05 April 2012

BUNDA

BUNDA...
SENYUM KASIHMU...
PETUAH BIJAKMU...
NADA-NADA INDAH CERITERAMU...
SELALU TERPATRI DALAM HATI
MENJADI INSPIRASI DAN PENGUAT HIDUPKU...

BUNDA...
SEMOGA ENGKAU SEHAT SELALU
MENDAMPINGI  PERJALANAN HIDUPKU

BUNDA

BUNDA
BETAPA AKU SANGAT MENCINTAIMU...
                                          SANGAT MENYAYANGIMU...
                                          SELALU RINDU PADAMU...
                                          DISETIAP LANGKAHKU...

DULU...
KETIKA AKU RINDU KEPADAMU...
AKU MEMANDANG POHON JAMBU DI SAMPING RUMAH
SAMBIL AKU MENYEBUT-NYEBUT DALAM HATI...BUNDA...BUNDA...
DAN SETETES AIRMATA TAK TERASA MELELEH DI PIPIKU..

DULU...
KETIKA AKU MENYEBUT-NYEBUT DALAM HATI...BUNDA...BUNDA...
BEBERAPA HARI KEMUDIAN ENGKAU MENGUNJUNGIKU PENUH CINTA...
SUBHANALLAH...
TAUTAN CINTAMU ADALAH ANUGERAH TERINDAH YANG KUPUNYA...

KINI...
PULUHAN TAHUN TELAH BERLALU...
NAMUN...
TERASA BARU SAJA TERJADI
AKU SELALU RINDU PADAMU
AKU SELALU CINTA PADAMU
AKU SELALU HORMAT PADAMU

ENGKAU...
GURUKU YANG SELALU MEMBERIKAN PENCERAHAN UNTUKKU

BUNDA...ENGKAULAH HARAPAN
BUNDA...ENGKAULAH MUTIARA KEHIDUPAN


18 Maret 2012

SALAH SATU FOTO KENANGAN

HARMONI UNTUK NKRI

SUBHANALLAH, DI MINGGU YANG CERAH, 12 PEBRUARI 2012 KUSUSUR HALAMAN GEDUNG NUSANTARA IV KOMPLEKS MPR/DPR/DPD RI SENAYAN JAKARTA. SETAPAK DEMI SETAPAK KUNAIKI ANAK TANGGA NUSANTARA IV PENUH HARAPAN.... HARAPAN AKAN HARMONI KEHIDUPAN ANTAR UMAT BERAGAMA YANG ADA DI NEGARA TERCINTA...

ALHAMDULILLAH... SESUATU YANG MEMBAWA DAMAI... TELAH TERCIPTA, YAITU IKRAR PERDAMAIAN... SEBAGAI WUJUD LANGKAH AWAL MENCIPTAKAN HARMONI KEHIDUPAN DIANTARA UMAT BERAGAMA... UNTUK INDONESIA...

AMIN... YA ALLAH... AKU BAHAGIA... AKU BANGGA AKAN KEBESARAN JIWA-JIWA PEMUKA AGAMA YANG PENUH KETULUSAN MENYATUKAN TANGAN...MENGEPALKAN PERJUANGAN...MENYISIHKAN PERBEDAAN KEYAKINAN... UNTUK TETAP TEGAKNYA KEDAULATAN IBU PERTIWI...

06 Januari 2012

TEMBANG KENANGAN AYAH-IBU

DULU
ALUNAN LAGU KERONCONG DINDA BESTARI
MERDU MENDAYU
BERDEBUR 
MENERPA KALBU ROMANTIS AYAH-IBU

KINI
TAK LAGI TERDENGAR LAGI

NAMUN
AKU MASIH INGAT SYAIRNYA
JUGA KELINCAHAN TANGAN AYAH MENGGESEK BIOLA, 
JUGA TERAMPILNYA GERAK MEMETIK GITAR
JUGA TULISAN AYAH DALAM KUMPULAN LAGU MILIK IBU

SESAL

Masih segar dalam ingatanku, kala itu hari Jum’at siang pukul 13,00 WIB di awal bulan Juli tahun 2006. Di luar udara sangat panas. Kala itu aku berada di sedang melepas lelah di kamar tidur sepulang aku dari mengajar. Sambil melihat televisi, AC kamar yang menyejukkan membuat aku mengantuk sambil sayup-sayup mendengarkan acara di televisi.

