
GEMURUH HATI TETAP TERDENGAR ...
NAMUN ... TIDAK SEKERAS TADI ...
BINTANG TERSENYUM ...
YANG PUNYA HATI JUGA TERSENYUM ...
BINTANG SENYUM LEGA ...
YANG PUNYA HATI SENYUM PENUH ASA ...

TOPI HITAM-PUTIH

ANAK SAYA BARU SAJA MENDAPAT KIRIMAN E-MAIL DARI TEMANNYA, TERUS DI FORWARD KE E-MAIL SAYA, TRUSSS ... SAYA TAYANGAN DECH... DI SINI UNTUK SEKEDAR REFRESHING GITU....

ti01_trisakti@yahoogroups.com
"Hardiyan Krisnanda" hardkris_zastro@yahoo.com
Sat, 9 Feb 2008 00:47:08 -0800 (PST)
[ti01_trisakti] Fwd: [81_2k1] Fw: [elektro_undip_02"nugraheni setiastuti" ninin81082@yahoo.com Add Mobile Alert Yahoo! DomainKeys has confirmed that this message was sent by yahoo.com. Learn more
Fwd: [ti01_trisakti] Fwd: [81_2k1] Fw: [elektro_undip_02] Story Topi Hitam-Putih
"Mirna Muhardina" auteamo@yahoo.com , "nurfaria hidayah" nova_2604@yahoo.com , "Tuti Juliati Rismarini" tuti300756@yahoo.com , "Subijanto Soekardji" , "Riswahyuni Widhawati" riris_w@yahoo.com , "Ariani Wijayanti" arianiwijayanti@yahoo.com

