07 Oktober 2007

Begitu susah-kah bersekolah ?

From: Mamay Kamaludin Sent: Wednesday, October 03, 2007 9:04 AMTo: Aditya Dharma ; Carolina S ari ; Deasy Ariani ; Desiree Desiree ; Evy Akmal ; Gusman Yahya ; Jalu Noor Cahyanto ; Joko Basoeki ; Juni Sinta Ekaningsih ; Kartika Yulianti ; Nurhasanah Nur ; Obert Hoseanto ; Raymond Setiawan ; Riris Lumban Tobing ; Rosal Rusud ; Srie Sety adi ; Susilowati Susilowati ; Syeron Syahril ; Tatang Suratno ; Wendy ArmunandoSubject: FW: Begitu susah-kah bersekolah ?
Ini kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau B eli tong,Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya ny ari srubuh dan kalau malam j adi kandang ternak. Sekolah itu ny ari s ditutupkarena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.Pada h ari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlahmurid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskahpidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibumendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. ''Mohonagar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada diBangka ,'' mohon sang ibu. Semua gemb ira . Harun, nama anak itu,menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak j adi ditutup walausepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau B eli tong itu diangkat dalamnovel dengan judul 'Laskar Pelangi' oleh Andrea H ira ta, salah satud ari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat ceritabagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segalaketerbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing,atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubanghingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.Kisah yang t adi nya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampumenginsp ira si banyak orang. Seorang ibu di Bandung , misalnya,mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebutdiangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangikini bertobat dan keluar d ari jerat narkoba. ''Setiap malam sayamendengar suara tangis d ari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip,dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia j adisemangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagaipecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi,'' ungkapWindarti Kosasih, sang ibu.Sementara Sisca yang h adi r di Kick Andy mengaku setelah membaca novelitu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yangselama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsungterinsp ira si untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolahmiskin di beberapa tempat. ''Saya kagum karena anak-anak yangdiceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itujauh d ari memadai,'' ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untukbersaksi.Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatankenangannya terhadap masa kecilnya di B eli tong. Dia selalu teringatsahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokohLintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidupdalam kemiskinan. Setiap h ari Lintang harus mengayuh sepeda tua yangsaering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkanharus melewati sungai yang banyak buayanya.Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, sepertiyang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintangbahkan tak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan tidak mampumembiayai. ''Lintang adalah sosok yang menginsp ira si saya. Karenaitu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang,'' ujar Andrea, yangsekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah keSorbonne, Prancis.Tim Kick Andy yang mendatangi kampung tempat SD itu berdiri, diB eli tong, berhasil 'menemukan' beberapa d ari tokoh anak-anak di dalamnovel tersebut. Mereka kini sudah dewasa. Namun kenangan tentang masakecil itu sangat kuat membekas. Terutama pada ibu guru Muslimah yangsangat mereka cintai. ''Buku Laskar Pelangi memang saya persembahkanuntuk Ibu Mus yang sangat tabah dan pantang menyerah dalam mendidikkami,'' ujar Andrea.Maka sungguh men ari k menyaksikan bagaimana Kick Andy mempertemukanAndrea dengan Ibu Guru Muslimah di studio Metro TV. Apalagi ketika BuMus membawa barang-barang yang mempunyai kenangan tersendiri bagiAndrea dan teman-teman kecilnya dulu di kampung. Kenangan yangdiceritakan kembali oleh Andrea dengan jenaka. Juga termasuk d ari manaAndrea mengambil nama yang dipakainya hingga sekarang ini.Sungguh sebuah novel -- yang diangkat d ari kisah nyata -- yang sangatmenggugah. Novel yang membuat siapa pun yang membaca akan merasabersalah dan berdosa jika tidak mensyukuri hidup. Itu pula sebabnyasutradara Riri Reza dan Produser M ira Lesmana tert ari k untukmengangkat kisah ini ke layar film.Tayang MetroTV Kamis, 04 Oktober 2007 22.05 WIB dan Minggu pukul15.05 WIB