Diantara itu, aku mendengar dering dari hand phoneku yang aku letakkan disamping tidurku. Kulihat pengirimnya, ternyata dari bapakku. Aku biarkan saja. Karena beberapa waktu sebelumnya aku sedang marah kepada bapakku karena sesuatu yang tak dapat aku tuliskan di sini. Tak lama kemudian hand phoneku berdering lagi, tetapi juga tidak aku angkat. Tak lama lagi, hand phoneku berdering lagi berdering lagi dan juga tidak aku angkat. Kejadian ini terjadi berulang sampai 9 kali. Karena suara itu mengganggu istirahatku, akhirnya aku matikan saja hand phoneku. Aku tidak merasa bersalah sama sekali, bahkan aku semakin kesal kepada ayahku.

Setelah kejadian itu, selama 2 minggu ayahku berulang kali menghubungi aku, tetapi tetap tidak aku hiraukan dengan perasaan tidak bersalah. Aku juga tidak berpikir ataupun membayangkan betapa kecewanya ayah ketika tidak mendapat tanggapan dari aku.

Sebulan telah berlalu… dan akupun tidak sedetikpun memikirkan ayahku apalagi berusaha untuk menghubungi beliau.

Bulan ke tiga setelah kejadian itu, tepatnya di hari Senin siang di awal bulan Oktober, ketika itu aku sudah pulang dari mengajar ayahku datang ke rumah. Nampak memasuki teras rumah dengan langkah tertatih-tatih, badannya kurus kering

Setelah masuk rumah, ayahku berceritera bahwa beliau pada hari itu beliau merasa belum sembuh benar dari sakitnya. Beliau memaksakan datang ke rumah karena sangat mengkhawatirkan keadaanku yang beberapa waktu lalu tidak ada khabar berita dan tidak pernah menjawab telepon beliau. Lagi-lagi, aku belum menyadari betapa cintanya ayah kepadaku. Dengan sinar mata yang sayu, memelas penuh rindu dan kasih sayang, ayah menyampaikan kelegaannya karena aku dalam keadaan sehat.

Setelah makan siang, ayah istirahat di sofa ruang tengah. Sejenak aku melihat ayahku tertidur pulas... Sore harinya ayah pamit pulang. Kulepas ayah di depan rumah dengan janji beliau akan datang lagi di bulan Nopember. Ternyata janji itu tidak akan terpenuhi karena ayah telah pergi untuk selama-lamanya menghadap Sang Illahi di usia menjelang 77 tahun.

Kejadiannya, seminggu setelah ayah ke rumah… Sakit ayah bertambah parah … dirawat di rumah sakit Fatmawati. Setelah 3 hari di rumah sakit Fatmawati, penyakit ayah tidak kunjung berkurang. Oleh karena itu, ayah aku pindahkan ke rumah sakit Gatot Subroto. Hal ini aku lakukan, karena ayah adalah seorang Perwira Tinggi TNI/AD. Jika ayah dirawat di sana, aku berharap ayah akan mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Ternyata harapanku sia-sia. Di rumah sakit Gatot Subroto tidak ada tindakan yang signifikan. Oleh karena itu, beliau aku pindahkan ke rumah sakit Premier Bintaro. Di rumah sakit inilah, perawatan dilakukan secara intensif. Tidak setiap hari aku menjenguk ayah. Aku mulai merasa betapa aku telah mencampakkan ayah.