Nice Story..... mengharukan. .Story Topi Hitam-Putih
Ceritanya ada seorang anak cowok tunggal yang ditinggal mati nyokapnya pas ngelahirin dia.
Sejak itu bokapnya jadi amat sangat workaholic sekali dan nggakmarried2lagi.
Ini anak tapi baik hati dan lemah lembut walaupun cuma diurus sama pengasuh saja.
Pas TK, sementara anak2 laen udah punya sepeda dia masih jalan kaki.Pengasuhnya ngadu ke bokapnya, "Tuan, nggak kasian sama den Bagus?Masa sepeda nggak punya...apa tuan juga nggak malu?"Iya..nih..bokapnyatuh tajir banget deh.
Punya sekian perusahaan maka dipanggil-lah sianak, ditawarin mau sepeda yang kayak gimana merek apa..dan si anak cumabilang,"Aku nggak mau sepeda, Pi, aku dibeliin topi item topi putih aja.."Lho kok gitu? Bingung dong bokapnya. "Kenapa topi item dan putih?""Nggak usah diterangin deh pi. Kalo papi punya uang yaa..beliin ituaja."Yah, mengingat mereka nggak pernah ngobrol, dan ini anak juga masihTK,papinya pikir ya normal2 aja anak kecil minta topi item topi putih, jadi papinya nerima2 aja.Nggak berminat lanjutin, maka tetep-lah tu anak dibeliin sepeda generasi terbaru saat itu, yang paling canggih, plus topi item dan topi putih.Trus ni anak masuk SD lah.
Pas itu musim sepatu roda. Sekian lama pengasuh pratiin, ni anak nggak minta2 dibeliin sepatu roda sama papinya.
Sore2 cuma duduk aja. Sepedanya juga ditaruh di gudang.Lagi nggak musim, katanya.
Pengasuhnya laporan pandangan mata dong ke tuannya hingga si anak dipanggil lagi. "Nak, kamu mau dibeliin sepatu roda kayak temen2 kamu? Kok nggak bilang2 papi.
Nggak masalah cuma beli sepatu roda aja...".Si anak bilang,"nggak Pi, topi item dan topi putih saya udah rusak..dibeliin lagi aja..nggak usah beli sepatu roda.
Lagian lebih murah topikan Pi?"Yee..si papi geram dong. Ni anak ngeremehin papinya sendiri, atau sok merendah? So, tetep si papi beliin sepatu roda, plus topi item dantopiputih.
Selang beberapa taun, ni anak masuk SMP. Cerita sama terulang. Sekarang temen2nya musim roller blade.
Tren baru.
Sementara sore hari, dia masih setia sama sepatu rodanya.
Pas bokapnya pulang dari luar negri dan ngeliat anaknya doang yang pake sepatu roda, si papi malu banget. Gila, rumah gedong, perusahaan banyak, keluar negri terus...eeh anaknya ketinggalan jaman.
Besoknya, di kamar anaknya udah ada sepasang roller blade barudengan note: "Biar kamu nggakmalu".
Malemnya di ruang kerja papinya ada note balesan: "Pi, kok nggak beliin topi item dan topi putih? Aku lebih suka itu."Weleh, si papi pas liat note itu dongkol tambah bingung.
Apaan sih istimewanya topi item dan topi putih? Emang bisa bikin die beken atau nge-tren? Besoknya dan besoknya lagi si papi berkali2 nemuin note itu...hingga dia nggak tahan dan membelikan anaknya topi item dan topi putih untuk kesekian kalinya.
Bener, setelah dapet tu topi, si anak nggak ninggalin note-note buatbokapnya lagi.Pas SMA, yang jaraknya rada jauh, si anak masih ber-bis ria, temen2nya udah ada yang bawa motor en mobil ke sekolahan.
Suatu hari, tumben papinya di rumah, si anak pulang dianterin temennya yang mau ditebengin.Papi malu banget.. Masa cuma untuk anak satu nggak bisa beliin mobil?
Maka ditawarin anaknya. Si anak nolak dengan alasan mobil kurang praktis,l agian pengen topi item topi putih aja. Si bapak nggak terima penolakan.Karna anaknya udah gede, bisa berunding. Hingga tercetus keputusan si anak dibeliin motor plus topi item dan topi putih tentunya. Dan si bapakkesel juga duong... Udah berapa taun dia beberapa kali beliin dua macem topi itu tanpa tau kenapa. Tapi si anak nggak ada keinginan dan kemauan ngasih tau sih.
Hingga tibalah masa kuliah. Karna seneng dan bangga masuk PTN, si anakdikadoin mobil. Sampe beberapa bulan si anak masih naek motoor aja.
Kuliah, pacaran, naek motor aja. Pacarnya juga bingung,kan dia punya mobil? Ditanya sama pacarnya, dijawab, abis papi nggak beliin topi item topi putih. Nggak ngerti anak sendiri sih!
So, pas makan malem bersama, si pacar bilang sama papi, kenapa si om nggakbeliin topi item topi putih. Si papi sebenernya sensitif sama para topi itu..huh..sampe pacar anak gue nyuruh2 jadi dia tanya balik dong kenapa. Si pacar bilang kalo mobilnya nggak akan dipake selama nggak dikasih topi itu juga. Papi bingung dong,di kamar anaknya udah segitu banyak topi item topi putih.
Buat apa sih, pikir papi. Tapi demi gengsi, anak orang lho yang nanya, maka besoknya udah ada topi item topi putih buat anaknya.
Suatu hari anaknya gaul ke Puncak bawa mobil, sama pacarnya. Yah, namanya anak muda, pas lagi di jalan, sipacar nyium dia en dia jadi grogi dan kecelakaan!! !
Segera di bawa ke rumah sakit, si papi juga ditelpon sama rumah sakitnya.
Tabrakannya parah. Mereka berdua nggak ada yang pake seatbelt, yang cewek mati seketika dan si cowok sudah sekarat. Lalu Si papi dateng ke RS.."gimana dok, anak saya?"Dokter (dengan tampang empati penuh duka cita):"Maaf pak, kami tidak dapat berbuat banyak.. sepertinya memang sudah waktunya... sebaiknya bapak manfaatkan waktu terakhir.."Perlahan si bapak masuk, nyamperin anaknya. "Piih, maafin saya..nggak hati2 bawa mobilnya.." si anak juga nangis karna pacarnya nggaktertolong.Si papi nenangin dia...akrablah dua manusia itu beberapa saat. Hingga si papi beranggapan ini saat terakhir utk mereka berdua.
Kemudian si Papi inget rasa penasaran dia tentang kenapa si anak selama ini selalu minta dibeliin topi item dan topi putih."Nak, maafin papi selama ini yang selalu sibuk..kamu jadi kesepian..maafin papi, nak. Nggak sempet jadi orang tua yang baik."Anaknya jawab,"nggak apa-apa pi, saya ngerti kok..Cuma sempet kesel kalo papi punya uang lebih malah beliin yang macem2....saya Cuma minta topi item dan topi putih ajakan ?"Si papi rasa timing-nya tepat nih, lalu dia bertanya "KENAPA SIH KAMUSELALU MINTA TOPI ITEM TOPI PUTIH...ADA APA DENGAN TOPI2 ITU?"(pada penasaran jugakan ..?) Si anak menjawab dengan terpatah2 dan susah banget, habis sudah sekarat … dan masanya sudah hampir sampe..."sebab piiih...saya. .saya.... "**heep...hening seketika*
Kepalanya rebah dan nafasnya hilang. Si anak sudah meninggal sebelum kasih tau ke papinya kenapa dia selalu menginginkan topi hitam dan putih************ *
Nah, si papi yang udah hidup bareng anaknya selama bertahun2 aja g atau kenapa si anak suka sama topi hitam dan putih... apalagi gue yang cuma nyeritain ulang? GIMANA?!! Kesel ga sih?!Tabokin aja yang pertama kali cerita, tapi maapin yang "forward"-inneh cerita...hehehhehe...karena gue juga korban, nih! Nggak enak lho jadi korban sendirian... carilah korban2 selanjutnyaa! !!!..