Minggu ke 3 kondisi ayah semakin parah. Ketika jam besuk sore. Ketika ayah tergolek lunglai di tempat tidur, aku duduk menunggu sambil sebentar-sebentar memandang wajah ayah. Tersirat di wajah beliau gurat kesedihan. Aku meneteskan air mata… aku takut kehilangan ayah karena aku belum pernah membuat ayah bahagia. Sambil aku pejamkan mata kurangkai jemariku aku memohon kepada Allah untk kesembuhan ayah. Sejenak aku merasa sesuatu yang sangat sepi…hampa di hati … sehingga aku tidak mengetahui kehadiran suster disampingku. Bahuku digoyang pelan… aku kaget lalu aku menoleh kearahnya. Suster menyampaikan bahwa aku ditunggu dokter di ruangannya.

Bergegas aku menemui dokter. Dokter menyampaikan bahwa hasil diagnose secara intensif, ayah mengidap kanker tulang… Walaupun suara dokter itu pelan, namun aku sangat kaget. Kepala seperti dihantam oleh palu yang sangat besar… serasa hati terkoyak-koyak… telingaku seorah-olah tertutup oleh suara rintihan ayah … dihadapanku hanya terbayang wajah ayah yang memelas penuh kasih… sehingga aku tidak mendengar kelanjutan penjelasan dokter. Jantungku berdebar keras tetapi aku tak bisa menghentikannya. Tiba-tiba … aku merasa ada yang mendorongku… dan aku jatuh …Tak berapa lama ada yang mengulurkan tangan kepadaku, yaitu suster kepala rumah sakit. Sambil aku merebahkan kepalaku dibahunya. Aku menangis sampai aku merasa lega dan tabah menemui ayah

Ketika aku sampai di ruang ayah di rawat, ayah masih belum bangun. Aku tanyakan kepada suster, mengapa ayah tidurnya lama. Suster memberikan penjelasan bahwa ayah diberi obat penenang karena keluhan sakitnya semakin berkepanjangan.

Beberapa menit aku duduk menunggu ayah bangun. Tetapi ayah belum juga bangun sedangkan jam besuk sudah habis. Ketika aku beranjak dari kursi akan pulang… ayah terbangun… beliau berkata bahwa badannya terasa semakin lemah dan terasa sekujur badanya sakit yang sangat luar biasa. Penuturannya yang terbata-bata, membuat hatiku semakin ter-koyak, ter-iris tak ber-aturan, lidahku kelu untuk berkata lain selain kata “sabar ya pak”. Aku tidak jadi pulang. Aku duduk kembali disamping ayah… pelan-pelan aku usap-usap kaki ayah sambil menahan air mata.

Satu bulan ayah dirawat di rumah sakit Premier Bintaro, kemudian aku pindahkan ke rumah sakit Dharmais. Ayah dirawat di rumah sakit Dharmais sejak bulan Desember 2006 sampai April 2007, Senin tanggal 2 April 2007, ayah ke luar dari rumah sakit Dharmais. Hari Jum’at 6 April 2007 ayah menghembuskan nafas terakhir. Tanggal 7 April 2007, ayah dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer. Sepulang dari pemakaman ayah, aku menerima secarik kertas dari ayah yang dititipkan sahabat beliau untukku “Anakku, Sibiran jiwa, Mutiara hati ayah,,, ayah sangat cinta dan sayang kepadamu ,,, Dimanapun ayah ber-ada, ayah selalu ingat kepadamu … Setiap denyut nadi ayah ada namamu, setiap sa;at ayah selalu bersedia mati untukmu. ” Ayah tidak mau membayangkan akan kehilanganmu. Intan Berlian ayah, kamu adalah sibiran jiwa ayah… ayah berdo;a semoga kamu mendapat kemuliaan di dunia dan akherat. Jangan lupa, jika ayah mendahului kami doakan setiap sa’at. Salam sayang, Intan Berlian ayah..

Sejak itulah, aku merasa sangat bersalah kepada ayah karena semasa hidup beliau aku pernah mencampakkan beliau padahal aku adalah puteri yang sangat beliau cintai dan sayangi. Sejak sa;at itu, sedetikpun bayang ayah tak pernah hilang dariku dan aku selalu berdo’a untuk beliau :Semoga beliau diampuni segala dosa dan kesalahannya, ditempatkan di sisi Allah di tempat yang mulia.” Amiiin !!!

SERIBU RASA

GAMANG
KAGET
LUNGLAI TAK BERDAYA
BINGUNG
TUHAN, KABULKAN PERMOHONAN HAMBA
ADA DALAM KALBU
ADA DALAM ANGAN
ADA DALAM HARAPAN

19 Oktober 2011

SEPEDA UNTUK SMP NEGERI 2 PAGEDANGAN

Awalnya aku adalah kepala SMP Negeri 3 Curug. Pada tanggal 14 Juni 2010 ketika aku sedang memimpin rapat di sekolah, aku menerima telepon dari dinas bahwa aku mendapat rotasi ke SMP Negeri 2 Pagedangan. Oleh karena itu aku harus mengikuti pelantikan rotasi dan verifikasi di dinas pendidikan pada tanggal 24 Juni 2010. Kemudian tanggal 28 Juni 2010, aku melaksanakan serah terima jabatan dengan kepala SMP Negeri 2 Pagedangan. Serah terima dilakukan di SMP Negeri 2 Pagedangan. Mulai tanggal 28 Juni 2010 aku mulai bertugas di SMP Negeri 2 Pagedangan.

Minggu pertama aku bertugas di SMP Negeri 2 Pagedangan, yang aku lakukan adalah melakukan pengamatan mengenai kedisiplinan siswa. Hal ini aku lakukan karena kedisiplinan merupakan modal utama meningkatkan kualitas sekolah setelah sarana dan prasarana. Hasil pengamatanku, menunjukkan bahwa 89 % siswa kurang memiliki kedisiplinan. Setelah aku membaca biodata siswa dan ada beberapa siswa yang aku datangi ke rumahnya, ternyata penyebabnya adalah ketiadaan biaya transportasi ke sekolah. Kondisi ekonomi orang tua mereka termasuk pada strata bawah (kurang mampu).

Kenyataan ini, menjadi pemikiranku. Oleh karena itu, aku mencari alternatif pemecahannya dengan membaca beberapa buku dan mengunjungi berbagai situs, tentang kecakapan hidup.

Seiring dengan pengembaraan di dunia maya, melalui e-mail aku sharing dengan seorang penulis buku yang telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI: Jaya Suprana), yaitu Ibu Melly Kiong dengan “Rumah Moral” nya. Beliau menawarkan sebuah konsep pendidikan kecakapan hidup melalui kegiatan pembuatan jepit rambut.

Konsep ini aku tangkap sebagai salah satu upaya membantu siswa menghadapi masalah transportasi, seiring digulirkannya ”Pendidikan Kecakapan Hidup Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Mental Juang dan Kewirausahaan”.

Kemudian aku konsultasi dinas. Setelah mendapatkan arahan dan izin maka aku mengeluarkan instruksi pelaksanaan pembuatan jepit rambut sebagai salah satu bagian dari pendidikan kecakapan hidup di SMP Negeri 2 Pagedangan. Kelengkapan dasar jepit rambut adalah limbah kain, yang diperoleh dari pabrik pakaian jadi di wilayah Tangerang.

Pembuatan jepit rambut tersebut merupakan alternatif awal. Hasil penjualannya akan dibelikan 70 (tujuh puluh) buah sepeda sebagai sarana transportasi untuk 14% dari 89% siswa kurang mampu.Jika target sudah tercapai maka kegiatan terus dikembangkan untuk membantu hal-hal lain yang menunjang pendidikan mereka selama sekolah di SMP Negeri 2 Pagedangan. Sebab, jika hanya mengandalkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) saja tentu sangat kurang memadai.

Adapun tahapan kerja yang aku lakukan adalah, menyusun perencanaan pembuatan jepit rambut, menyusun struktur organisasi melakukan koordinasi dengan Pembina Kesiswaan, Ketua Program Peningkatan Kualitas Non Akademik, Humas, Pengampu Mata Pelajaran Keterampilan, mencari modal awal untuk membeli bahan produksi. Alhamdulillah, Ibu Melly Kiong berhasil mendapat donasi 1000 (Seribu Ringgit) dari seseorang berkewarganegaraan Malaysia yang memiliki kepedulian dan komitmen di dunia pendidikan. Kemudian mencari pabrik pakaian jadi yang bersedia memberikan limbahnya untuk pembuatan jepit rambut. Alhamdulillah, jaringan kerja Ibu Melly Kiong menyanggupi akan memberi kain limbahnya secara teratur dan terus menerus. Setelah ada kesanggupan dengan pabrik yang dimaksud, kemudian memilih, menetapkan pembimbing/instruktur pembuatan jepit rambut. Kemudian memberikan pelatihan kepada calon pembimbing/instruktur. Instruktur calon pembimbing/instruktur pembuatan jepit rambut adalah ibu Melly Kiong. Setelah itu menyusun jadwal kegiatan. Pembuatan jepit rambut dilaksanakan setiap hari Sabtu, pukul 11.00 – 12.00 WIB setelah kegiatan pengembangan diri dan ekskul. Adapun tempatnya di selasar ruang belajar siswa, karena belum memiliki bengkel kerja yang memadai. Mempersiapkan bahan-bahan, yaitu: kerangka jepit rambut, lem batangan khusus untuk menempel bahan, alat penempel pola jadi, kain limbah dari pabrik, jarum, benang, gunting, kertas karton untuk membuat pola.

Kegiatan dimulai pada awal bulan Agustus 2010. Setelah jadi, maka jepit rambut dipasarkan. Tag untuk memasarkan jepit rambut, yaitu :

“KAMI TIDAK MEMINTA TETAPI BELILAH PRODUK KAMI, SUPAYA KAMI DAPAT SEKOLAH”.

Pada awalnya, pemasaran aku dan ibu Melly Kiong lakukan di tempat kegiatan pameran, seminar, workshop. Ketika pertama kali mengikuti pameran, aku dan ibu Melly Kiong bertemu dan berkenalan dengan beberapa peserta pameran dan pengunjung yang memiliki kepedulian serta komitmen di dunia pendidikan, dari sanalah kami membangun jaringan komunitas program pendidikan kecakapan hidup yang saling bersinergi memasarkan produk dalam bentuk paket, antara lain paket dengan hasil dari Yayasan Anak Down Sindrom Indonesia, Yayasan Kanker Dharmais Jakarta, Sekolah Tuna Rungu Wicara dari Wonosobo dan beberapa sekolah di luar Jawa.

Adapun, untuk pemasaran di luar kota dan luar Jawa ditangani secara langsung oleh Ibu Melly Kiong, Komunitas Sepeda Indonesia “Bike To Work Indonesia Wilayah Tangerang”, dan Alumni ITS & UI.

Pada bulan Mei 2010 SCTV meliput pembuatan jepit rambut di SMP Negeri 2 Pagedangan. Bulan Mei 2011, Aku, Bike To Work dan Ibu Melly Kiong diundang RRI Pusat Programa 2 FM untuk dialog interaktif dengan para pendengarnya perihal pelaksanaan pembuatan jepit rambut di SMP Negeri 2 Pagedangan. Bulan Juni 2011, TV Binus mengundang kami untuk mengisi acara streaming dunia pendidikan. Acara tersebut di upload di Internet, RRI Programa 2 FM, Selain itu kegiatan pembuatan jepit rambut di SMP Negeri 2 Pagedangan dimuat di Tabloid Pro Tangerang, Indonesian Student dan Pendidikan Indonesia.

Alhamdulillah, hari berganti hari, bulan berganti bulan, makin lama jepit rambut semakin laku, dibeli oleh beberapa perusahaan yaitu: Garuda Food, Innaco, Tupperware dan pebisnis lainnya. Bahkan ada yang sudah menggunakan sebagai souvenir pengantin.

Subhanallah, seiring dengan berjalannya waktu, pameran dan pemasaran terus dilakukan di beberapa tempat dan berbagai acara. Pada kesempatan lain, komunitas alumni ITS & UI memberi satu buah sepeda lipat hasil produksinya yang secara ceremonial diberikan di Gedung D Kemendiknas pada tanggal 28 Oktober 2010. IGI (Ikatan Guru Indonesia) memberi dua buah sepeda, diberikan oleh bapak Habe Arifin bertepatan dengan Konggres IGI pertama tanggal 23 Juni 2011 di Kemendiknas. Bike To Work memberi 15 sepeda. Secara ceremonial, pemberian sepeda dari Bike To Work dilaksanakan pada tanggal 25 September 20111 di Kemenpora bersamaan dengan peluncuran 1000 sepeda untuk sekolah. BNI memberi 26 sepeda. Secara ceremonial, dilakukan di sekolah bertepatan dengan upacara bendera pada hari Senin 3 Oktober 2011. Dihadiri oleh pejabat BNI Ibu Uti beserta stafnya. Adapun dari dinas pendidikan selain sahabat-sahabat kerja SMP Negeri 2 Pagedangan, dihadiri oleh Kabid didampingi oleh Kasi SMP dan oang tua calon penerima sepeda.

Sa’at aku menulis tulisan ini, SMP Negeri 2 Pagedangan sudah memiliki 44 sepeda dan sudah diberikan kepada siswa SMP Negeri 2 yang kurang mampu.

Kegiatan tersebut memberikan dampak yang sangat luar biasa, tidak saja meningkatkan kedisiplinan siswa namun di sisi lain berhasil menumbuhkan fenomena teguhnya mental juang dan kewirausahaan siswa, terutama siswa penerima sepeda. Siswa tersebut menjadi lebih rajin mengikuti pembelajaran. Hal ini diikuti oleh siswa lainnya. Sejak sa’at itu, kedisplinan seluruh warga SMP Negeri 2 Pagedangan meningkat.

Ada satu filosofi dari Pengawas Pendidikan Kabupaten Tangerang, yaitu : Ayahanda Drs. H. Wawan Setiawan, M.Si. Beliau menyampaikan, bahwa: “Sepeda boleh Rusak atau Hilang, Namun Mental Juang & Kewirausahaan, Tetap Harus Diteguhkan Walau Tidak Mudah Semudah Membalik Telapak Tangan”. Beliau berharap, Siswa SMP Negeri 2 Pagedangan tidak hanya sekedar mampu membuat jepit rambut namun lebih dari pada itu, yaitu teguhnya mental juang serta munculnya jiwa-jiwa wirausaha yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan segala potensi, inovasi dan kreativitasnya.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Pengawas Pembina SMP Kabupaten Tangerang, ayahanda Drs. H. Eman Suherman, M.Si, yaitu “jika segenap siswa memiliki keteguhan mental juang dan jiwa wirausaha maka dapat dipastikan kelak akan menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas”. Amiiin !!!

Sebelum ku akhiri tulisan ini, aku ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa apa yang aku lakukan bukan sesuatu yang sangat besar ataupun juga bukan sesuatu yang luar biasa dan bukan pula sesuatu yang penting, apalagi suatu prestasi. Hal ini adalah hasil kerja penuh ketulusan tanpa pamrih dari seluruh sahabat-sahabat kerja SMP Negeri 2 Pagedangan.

Aku berharap tulisan ini menjadi inspirasi bagi para sahabat yang telah berkomitmen dan mendedikasikan dirinya pada dunia pendidikan di dalam rangka meneguhkan mental juang dan kewirausahaan siswa agar menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, yang kelak pada gilirannya akan mengharumkan nama bangsa. Amiiin

KIDHUNG RINDU UNTUK AYAH

Kidhung rinduku

Mengiring hati berselimut pilu

Menoreh jiwa bersayat sembilu

Melayang angan di masa lalu

Bayang ayah melilit kalbu

Memendar rindu mengharu biru

Merentang asa merengkuh kalbu

Mengharap fatamorgana memutar waktu

Duhai hati yang rindu

Bimbing daku ingat Tuhanku

Karena hanya kepadaNyalah daku mengadu

Memohon pengampunan untuk ayahku